4. Rosabella

1042 Words
Adriel mengerutkan keningnya, memperhatikan sikap aneh pasangan suami istri Hallbrook yang nampak gugup. "Apa kalian baik-baik saja?" "Kami baik-baik saja," jawab Ernesto cepat. "Sungguh?" "Iya memangnya kenapa?"tanya Ernesto. "Kalian berdua nampak gugup dan seperti tidak suka bertemu denganku." "Itu hanya perasaan Anda saja, Yang Mulia." "Baiklah." Meskipun Adriel merasa tidak puas dengan jawaban Ernesto, karena ia yakin mereka menyimpan suatu hal yang berhubungan dengan dirinya yang tidak ingin Adriel ketahui. Tapi apa? Pikir Adriel. "Maaf Yang Mulia. Kami harus segera pergi." "Acara pestanya baru dimulai dan kalian juga baru datang." "Aku teringat ada urusan yang harus kuselesaikan." "Baiklah." Ernesto dengan tergesa-gesa pergi sambil menyeret istrinya menerobos kerumunan para tamu. "Ada apa dengan mereka?" gumamnya. Adriel berbalik dan menemukan Marcus di belakangnya dengan tersenyum lebar. Kedua tangannya disilangkan ke belakang. Entah sejak kapan pria itu ada di belakangnya. "Apa ada masalah?"tanyanya. " Entalah. Tadi aku menyapa Ernesto dan istrinya sepertinya mereka nampak sangat gugup melihatku." "Mungkin mereka terkejut tiba-tiba melihatmu di sini." Adriel mengangkat bahunya. "Mungkin saja." Marcus mengambilkan minuman dari pelayan yang lewat dan memberikannya kepada Adriel. "Mari kita bersulang!" Adriel meminumnya dalam sekali teguk. Wajahnya mengernyit akan rasa yang kuat dari wine yang ia minum. Musik dansa telah selesai dimainkan. Gadis itu kembali menghampiri Duke of Sconce yang sedang duduk bersama Marissa Orleando, Marchioness of Wallmore seorang janda kaya yang baru mewarisi harta suaminya satu bulan yang lalu. Wanita itu memakai gaun abu-abu dan perhiasan-perhiasan mahal menempel di setiap bagian tubuhnya. Adriel mendengarnya dari Jonah, kepala pelayannya saat Jonah menghadiri upacara pemakaman suaminya. Alexandra, almarhum istrinya pernah terjadi perselisihan dengan Marchioness of Wallmore, karena tuduhan tidak masuk akal. Ia menuduh Alexandra selingkuh dengan suaminya. Tentu saja Adriel tidak menerima begitu saja tuduhannya. Alexandra adalah wanita baik dan terhormat. Tuduhan Marissa tidak beralasan. Itu hanya kecemburuannya, karena Alexandra sering bertemu dengan suaminya dikastil Boswell, tapi itu karena Adriel sering memanggilnya datang untuk urusan bisnis. Wanita itu tetap beranggapan suaminya berselingkuh dengan Alexandra, bahkan sampai sekarang setelah 5 tahun kematiannya. Tentu saja Adriel tidak mudah percaya, karena ia tahu siapa istrinya. Adriel sudah mengenal Alexandra sejak umur mereka 10 tahun dan banyak melewati waktu bersama. Ini kesempatan untuk Adriel untuk berkenalan secara resmi dengan si gadis pohon Cherry. Ia kembali merapikan pakaiannya. Kehadirannya pertama kali di sadari oleh Countess Wallmore yang memandangnya tidak suka. "Selamat malam!" "Selamat malam!"sapa Arthur. "Sudah lama kita tidak bertemu, Lord Ridgely." "Ini suatu kejutan. Tak kusangka akhirnya kita bisa bertemu lagi di sini. Sepertinya Anda terlihat sehat-sehat saja setelah sekian tahun tidak menampakan diri di khalayak umum." "Aku sibuk mengurus perkebunanku." "Ah." "Anda juga sehat-sehat saja." "Aku selalu menjaga kesehatanku. Aku sudah tua, Adriel." "Aku bisa melihatnya, tapi masih terlihat tampan seperti sewaktu masih muda dulu." "Jangan menyindirku! Ketika aku muda, kamu belum lahir. Bagaimana perkebunanmu? Apa baik-baik saja setelah terjadi badai beberapa hari yang lalu?" "Sekarang perkebunanku baik-baik saja meskipun aku mengalami kerugian cukup besar, tapi masih bisa kuatasi." "Itu bagus." Adriel kemudian melirik ke arah gadis pohon Cherry di samping Marissa yang memandang Adriel dengan tatapan tidak suka. Ia pikir Lady Marissa masih menyimpan rasa marah kepadanya. Pupil mata Rosabella membesar, terkejut melihat kehadiran Adriel di sini. Adriel menunggu Lord Ridgely memperkenalkan gadis itu kepadanya. "Ah kenalkan ini Lady Rosabella Shaelyn Maxwell, cucuku dari Amerika. Shae, ini adalah Lord Adriel Graham Boswell, Duke of Windshire." "Selamat malam Yang Mulia! Senang bisa bertemu dengan Anda lagi, "kata Rosabella sambil mengulurkan tangannya Adriel mencium tangan gadis itu. "Senang bertemu denganmu lagi! Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi di sini." Adriel tersenyum lebar mirip berupa cengiran. Lord Ridgely nampak bingung. Alisnya berkerut. "Apa kalian sudah bertemu sebelumnya?" "Aku bertemu dengannya di bawah pohon Cherry dekat kastilku. Lady Rosabella jatuh dari pohon dan menimpaku yang sedang istirahat." Lord Ridgely langsung menatap tajam gadis itu. Ada rasa tak suka di matanya. Lady Rosabella langsung terdiam. "Aku tidak ingin menganggu pembicaraan kalian. Aku permisi dulu! "kata Marissa. Rosabella tercengang melihat kehadiran Adriel di pesta kali ini. Ia tidak bisa melupakan saat pertama kali mereka bertemu terutama tatapan matanya yang mampu membangkitkan gairah yang sudah lama terpendam. Awalnya ia tidak tahu siapa nama pria itu, Rosabella cukup terkejut dengan identitas pria itu. Sosok Adriel yang besar dan tampan seolah-olah sudah mendominasi seluruh ruangan pesta. Ia berpenampilan tak tercela sedikit pun. Pakaiannya berwarna biru tua dengan kancing-kancing yang mengkilap. Sepatu hitamnya juga disemir sampai mengkilap. Rambut coklatnya di sisir ke belakang dengan sangat rapih. Adriel memang seperti seorang pangeran tampan yang baru saja turun gunung setelah mengisolasi diri selama bertahun-tahun. Mata birunya langsung tertuju kepada Rosabella membuat gadis itu menjadi salah tingkah. "Lady Rosabella, ada yang ingin aku tanyakan. Kenapa Anda berada di atas pohon cherry dekat kastilku?" Rosabella nampak gugup dan ia melirik ke arah kakeknya. Tangannya meremas kedua sisi gaunnya. Ia tidak berani menatap langsung mata Adriel. Ia takut, jika rahasianya akan terbongkar. "Aku...aku hanya sedang menikmati pemandangan dari atas pohon. Hanya itu." Adriel memgerutkan dahinya. "Benarkah?" Rosabella mengangguk dengan cepat. "Kamu seorang Lady seharusnya tidak memanjat pohon." "Itu sudah menjadi kebiasaan cucuku sejak kecil, " kata Arthur. Musik dansa kembali di mainkan. "Apa kamu berdansa denganku?" Rosabella mengulurkan tangannya sebagai tanda ia menerima ajakan Adriel. Para tamu memperhatikan mereka berdansa. Banyak para wanita yang tidak suka, pria incaran mereka berdansa dengan Rosabella begitu pun juga para pria. "Kenapa kamu datang ke London?"tanya Adriel sambil memutar-mutar tubuh Rosabella "Ayahku ingin aku mendapatkan pengalaman baru di London. Ia ingin aku melihat dunia luar jauh dari Amerika." "Hanya itu?" "Iya hanya itu." Adriel kembali memeluk tubuh gadis itu yang sangat pas dalam pelukan tangannya. Rosabella menikmati kehangatan tubuh Adriel. "Kamu sangat cantik." Pujian Adriel membuat wajah gadis itu merona dan memanas. Adriel suka melihat ekspresinya itu, lalu pria itu kembali memutar tubuhnya. "Aku ingin lebih mengenalmu." "Aku harap Anda tidak perlu terlalu mengenal diriku." "Kenapa?" "Karena aku tidak ingin Anda menyesal telah mengenalku." "Apa maksudmu?" "Tidak apa-apa." Musik pun berhenti. Rosabella membungkuk. "Terima kasih sudah mengajakku berdansa." Mereka kemudian menghampiri Arthur yang sedang menunggunya di seberang ruangan. "Maaf sepertinya sudah waktunya kami pulang dan ini sudah larut malam. "Ayo Rosabella!" Rosabella memeluk lengan kakeknya berjalan menuju pintu keluar. Adriel juga memutuskan untuk kembali ke kastilnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD