Berandalan

934 Words
Adel memasuki gerbang SMA Dharma bersama beberapa anak baru lainnya yang juga memakai seragam putih biru sepertinya. Beberapa kakak kelas menggiring mereka ke sebuah lapangan basket. Mereka diperintahkan untuk membentuk barisan di sana. Seorang gadis dengan rambut bob yang berada dalam barisan yang sama dengan Adel tersenyum padanya. “Dini,” sapa gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Seketika Adel merasa terharu. Baru kali ini ada orang yang mengajaknya berkenalan lebih dulu. Mungkin roda kehidupannya memang sudah berputar. ”Adel.” Adel segera menjabat tangan gadis itu penuh semangat. “Lo dari SMP mana?” tanya gadis itu ramah. “Em... SMA Bhakti Surabaya,” jawab Adel. “Eh, lo dari Surabaya?” Dua orang kakak kelas memasuki lapangan basket sambil bercanda kecil membuat perhatian Dini teralihkan. Dini menutup mulutnya dan hampir menjerit. “Itu Kak Nino sama Kak Lani. Ya ampun, mereka tambah keren aja!” kata Dini. Adel menyusuri arah pandang Dini dan menemukan pasangan yang dimaksud Dini. Benar apa kata Dini, dua orang itu bak putri dan putra raja. Yang cewek berambut panjang, langsing dan cantik sementara si cowok sangat tampan, tinggi, dan manis. “Mereka itu kakak kelas gue. Gue udah lama kagum sama mereka. Bahkan gue kerja keras supaya bisa masuk sekolah ini demi mereka,” kata Dini berbinar-binar. Kakak kelas bernama Nino itu membalikkan badan berhadapan dengan para siswa baru sehingga Adel bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas. Adel tercekat. Wajah si kakak kelasnya itu kembali mengingatkannya pada seseorang. Adel memegangi kepalanya yang mulai terasa pusing. Sial! Kenapa semua orang di sini mirip dia! Lupakan dia! Lupakan Adel!  Pukul tujuh tepat, Nino melangkah menuju mimbar lalu menyapa adik kelasnya dengan suaranya yang merdu. “Selamat pagi adik-adik. Selamat datang di SMA Dharma. Perkenalkan saya Nino, saya adalah wakil ketua OSIS dan juga ketua pelaksana acara MOS ini.” “Hei, siapa lo!” Suara teriakan salah satu pengurus OSIS menginterupsi pidato Nino. Perhatian seluruh peserta upacara teralihkan ke pintu gerbang. Seorang pemuda berambut pirang masuk dengan santai sambil meniup permen karet. Adel terkesiap. Itu pahlawannya tadi! Nino terbelalak. Keringat mengalir dari dahinya, tangannya yang memegang kertas gemetaran. Untuk beberapa saat dia hanya diam dan mengamati peristiwa apa yang terjadi. Anton yang badannya paling besar menghampiri si pirang dan menghardiknya. “Apa-apaan rambut lo itu!” Si pirang hanya mengorek kupingnya dengan tak acuh membuat Anton makin meradang. Sebelum Anton melakukan tindakan yang lebih brutal, Nino segera ambil suara. ”Maaf, Kak Anton. Nanti saja sesi hukumannya. Sekarang kita sedang dalam sesi pembukaan suruh dia masuk ke barisan paling belakang saja.” Anton mendengus lalu mendorong si pirang masuk ke barisan paling belakang. Nino menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Semenit kemudian dia mulai berpidato kembali dengan lancar meskipun sebenarnya tangannya masih gemetaran. *** Adel merasa cukup beruntung karena ditempatkan di kelas yang sama dengan Dini di kelas X MIA 2. Mereka pun memutuskan duduk sebangku. Begitu sampai di kelas, beberapa anak menghampiri bangkunya dan berkenalan denganya. Entah mengapa Adel merasa dirinya jadi pusat perhatian di kelas dan hal itu membuatnya merasa sedikit besar kepala. Adel membagi pengalamannya saat terjebak tawuran tadi pagi yang membuat beberapa temannya bergidik. Tentu saja Adel melawatkan bagian di mana dia diselamatkan oleh si pirang. “Lo harus hati-hati. Tetangga kita itu memang babar,” kata salah seoran cowok teman sekelas Adel. Entah siapa namanya Adel sudah lupa walaupun mereka baru saja berkenalan. SMA Nusantara memang berada persis di sebelah SMA Dharma makanya cowok itu menyebut SMA Nusantara dengan istilah tetangga. “Seram sekali,” kata Adel sambil bergidik. Adel merasa bersyukur karena ibunya tidak mendaftarkannya pada SMA itu. Pintu dibanting dengan tiba-tiba sehingga menghasilkan deru keras. Si pirang menjinjing tasnya sembari memasuki ruangan. Suasana menjadi hening seketika. Dilihat dari penampilannya, siapa pun tahu bahwa dia adalah pembuat onar. Si pirang mengambil tempat duduk di pojok ruangan lalu memerhatikan jendela besar di sampingnya. Dia tidak memedulikan siswa lain yang memandangnya sambil berbisik-bisik. “Siapa sih dia? Gayanya lebih pantas jadi anak Nusantara daripada sekolah di sini.”  Adel terkesima. Bukan hanya satu sekolah tapi mereka juga sekelas. Ternyata ada kebetulan semacam ini. Adel diam-diam melirik si pirang. Karena telah dibantu oleh pemuda itu tadi pagi, Adel memiliki pandangan yang berbeda dengan teman kesekelasnya yang lain. Kita tak bisa menilai seserang hanya dari kulit luarnya saja, karena ada banyak alasan dibalik perilaku seseorang. Begitu pikir Adel. Tak beberapa lama kemudian seorang guru berambut agak pitak masuk kelas dan menyapa mereka. Guru wali kelas bernama Sugiono yang mengajar biologi tersebut lalu memanggil nama murid satu persatu untuk mengenalkan diri dan asal sekolahnya. “Adelia Zahra.” Entah kenapa Adel merasa seluruh perhatian kelas tertuju padanya saat namanya dipanggil. Adel berdiri dengan canggung lalu memperkenalkan dirinya. “Apa kabar teman-teman. Nama panggilan saya Adel. Saya dari SMP Bhakti Surabaya.” Adel lalu duduk kembali. Namun Adel tergemap saat mendengar nama yang dipanggil oleh sang guru setelah namanya. “Adira Prasaja.” Adel menahan napas. Tanpa sadar kepala menoleh ke samping di mana si pirang duduk. Si pirang  menopang dagu sambil menatapnya dengan tajam. Tanpa mengalihkan perhatian dari Adel, si pirang mengangkat tangan kirinya ke udara. “Adi, dari SMP Garuda,” jawab pemuda itu. Pak Sugiono mengerutkan keningnya dengan jengkel. “Kenapa kamu pakai tangan kiri?” tanya Pak Sugiono, “dan kenapa rambutmu pirang!” bentak pria paruh baya itu menggelegar. “Saya kidal,” jawab cowok itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari Adel. “dan saya bule.” Jantung Adel berdetak lebih cepat. Ternyata firasatnya salah. Pemuda itu tidak mirip dengan Dira. Dia memang Dira! Adira Prasaja, teman lama yang telah menorehkan luka di hati Adel. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD