10. Keributan di pasar

1120 Words
Seorang pria berpakaian bagus dan seorang pria kulit hitam berpakaian lusuh berdiri di tengah panggung. Rosabella mengajak Rowenda untuk melihatnya. "Ini perdagangan b***k," bisik Rowenda. "Eh." "Dulu saya pernah ada di sana untuk diperjual belikan." "Aku tebak. Adriel yang membelimu, bukan?" "Benar. Tapi setidaknya saya bersyukur bisa keluar dari penjara pedagang itu." Rosabella menyapu pandangannya ke sekelilingnya dan ia terkejut melihat Adriel duduk di salah satu kursi di sekitar panggung. Mata gadis itu menyipit memperhatikan Adriel. "20 pound," teriak Adriel ketika pria itu menawar b***k yang dijajakan oleh pedagang itu. "25 Pound," seru pembeli lainnya, karena tidak ada yang menawarnya lagi, b***k itu diberikan kepada pembeli dengan penawaran tertinggi. Adriel terlihat sangat kesal. Pedagang b***k itu memiliki tubuh tinggi, wajahnya berjenggot tipis, dan rambutnya hampir dipenuhi oleh uban. Seorang b***k pria kulit putih, agak kurus, wajahnya kotor, dan masih muda naik panggung. "10 pound,"teriak seorang pria di samping Adriel. Rosabella memperhatikan b***k itu dan wajah pria itu sudah tidak asing lagi. Ia mencoba untuk mengingatnya di mana ia pernah bertemu dengannya. Rosabella menyadari sesuatu dan ia memutar bola matanya. Terkejut. "Caleb Gunn,"gumamnya. "Apa My Lady kenal dengan b***k itu?"tanya Rowenda penasaran. "Dia salah satu kenalanku, tapi bagaimana ia bisa ada di sini dan berakhir sebagai b***k?" Caleb Gunn adalah salah satu rekannya dan anggota The Valkryies dari Amerika, tapi Rosabella tidak tahu apa yang terjadi kepada pria itu. "100 pound," teriak Rosabella. Adriel terkejut melihat Rosabella menawar b***k dengan harga yang sangat tinggi, tapi gadis itu tidak mempedulikan tatapan terkejut Adriel. Ia memilih pura-pura tidak tahu tentang keberadaan Adriel di sana. Budak yang ditawar oleh Rosabella juga ikut terkejut melihat wanita yang dikenalnya. Mata abu-abunya membelalak lebar. Tidak ada seorang pun yang berani menawar dari 100 pound dan b***k itu jatuh ke tangan Rosabella. Tanpa sepengetahuan siapa pun ada seorang pria yang sedang memperhatikan Rosabella dari kejauhan bersembunyi diantara kerumunan orang. Asap cerutu keluar dari mulutnya. Pandangan matanya tidak pernah terlepas sedikit pun darinya. Lady Rosabella langsung membayar b***k yang dibelinya dan membawa Caleb menjauh dari sana, tapi tiba-tiba seorang pria yang sejak dari tadi mengikutinya menangkapnya dari belakang. Rowenda yang berjalan di samping Rosabella berteriak sangat keras sampai semua orang yang ada di pasar itu melihat ke arah mereka. "Sial!"kata pria tidak dikenal itu. Lady Rosabella melawannya dengan menonjok perut pria itu dengan siku tangannya sekeras mungkin membuat pria itu meringis kesakitan dan tangannya terlepas dari tubuh gadis itu. Rosabella berbalik menghadap pria itu dan menonjok wajahnya sampai pria itu tersungkur jatuh. Tentu saja hal itu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya dan menjadi tontonan gratis. Saat pria itu akan bangkit lagi, Rosabella langsung meninju wajahnya sekali lagi. Darah segar mengalir dari sudut pria itu. "Siapa kamu? Dan apa maumu?"tanya Rosabella. Pria itu tidak menjawabnya dan ia berhasil berdiri dengan menahan rasa sakit. "Kamu harus mati." "Coba saja kalau kamu bisa!"tantang Rosabella. Pria itu sudah mengambil ancang-ancang akan kembali menyerang Rosabella, tapi Adriel datang menyerang pria itu dan perkelahian pun tak terelakan. Terdengar sorak sorai dari pengunjung pasar. Ada yang menyemangati Adriel dan pria asing itu untuk memenangkan pertarungan. Adriel yang sudah terbakar napsu amarah menghajar habis-habisan pria itu sampai tak sadarkan diri dan kerumunan orang mulai membubarkan diri. Pertunjukkan telah usai. Rosabella segera menghampiri pria itu, tapi segera dihalangi oleh Adriel. "Lepaskan tanganku!" Rosabella menyentakkan tangan Adriel sampai terlepas. Ia memeriksa lengan pria itu dan ia melihat tanda tengkorak hitam di lengannya. "The Black Skulls,"gumamnya. "Apa yang kamu katakan?"tanya Adriel. "Bukan apa-apa." Adriel memandang kesal kepada Rosabella. Ia berkacak pinggang dan dan dagunya sedikit terangkat. "Seharusnya kamu tidak berada di sini. Ini bukan tempatmu. Lihat keributan yang sudah kamu perbuat." "Itu bukan urusanmu. Tadi aku bisa menanganinya sendirian. Aku tidak butuh bantuanmu." "Sombong sekali." Adriel melirik kepada pria besar dengan kepala botak yang masih tidak sadarkan diri. "Kamu tidak akan bisa melawannya, karena kamu wanita. Kamu tidak punya cukup tenaga untuk melawannya." "Kamu sudah meremehkan aku. Kamu tidak tahu aku yang sebenarnya." Adriel mengakui kalau Rosabella memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan ia merasa senang gadis itu baik-baik saja. Adriel tadi sempat cemas melihatnya disakiti oleh pria tak dikenal. Ia tidak rela, jika ada pria lain yang menyentuhnya, karena Adriel sudah mengklaim Rosabella sebagai miliknya. Apa yang sudah menjadi miliknya maka tidak seorang pun yang boleh mengambilnya. "Sepertinya aku sudah salah menolongmu." "Akhirnya kamu mengerti juga, Lord Adriel." Caleb memberikan tali kepada Rosabella. "Sebaiknya pria itu diikat sebelum kembali sadar." "Kamu benar." Mereka berdua mengikat pria itu. "Sebaiknya aku memanggil polisi," kata Rowenda. Pelayan itu pergi menuju kantor polisi yang tidak berada jauh dari pasar. Setelah dua orang polisi datang, pria asing itu segera dibawa ke penjara. Rosabella, Rowenda, dan Caleb meninggalkan pasar, sedangkan Adriel kembali melakukan lelang b***k. *** Kereta kuda yang membawa Rosabella tiba di estat Duke of Sconce. Ia cepat-cepat turun dari kereta di bantu oleh seorang pelayan pria yang sudah menunggunya di depan pintu masuk. "Rowenda, simpan semua sepatuku di kamar. " "Baik. My Lady." Rowenda masuk dengan membawa banyak dus sepatu sekaligus, lalu Rosabella membawa Caleb menemui kakeknya. Pria itu masih nampak takut dan bingung. Itu terlihat jelas dari wajahnya yang sangat tirus. Rosabella sangat yakin, Caleb kurang makan sejak jadi tahanan pedagang b***k. "Ikuti aku!"katanya. Caleb mengikuti Rosabella menemui Arthur yang berada di ruang kerjanya dan pria tua itu memang ada di sana sedang menulis di secarik kertas. Arthur terkejut melihat cucunya datang bersama pria muda asing dan nampak kotor. "Siapa dia?" "Ini Caleb Gunn. Salah satu anggota The Valkryies dari Amerika. Dia juga salah satu rekanku." Arthur membetulkan lensa kacamatanya yang sudah melorot ke bawah hidung. Ia memperhatikan Caleb dengan seksama dan sesaat merasa tidak percaya pemuda lusuh di depannya adalah anggota The Valkryies. "Apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Arthur. Rosabella menceritakan pertemuannya dengan Caleb di pasar. "Jadi diperdagangkan sebagai b***k?" "Benar. Jadi aku membelinya dengan harga tinggi untuk membebaskannya." Arthur mengangguk mengerti. "Lalu apa ada yang terjadi lagi di sana?" "Salah satu anggota The Black Skulls mencoba menangkapku atau mungkin membunuhku." Arthur membelalakkan matanya. "Aku baik-baik saja. Kakek tidak perlu cemas. Adriel sudah menolongku." "Adriel?" "Iya secara tidak sengaja aku bertemu dengannya di pasar dan dia menolongku menghajar pria itu sampai babak belur dan pingsan. Sekarang pria itu sudah berada di kantor polisi." "Aku tidak suka kamu dan Adriel menjadi dekat. Pasti kamu tahu apa maksudku." "Aku tahu." "Aku juga tidak ingin Adriel mendapat masalah dan hidupnya dalam bahaya karena aku." "Bagus kalau kamu sudah mengerti." Arthur kemudian memperhatikan Caleb yang belum bicara sedikit pun. "Apa yang terjadi padamu?" "Aku datang ke sini atas perintah seseorang," kata Caleb. "Siapa ?" "Evander Allen." "Apaa?!"seru Rosabella dan Arthur bersamaan. "Dia memaksaku untuk menemui kalian di sini."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD