3. Pesta Dansa

1127 Words
Adriel mulai menikmati suasana pesta dari sana. Kedua tangannya disilangkan ke belakang. Beberapa nama tamu masih diumumkan dan Adriel memperhatikan siapa yang datang. Entah kenapa ia berharap yang datang itu adalah si gadis pohon Cherry. Senyuman terulas di wajahnya yang tampan. Hatinya menghangat ketika mengingatnya. Adriel merasa kecewa yang datang bukan si gadis pohon Cherry, tapi Angelica Hallbrook Marchioness of Blackmore dan suaminya, Ernesto Hallbrook, Marquess of Blackmore. Ia sudah lama tidak bertemu dan berbincang-bincang dengan mereka padahal estat mereka jaraknya tidak terlalu jauh dari kastilnya. Bisa dikatakan mereka tetangga terdekatnya Adriel sempat mendengar desas-desus tidak enak tentang pasangan suami istri Hallbrook. Usaha mereka dibidang perkapalan mengalami masalah sehingga terlilit banyak hutang dan dikabarkan usaha mereka bangkrut, tapi sepertinya mereka sudah bisa mengatasi masalahnya. Ada yang mengatakan Ernesto menjual beberapa aset berharganya untuk menutupi hutang-hutangnya. Setahu Adriel, mereka tidak begitu banyak aset untuk dijual dan tidak bisa menutupi hutangnya. Mereka hanya memiliki dua estat termasuk estat yang mereka tinggali dan satu lagi berada di Brimingham, karena lima estat mereka sudah terjual dan ia salah satu yang membelinya. Tanah seluas 30 hektar pun sebagian sudah dijual untuk melunasi hutang berjudinya dan hanya tinggal 15 hektar lagi. Adriel jugalah yang membeli tanah itu. Itu terjadi tiga tahun yang lalu. Ayah Ernesto dulunya salah satu orang terkaya di London. Setelah ayahnya meninggal, Ernesto mewarisi semua harta kekayaanya termasuk gelar kebangsawanannya. Sifat buruk Ernesto yang suka berjudi sudah menghabiskan sebagian harta warisannya. Adriel merasa heran akan hal itu atau mungkin mereka punya cadangan harta lain untuk mereka jual. Pasangan suami istri Hallbrook mulai membaur dengan beberapa tamu lainnya. Tamu yang datang berikutnya adalah si tua Arthur Ridgely, Duke of Sconce. Adriel ingat dengan pria tua itu yang sudah menjadi salah satu partner bisnisnya di bidang pembangunan jalur kereta api beberapa tahun lalu. Selain itu Arthur juga seorang kepala departemen kepolisian London. Arthur datang bersama seorang wanita muda yang nampak sangat anggun dan juga... Mulut Adriel ternganga lebar, karena terkejut melihat wanita muda bersama si tua Ridgely. Si gadis pohon Cherry yang ia harapkan datang ke pesta ini. Itulah sebutan Adriel untuknya, karena ia tidak tahu namanya. Gadis itu sudah membuatnya sangat penasaran. Ia juga merasa penasaran hubungan diantara mereka berdua, karena setahu Adriel, pria tua itu hanya mempunyai seorang anak laki-laki yang sekarang tinggal di Lancester dan belum menikah, jadi gadis pohon itu tidak mungkin cucunya. Matanya selalu mengikuti kemana pun gadis itu pergi. Adriel menghampiri mereka yang sekarang sedang mengobrol dengan salah satu tamu, tapi langkahnya tertahan oleh panggilan Marcus. "Adriel, senang bisa melihatmu di sini." "Pestamu sangat meriah. Terima kasih atas undanganmu." "Aku tahu pasti kamu akan datang. Kamu sudah banyak melewati season, jadi apa kamu sudah menemukan wanita yang menarik perhatianmu? Sudah saatnya kamu menikah lagi." Tatapan Adriel kembali tertuju kepada si gadis pohon Cherry yang sekarang telah di dekati oleh seorang pria untuk diajaknya berdansa. Gadis itu menerima ajakannya. Ia merasa kesal, karena telah didahului oleh pria lain, tadinya Adriel ingin mengajaknya berdansa. "Aku rasa sudah menemukannya." Alis Marcus terangkat sebelah, merasa tertarik siapa wanita yang sudah menarik perhatian Duke of Windshire diantara para tamunya. Marcus mencoba mengikuti pandangan mata Adriel yang tertuju ke lantai dansa mungkin salah satu wanita yang sedang berdansa itu telah mencuri perhatian Adriel. "Itu sangat bagus. Siapa kalau aku boleh tahu?" "Wanita muda yang datang bersama dengan Duke of Sconce." "Ah,"serunya. Marcus mengakui kepintaran Adriel dalam memilih seorang wanita. Siapa pun di antara para tamunya sudah mengenal gadis itu. Banyak pria lajang yang memilih gadis itu untuk dijadikan istri di season-season sebelumnya, tapi sayangnya gadis itu menolak semua lamaran yang datang kepadanya. "Apa kamu tahu siapa dia?" Marcus mendelik tidak menyangka Adriel tidak mengenalnya. Tentu saja Adriel tidak tahu, karena tidak pernah mengikuti season sebelumnya. "Itu Lady Rosabella Shaelyn Maxwell. Cucu sepupunya Arthur." "Cucu sepupunya? Aku tidak tahu kalau Lord Ridgely masih punya sepupu bukannya hampir seluruh keluarganya meninggal gara-gara wabah cacar." "Entahlah tapi itu yang dikatakannya kepadaku sewaktu memperkenalkan Lady Rosabella kepadaku di awal season. Lord Ridgely masih mempunyai seorang sepupu yang tinggal di Amerika." "Amerika?" "Iya. Lady Rosabella orang Amerika. Dia datang ke London lima tahun yang lalu dan ini season ke-5 yang diikutinya." "Benarkah?"" "Lady Rosabella memang sangat cantik dan dia menjadi salah satu wanita yang diincar oleh para pria lajang di setiap seasonnya, tapi sayangnya gadis itu selalu menolak lamaran yang datang kepadanya. Duke of Sconce adalah wali gadis itu." Sekali lagi ia melihat ke arah Lady Rosabella yang masih berdansa. Gadis itu memang cantik dan mempesona tidak heran banyak pria lajang yang menginginkannya. Tubuhnya ramping dan berlekuk, kulitnya seputih krim itu terlihat dari bahunya yang sedikit terbuka, rambutnya berwarna coklat bergelombang, dan warna matanya seperti madu yang meleleh. Adriel tidak bisa melupakan tatapan matanya saat ia melihatnya pertama kali di bawah pohon Cherry, di bawah kukungan tubuhnya. Gerakan tubuhnya begitu gemulai ketika berdansa. "Paman Marcus," panggil Lady Lisbeth yang baru saja bergabung di pesta. Sontak keduanya menoleh ke arah suaranya. "Lihat dirimu! Kamu sangat cantik,"kata Marcus sambil memutar-mutar tubuh keponakannya. Lady Lisbeth kelihatan cantik dengan balutan gaun ungunya. Tatapannya tertuju kepada pria di sebelah pamannya. Gadis itu nampak malu-malu saat melihatnya. "Kenalkan ini Adriel Boswell, Duke of Windshire dan Adriel ini keponakanku, Lisbeth." Lady Lisbeth agak terkejut bahwa pria itu Duke of Windshire yang sedang dibicarakan banyak orang sekarang ini. Ternyata apa yang dikatakan oleh orang-orang mengenai ketampanannya adalah benar. Lady Lisbeth membungkuk dan memberi salam. "Selamat malam, Yang Mulia! Senang bisa bertemu dengan Anda di sini." Adriel meraih tangannya dan menciumnya. Ia tidak menyangka, Marcus juga memiliki keponakan yang sangat cantik. "Bagaimana kalau kalian berdansa?"tanya Marcus. "Maafkan aku paman, tapi aku tidak bisa berdansa dengannya, karena tadi sudah ada seorang pria yang mengajakku berdansa dan aku sudah menerimanya sebelum aku ke sini." "Baiklah. Jangan membuat pria itu menunggumu." "Maaf Yang Mulia," kata Lady Lisbeth, lalu beranjak pergi. "Aku berharap kalian bisa berdansa," kata Marcus. "Aku bisa berdansa dengan wanita lain." Adriel tersenyum, lalu ia melihat pasangan suami istri Hallbrook berada tidak jauh darinya. "Permisi sebentar!"kata Adriel kepada Marcus. Adriel menghampiri Ernesto dan istrinya yang sedang menikmati segelas wine bermaksud menyapanya, karena sebagai tetangga terdekat mereka, Adriel tidak pernah menyapanya selama tiga tahun terakhir ini. Sang istri tertawa cekikikan entah apa yang mereka bicarakan. "Selamat malam!" Mereka terkejut melihat Adriel dan nampak gugup. Sang Marchioness tersedak oleh minumannya. "Kenapa kalian begitu terkejut melihatku?" "Tidak ada apa-apa. Hanya saja kami tidak menyangka Anda akan datang,"kata Sang Marchionnes. "Bagaimana kalian?" "Kabar kami baik- baik saja." "Aku senang mendengarnya sepertinya bisnis kalian sudah berjalan lancar kembali." "Ya begitulah,"kata Ernesto yang masih nampak gugup dan itu tidak lepas dari perhatiannya. Adriel merasa ada sesuatu yang mereka sembunyikan yang tidak ingin diketahui oleh siapa pun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD