Si kembar
"Dek!Ayo berangkat!?"teriak seorang laki-laki yang telah rapi dengan pakaian kasualnya dan menenteng tas punggungnya.
Dari arah kamar atas,seorang perempuan yang memakai seragam putih abu-abu itu menuruni tangga loteng.tiba di anak tangga terakhir didapati kakaknya tengah berdiri sambil bersandar pada tembok dengan menyilang kedua tangannya di d**a.
"lama banget!pasti dandan dulu,mau berapa senti tuh bedak!?"ocehnya.
"iih,a Alfa.siapa yang pake bedak?aku pake skincare!?"protes perempuan itu.
"sama ajalah.yuk berangkat!?"ajaknya berjalan mendahului.
"ish,bedalah!?"sahutnya lagi.
"Nih!?"seru laki-laki yang di panggil Alfa atau Dalfa itu menyodorkan tisu.
"ini apa?"
"udah tahu tisu,pake nanya lagi!?"sarkas nya.
"A,Alfa..Rani juga tahu ini tisu.terus maksudnya buat apa?aku enggak lagi meler!?"ocehnya.
"Tuh,buat bibir kamu yang merah kayak abis makan anak ayam!?"
"ih,apaan sih.anak ayam di bawa-bawa!?"ujarnya meraih tisunya kemudian menghapus lipstik yang menempel di bibirnya.
Keduanya yang terus berdebat itu tak luput dari pandangan orangtua mereka yang tengah duduk di sofa di ruang depan bersama laki-laki yang sangat mirip dengan Dalfa atau kembarannya yaitu Dalfi yang duduk anteng sembari membaca buku.
"aku mau di antar a Alfi aja.gak mau sama a Alfa udah cerewet banyak komen pula!?"oceh Perempuan bernama Raniya itu.
"Oh,ya udah sana.lagian nganter kamu tuh lama harus mampir dulu ke sana-sini!?"balas Dalfa tidak mau kalah dengan adiknya itu.
"aduh kalian ini,tidak ada hari tanpa debat kayak gini?udah Raniya,sana berangkat kan Aa juga harus pergi ke kampus!?"ujar ibunya menengahi.
"iya,Rani berangkat.assalamualaikum!?"seru Raniya menyalami ibunya kemudian ayahnya.
"ayo,a Alfi berangkat!?"ajak Raniya menarik tangan Dalfi yang masih duduk itu sampai berdiri bahkan buku yang dia pegang terjatuh.
"kita berangkat bunda,ayah!?"pamit Alfi atau Dalfi menyalami kedua orangtuanya kemudian di susul Dalfa juga melakukan hal yang sama.
setelah Raniya memakai helmnya,kini naik keatas motor ninja hitam yang di kendarai Dalfi.sementara Dalfa juga membawa motor sendiri.
secara beriringan keduanya berangkat meninggalkan pekarangan rumah.dari ambang pintu ibu dan ayahnya hanya tersenyum senang melihat anak-anak yang pergi untuk menuntut ilmu itu.
"Ayah juga berangkat sekarang,ya Bun!?"serunya yang memang telah rapi dengan pakaian kerjanya.
"oh,gitu.iya Yah!?"ujarnya mencium punggung tangan suaminya itu.
Setelah tiba di depan gerbang sekolah,Raniya turun dari motor dan memberikan helmnya pada kakaknya.
"hey,Raniya?sama siapa tuh?!"tanya salah dari dua orang laki-laki yang baru akan masuk gerbang.
"Ini.."
Belum sempat Raniya menjelaskan ternyata kakaknya menyahut duluan.
"Pacarnya Raniya!?"tukas Dalfi.
"oh,permisi duluan a!?"ujarnya kemudian berlalu pergi.
"ish,a Alfi!padahal aku tuh udah mau pilih a Alfi yang nganterin aku. karena pertama,gak banyak ngomong,gak kepo,terus gak usil.tahu enggak a.."
"enggak tahu!?"tukas Dalfi dengan nada datar.
"ish,aku belum selesai ngomong,tahu ah.mending pergi,gak usah jemput aku.nanti naik angkot aja sama temen!?"ocehnya berlalu pergi sembari mengentakkan kakinya karena kesal kemudian masuk area sekolah.
Dalfi yang masih di posisinya tadi hanya tersenyum melihat adiknya yang kesal padanya yang malah ikut-ikutan menjahilinya juga seperti yang sering di lakukan saudara kembarnya Dalfa.
kemudian Dalfi pun melajukan motornya untuk pergi ke kampus.namun baru beberapa meteran tiba-tiba oleng karena ada yang berlari kearah motor hingga orang itu pun terjatuh ke trotoar jalan.
Braaak
Dengan sigap Dalfi menghampirinya terlebih dulu walaupun motornya sendiri tergeletak di bawah pohon.
"kamu enggak apa-apa!?"tanya Dalfi khawatir seraya membantu perempuan berdiri yang memakai seragam putih abu-abu itu.
"enggak apa-apa a,maaf tadi saya buru-buru!?"ujarnya berlalu pergi dengan setengah berlari.
Namun tampaknya kakinya keseleo sebab berjalan agak pincang.
"hey!?"panggil Dalfi sembari berjalan ke arah gerbang sekolah.
Namun perempuan itu malah tidak menghiraukannya dan menghilang masuk ke dalam area sekolah.
Dalfi pun memilih menghampiri motornya yang tadi banting stir ke pohon dekat trotoar.walaupun sedikit tergores bagian depan namun tidak jadi masalah untuknya,yang dia merasa khawatir adalah perempuan yang tadi jatuh karena berlari kearah motornya.
Dalfi terdiam sejenak di sana untuk memastikan barangkali perempuan yang merupakan siswa di sana.beberapa orang yang merupakan siswa-siswi yang lewat memperhatikannya secara terang-terang.Karena bisa di katakan memiliki paras yang tampan dan bertubuh tinggi tegap.
Sudah setengah jam berlalu,namun ternyata tidak di dapati siswi itu mendatanginya.mungkin waktunya juga sudah mulai masuk sebab terdengar bel berbunyi lima menit yang lalu.akhirnya memutuskan pergi ke kampus saja.
Sementara itu di kelas Raniya,semua siswa itu sedang mencatat pelajaran yang di tugaskan oleh guru mata pelajaran yang tidak masuk.walaupun tidak ada guru dan sambil mengobrol mereka tetap mengerjakan tugasnya.memperhatikan siku tangan teman sebangkunya yang terluka.
"hey,Ghe.itu lengan kamu kenapa luka gitu?"tanya Raniya.
"oh,tadi jatuh di trotoar jalan depan gerbang sekolah!?"jelasnya.
"kok bisa,di kejar Si orgil lagi!?"tanyanya.
"iya.aku sampe nabrak pemotor yang kemudian nabrak pohon dan langsung kabur.takut Andy ngejar!?"
"ya,ampun!udah ke uks?"
"udah ."
"Hem..gimana ya supaya dia jera.enggak ngejar kamu terus!?"pikir Raniya.
"enggak ada cara lain selain kabur!?"tukas Ghe atau Ghea itu.
"lapor polisi atuh neng,iya kan!?"
"enggak semudah itu atuh neng geulis,apa yang harus di laporkan!?"ujar Ghea mencubit kedua pipi Raniya.
"penguntit!?"
"em..entah apa itu bisa,pasti dia juga enggak akan diam saja kan kalau misal kita melaporkannya!?"
"sudahlah,sekarang belajar aja dulu.katanya harus di kumpulkan sekarang!?"seru Ghea mulai fokus pada tugas yang di berikan guru mereka.
Raniya juga ikut menulis namun sesekali melirik siku Ghea yang terluka cukup parah sebab terlihat sobek.
"Ghe,ngeri lihat lukanya.diperban atuh!?"
"Tadi di UKS gak ada siapa-siapa mau minta tolong!?"
"udah yuk,sama aku aja!?"ajak Raniya merasa kasihan.
Karena ternyata darahnya juga masih keluar.
"kan,lagi belajar neng.nanti aja pas istirahat!?"
"kelamaan atuh,yuk aku minta izin ke ketua kelas!?"
Setelah Raniya meminta izin pada ketua kelas untuk ke ruang UKS,tapi ternyata Raniya terkejut karena Ghea juga berjalan sedikit pincang.
"ck,ck,ck,Ghe..kamu pulang aja atuh.parah gitu,kaki ya,pincang.siku luka!?"oceh Raniya.
"Lebay kamu,ini cuma keseleo!?"
"hem..ngeyel!?"gerutu Raniya membantu Ghea berjalan menuju UKS.
Ketika pulang sekolah Raniya menemani Raniya di depan gerbang sekolah untuk menunggu angkot.
pandangannya mendapati motor ninja merah berhenti di hadapannya.laki-laki yang tiada lain adalah kakaknya itu turun dari motor seraya membuka helmnya.
"Kok,a Alfa yang jemput?"tanya Raniya.
"Kan,Dalfi udah mengantarmu tadi pagi.gantian aku yang jemput,ayo pulang!?"ajak Dalfa.
"Bentar,temenku lagi nunggu angkot.kasihan tadi pagi di tabrak motor!?"ujar Raniya memberitahu.
"Kok bisa?parah gak lukanya?kenapa enggak pulang aja tadi pagi?!"cerocosnya.
"enggak apa-apa,a.cuma keseleo!?"sahut Ghea tersenyum.
"oh,gitu.ya udah nanti periksa aja ke dokter.itu luka di sikunya juga lumayan ya,nah tuh,angkotnya?"ujar Dalfa lagi.
"aku pulang ya,Rani,a"pamit Ghea.
"iya.hati-hati.nanti kabarin kalau udah nyampe rumah ya!?"
Ghea yang sudah berada di dalam angkot itu hanya mengangguk seraya tersenyum.setelah mobil angkot itu melaju kini Raniya meraih helm yang menggantung di motor kakaknya.
"ayo pulang a!?"ajak Raniya memang helmnya.
Tanpa menjawab Dalfa naik keatas motornya di susul Raniya yang duduk di jok belakang.