Ketika hari Minggu tiba,seperti biasanya keluarga Khansa dan Fabian atau orangtua Dalfa,Dalfi dan Raniya itu akan pergi jalan-jalan ke alun-alun kota.hanya untuk sekedar kumpul keluarga dan bersantai.
Kota yang mereka tinggali memang bukan kota besar melainkan kota kabupaten yang masih dapat melihat sawah-sawah sepanjang jalan menuju pusat kota.
Meski telah banyak beberapa perusahaan berdiri di kota Angin itu.namun masih dapat merasakan Asrinya di berbagai tempat untuk berwisata.
Kali ini keluarga ini memilih menghabiskan minggu paginya dengan jalan kaki sekitar alun-alun yang cukup ramai oleh orang-orang yang melakukan kegiatan sama.
Khansa atau ibu dari anak-anak tengah duduk bersama Fabian suaminya atau ayah dari anak-anak itu di saung yang terdapat di tengah-tengah taman di alun-alun.menunggu anak-anaknya yang katanya tengah jajan di sekitar taman yang banyak sekali penjual kaki lima yang menjajakan jualannya.
Banyak juga kedai-kedai yang menjual berbagai jenis makanan mulai dari bakso,ayam geprek,bubur ayam,seblak dan lain-lain.
Si kembar Dalfa dan Dalfi menenteng kantong plastik berisi berbagai makanan yang di beli adiknya Raniya.keduanya sudah seperti pengawal yang menurut saja ketika adiknya meminta membawa belanjaannya.
Bruuk
Tiba-tiba Raniya menabrak seseorang di depannya.karena dia hanya fokus pada ponselnya,beruntung keduanya tidak jatuh walau ponselnya sempat terlempar yang kemudian orang itu mengambil untuknya.
"hem..kebiasaan kamu mah Neng,fokus ke hp aja.jadi nabrak kan!?"celetuk Dalfa.
Berbeda dengan Raniya malah terdiam melihat orang di depannya yang dia tabrak dan memberikan ponselnya.tentu dia sangat mengenalnya.
"yah!dia bengong.maaf ya!?"celetuk Dalfa
mewakili meminta maaf.
Dan laki-laki itu hanya mengangguk membuat Raniya nyengir sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.kemudian dia berlalu pergi.
"heh,Neng.setampan itu kah dia?sampai gak bisa berkata-kata!?"tanya Dalfa menyenggol lengan adiknya heran.
"hem..eh,em maksudku.orang itu ketua OSIS di sekolah a!?"jelas Raniya tanpa sadar malah terpesona.
"oh,ketua OSIS.tampan ya."goda Dalfa.
"iya."Raniya menutup mulutnya karena lagi-lagi keceplosan.
Dalfa tertawa karena adik itu selalu mengatakan kebenaran secara terang-terangan.Raniya hanya mendelik karena ketahuan keceplosan terpesona pada laki-laki yang notabennya adalah ketua OSIS di sekolahnya.
"sekarang kita mau kemana lagi?"tanya Dalfi mengalihkan pembicaraan.
Tapi sebenarnya dia risih dengan belanjaan yang banyak milik adiknya itu yang dia bawa.
"kita ke saung aja,makan di sana!?"ujar Raniya ceria kemudian berjalan mendahului.
"lihatlah dia,kita ini sudah seperti kacungnya saja!?"celetuk Dalfa seraya melihat adiknya yang pergi lebih dulu.
"bukan kacung lebih tepat memanjakan.toh dia adik kita.tolong bawa ini juga aku mau ke toilet!?"ujar Dalfi memberikan barang bawaan pada saudara kembarnya.
"hey,hey,Alfi!?"panggil Dalfa yang tidak siap menerima barang yang di berikan Dalfi padanya sehingga membuat beberapa kantong plastik terjatuh.
Namun bukannya membantu,Dalfi malah pergi menuju toilet.sambil menggerutu,Dalfa membawa semuanya menuju saung di taman.
Setelah pergi ke toilet yang berada di masjid agung pusat kota itu.dengan langkah tenang berjalan melewati kedai-kedai tak jauh dari Masjid.
Dalfi menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang yang tidak asing di salah satu kedai tengah bersih-bersih.namun kemudian memilih pergi untuk menemui keluarganya yang mungkin menunggu.
Tiba di saung itu ternyata keluarganya tengah mengobrol dengan pasangan suami istri dengan dua anak mereka.
"oh,ini Dalfi ya.sama-sama tampan.kalian sudah besar ya..tinggi-tinggi pula!?"seru perempuan berusia kisaran kepala empat itu.
Dalfi hanya tersenyum kemudian menatap pada kedua anaknya yang ternyata salah satu dari mereka adalah yang tadi Raniya tabrak.
"Main atuh teh,kerumah.bawa anak-anak. siapa tahu Dias cocok dengan Raniya jadi besanan kita!?"ujar perempuan tadi lagi.
Raniya dan laki-laki yang di sapa Dias menatap satu sama lainnya.
"ish,kamu mereka masih kecil.main jodoh-jodoh aja!?"tukas Khansa.
Raniya mengangguk setuju atas perkataan Bundanya mengenai perjodohan,apalagi ternyata sahabat bundanya itu adalah orangtua si ketua OSIS yang super jutek menurutnya.
sementara itu para bapak-bapak juga memilih mengobrol terpisah dari istri-istri mereka.begitu pula anak-anaknya.
"Aku Delia teh!?"seru anak perempuan yang merupakan adik dari Dias itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya kearah Raniya.
"Raniya.eh,kamu kelas berapa!?"balas Raniya menjabat tangan anak perempuan itu.
"aku kelas tiga SMP teh!?"
"oh,gitu.eh, ikut nyamperin temanku yuk di kedai ayam geprek!?"ajak Raniya.
"yuk!?"balasnya senang.
Kedua ibu mereka tersenyum senang melihat anak-anak mereka cepat akrab.
"Bun,kita ke tempat teman dulu disana ya,kalau mau nyusul ke kedai ayam geprek!?"cerocosnya.
"Aa ikut de!?"ujar Dalfa seraya menarik Dalfi supaya juga ikut.
Bundanya hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Dias ikut saja atuh!?"seru Khansa pada anak sahabatnya itu.
" aku mau ke mobil aja tante!?"sahut Dias.
"heh,ngapain.mau tidur kamu?udah ikut mereka sana, biar akrab!?"ujar mamanya.
Seraya menghela napasnya,Dias pun pergi menyusul yang lainnya.sementara orangtua mereka masih asyik mengobrol.
" udah berapa tahun ya kita enggak ketemu?"ujar mamanya Dias.
"em..mungkin ada lima tahunan!?"
"ah,iya.eh,Teh. itu Raniya cocok dengan Dias.kita jodohin mereka yuk!?"serunya antusias.
"aduh Rika,mereka bahkan belum lulus SMA loh,main jodoh-jodoh aja!?"ujar Khansa seraya menggelengkan kepalanya karena heran akan pemikiran sahabatnya itu.
"ya deketin dari sekarang gitu maksudnya supaya saling suka."
"gak usah di jodohkan begitu,biar mengalir apa adanya.toh kalau jodoh gak akan kemana!?"
"itu Rifai masih kerja di tempat yang dulu!?"tanya Khansa melihat kearah suami sahabatnya yang tengah mengobrol dengan Fabian suaminya.
"masih.nanti kapan-kapan kita liburan keluarga bareng atuh biar seru!?"usul mama Dias atau Rika itu.
"boleh."
sementara itu di kedai ayam geprek,Raniya,Dalfa,Dalfi,Dias dan Delia duduk di salah satu kursi dekat jalan.munculnya seorang perempuan menghampiri mereka yang tampak terkejut.
"Loh,Rani!"serunya perempuan itu yang tiada lain adalah Ghea.
"hai,mau dong ayam geprek.tapi bentar kita mau pilih menu dulu ya!?"seru Raniya.
"iya.ini buku menunya!?"ujar Ghea memberikan buku menu pada yang lainnya juga.
Kemudian pandanganya melirik dua kakak temannya itu yang tampak sama,bahkan tidak dapat dia bedakan.
Ghea hanya penasaran kakak Raniya yang mana yang waktu dia tabrak dan terpaksa harus banting setir motor karenanya.apalagi ngaku-ngaku pacarnya.tapi bahkan tidak berani menatap keduanya karena malu akan perbuatannya sendiri.
"Ghe,sini deh buku catatannya.biar aku catat sendiri!?"seru Raniya membuyar lamunannya.
"oh,iya."ujar Ghea memberikan kertas kecil yang biasa dia gunakan untuk mencatat pesanan.
Tak sengaja pandangan bertemu dengan kakak Raniya yang duduk dekat ke arah jalan.namun kemudian dia memilih sedikit menundukkan kepalanya.
"kayaknya orangnya yang itu!?"seru Ghea dalam hati karena menatapnya seolah mengenalnya.
"Ghea !?"panggil seseorang dari dalam kedai.
"iya.bentar ya aku ke dalam,nanti aku ambil catatannya!?"seru Ghea.
Raniya menoleh sekilas dan mengangguk,kemudian Ghea pergi ke dapur karena tadi di panggil.
"kamu kenal De?"tanya Dalfa yang duduk dekat tembok yang sebenarnya dari tadi memperhatikan interaksi keduanya.
"kenal banget.dia temen sebangku di kelas!?"
"oh,pantes.dia kerja disini!?"tanya Dalfa seraya meneliti sudut ruangan kedai itu.
"iya kerja. bantu-bantu ibunya!?"jelas Raniya.
"oh,kedai ibunya!?"
"ini udah ya,pesanannya."
"belum teh?itu a Dias belum pesan!?"seru Delia.
"ah,iya.em..mau pesan apa!?"tanya Raniya tersenyum.
"biar aku aja yang nulis!?"sahut Dias datar.
sembari tersenyum terpaksa Raniya menyodorkan kertasnya pada Dias.padahal dia sedikit kesal karena diam saja.Raniya pikir hanya salah satu kakaknya saja yang punya sikap dingin tapi ternyata orang yang sekolah di tempat yang sama malah lebih parah menurutnya.
sebenarnya tadi semuanya menyebutkan pesanan masing-masing dan Raniya menulis tapi ternyata berbeda dengan Dias yang merupakan ketua OSIS di sekolah.setelah selesai kemudian menyodorkannya lagi padanya.
Raniya bangkit dari duduknya untuk memberikan catatan pesanannya pada temannya.
"Ghe,ini pesanannya!?"ujar Raniya.
"tunggu ya,eh,bentar.kok bisa bareng Dias?"bisik.
"ah,itu dia.ternyata Bunda sahabatan dengan dengan Mamanya Dias!?"sahut Raniya pelan.
"wah!kebetulan yang hebat.jangan-jangan kalian jodoh!?"
"jangan sampai deh,Ghe!?"tolak Raniya.
"kenapa?masih ingat masalah itu ya!?"
"iyalah gara-gara dia,aku jadi harus keluar dari kepengurusan OSIS!?"gerutu Raniya melirik Dias yang tengah duduk bersebelahan dengan kakaknya.
"iya.eh,Aa kamu keduanya mirip banget ya enggak bisa bedain!?"
"ya,iyalah.mereka kembar identik Ghe!?"
"em..itu kemarin yang jatuh dari motor gara-gara aku yang mana?"
"kenapa?mau di titip salam a...hmph"ucapan Raniya terhenti karena Ghea membekap mulutnya.
"ish,siapa yang mau nitip salam.udah duduk sana.tunggu ya pesanannya!?"
Raniya cekikikan seraya berlalu pergi.kemudian beberapa menit setelah catatan pesenan di berikan,Ghea dan ibunya mengantar pesanan mereka.
Tak berselang lama kedua orang tua mereka datang menyusul dan juga memesan makanan disana.