Alasan Merantau ( Baca di Bab 7)

1052 Words
Mengadu nasib menjadi beban yany sudah selayaknha ia tanggung. Orang tuanya terlilit hutang karena sakit sang ibu memghabiskan banyak biaya. Ayah Viona sudah habis-habisan mendanai. Bahkan sampai memimjam ke rentenir. Bisa saka meminjam bank, namum butuh proses pastinya. Jalur cepat adalah pinjam pada Warto, namun dengan bunga yang tak main-main. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Viona dan ayahnya harus mengais rejeki dari toko yang sudah taj begitu ramai karena stok barangnya juga tak banyak. Makanya, Viona nekat bekerja di luar pulau agara ekonomimya bisa membaik. Bermodal info dari tetangga desanya yang sudah lebih dulu merantau ke kota berjuluk pesut mahakam, Viona pun tertarik. Ia dengar dari tetangganya, banyak oranv merantau bahkan dari daerahnya yang bisa hidup sukses di perantauan. Mendengarnya, Viona jadi tertarik. Ditambah tetangga kontrakan sang tetangga itu sedang butuh karyawan di sebuah warung makan. "Enak loh, Vin di sana. Kamu tinggal kerja, kontrakan ntar pakai punya Bu Lek saja. Sekarang Bu Lek pindah karena nikah lagi," kata Bulek Paini. Tetangga Viona yang sedang menjanda ia merantau bersama anaknya ke samarinda. Lihatlah, bekerja jual sayuran saja bisa sukses. Anaknya sudah sekolah dan sebentra lagi hendak menikah makanya ia pulang. "Biayanya gimana nanti, Bulek? Di sana mahal-mahal ya?" khawatir Viona. "Mahal dikit nggak papa, Vin. Toh kamu bisa hemat. Gaji di warung makannitu lebih banyak dari kerja harian di sawah orang desa. Kontrakan juga kan kayu, harga lebih murah juga " Setelah pulang dari rumah Damar kemarin hari ini Viona pergi ke rumah boleh pak ini orang kampungnya yang suka merantau ke Samarinda dia bukan keluarga Damar tapi juga orang yang lebih dulu merantau ke sana sebelum keluarga Damar menyusul. Gle Damar ini juga kenal baik dengan orang tuanya dulu Merantau saat masih muda hingga menikah dan bercerai sekarang ya Anda menikah kembali melihat kehidupannya sekarang Iya lihat bahwa Merantau tidak begitu memilukan seperti yang digambarkan oleh sinetron yang Yana tonton. Boleh Paini pun juga sudah menyiapkan bekas rumah kontrakannya nantinya akan ia tempati saat berada di Samarinda. Piano bersyukur punya tetangga yang tidak baik jadi nanti sudah punya tujuan tempat tinggal tidak harus terlunta-lunta dulu mencari tempat tinggal di kota orang yang begitu asing apalagi ini adalah perjalanan pertama Viona keluar dari pulau. Perjalanan jauh Fiona hanya dilakukan saat dulu waktu sekolah SMP mengadakan rekreasi ke Jogja dan saat SMA bertanda ke Jakarta melihat mana Mas TMII dan juga bermain ke Dufan. Meskipun tergolong tinggal di daerah Desa saja wisata tidak boleh melulu hanya di daerah sekitar perlu keluar provinsi agar banyak hal yang bisa dipelajari sebagai hiburan dan juga sebagai cerita untuk masa depan yang akan selalu dikenang. Setelah bersama boleh Pa ini ya sudah siap besok akan berangkat ke bandara ayah kan mengantarnya bersama dengan filenya juga yang akan terulang kembali sementara Damar masih akan berada di Lampung menghabiskan masa liburan yang susah sekali bisa ia dapatkan setahun saja Ia hanya dapat izin satu kali pulang dan itupun tidak bisa saat lebaran karena Lebaran hanya ada dua hari dan setelahnya bengkel buka kembali udah mati tak bisa memanfaatkan dua hari untuk pulang Berarti ongkos juga jika hanya pulang 2 hari saja toh saat lebaran biasanya harga tiket juga mahal. * "Kamu sudah yakin Nduk? Ayah benar-benar nggak tega melepas kamu pergi sendirian seperti ini apalagi kamu di sana nanti bakalan apa-apa sendiri nggak ada ayah di samping kamu. Gimana kamu tidurnya gimana makan kamu, bagaimana kamu harus beradaptasi di sana. Ini pertama kali kamu jauh dari ayah selain dari wisata sekolah," kata ayah begitu khawatir sambil duduk di atas kasur di mana sang anak Tengah menata barang-barangnya di dalam tas yang akan ia bawa esok. Fiona tersenyum kearah ayahnya duduk di samping kalau meluk untuk menenangkan ayahnya yang mulai menitikkan air mata karena merasa berat hati melepaskan anak semata wayang harus berpisah dengannya ia akan hidup sendirian dan anaknya pun juga akan tinggal sendirian di sana. "Ayah tenang saja. Bulek Paini udah menyiapkan kontrakan yang bisa aku tinggal di desa soalnya biaya hidup juga kan aku kerja di warung makan juga dari sana aku bisa hemat kok nggak makan beli karena kata Damar di sana juga nasi pecel saja sepuluh ribu itupun tidak ada lauknya. Malau lima belas ribu dapat ayam sementara di sini kita beli nasi pecel cuma empat ribu. Ayah pokoknya tenang aja pokoknya aku aman kok di sana. Ayah juga jangan banyak pikiran di sini aku enggak ada, jadi ayah apa-apa juga harus sendiri jangan banyak pikiran biar Ayah tetap sehat." Malam itu keduanya menghabiskan masa-masa berdua sebelum besok mereka berdua akan berpisah untuk waktu yang tidak bisa ditentukan kita saja Fiona akan pulang saat lebaran nanti atau malah tidak dapat pulang seperti yang Damar katakan di tempat kerjanya. Ayah Menghabiskan malam dengan Viona sambil bercerita tentang masa kecil Viona sampai-sampai sudah menjelang tengah malam Ayah dan Viona Menghabiskan malam. Mengingat subuh harus segera berangkat ke bandara jadi Ayah meminta Viona untuk lokasi istirahat agar esok punya tenaga untuk perjalanan ke Samarinda. Fiona pun menurut ia segera bergegas setelah menyelesaikan perang perangnya yang sudah ia tata rapi dalam tas esok Ayah juga akan ikut mengantar nya ke bandara jadi Fiona juga meminta sang ayah agar lekas istirahat sama seperti dirinya agar esok hari juga tidak kelelahan mengantarnya ke Surabaya. Perjalanan dari Kediri Dimana rumah Fiona berada menuju ke Surabaya setidaknya memakan waktu 3 jam untuk lewat jalan darat sementara hanya satu jam setengah jika lewat jalur tol. Ayah pun segera masuk ke kamar setelah mengusap air mata dan beranjak ke kamar mandi. Iya aku juga tahu diri bahwa perjalanan esok pasti akan melelahkan Jika ia sakit atau mabuk di jalan maka ia tidak akan enak dengan Bulek Paini. Esok ia dan Fiona akan ikut dalam rombongan bulik Bulek Paini sudah ada mobil yang di charter oleh boleh Pah ini guna membawa mereka semua ke bandara di Surabaya. Menjelang subuh Ayah sudah bangun lebih dahulu Ia pun lekas membangunkan Fiona untuk segera bersiap setelah Subuh Viona dan ayah pun siap Fiona sudah ditelepon Bulek Paini ini agar lekas bersiap-siap karena setengah jam lagi mobil menuju ke rumah mereka. Bulek Paini dan rombongannya pun tiba tak lama kemudian. Viona dan ayah langsung bergegas masuk rombongan tersebut dan perjalanan pun dimulai pesawat mereka masih nanti siang namun tetap saja untuk menyiapkan semuanya mereka harus berangkat lebih dahulu setidaknya 2 jam sebelum pesawat berangkat mereka semua sudah berada di tempat. _
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD