10. Latihan menggunakan Senjata

1102 Words
“Apa yang harus aku lakukan, saat mereka tidak menyukaiku?” tanya Elektra saat mereka kembali ke mansion. Jason mengangkat sebelah alisnya. “Cukup buat mereka mengakui jika kau mampu melakukan sesuatu yang mereka ragukan. Sangat jelas terlihat dari wajahmu begitu polos, bahkan tidak sama sekali menakutkan, dan juga kau bahkan tidak bisa bertarung.” “Ajari aku,” tantang Elektra membuat Jason tersenyum kecil, dia sangat suka dua kata yang keluar dari mulut wanita di hadapannya. Terlihat jika Elektra mengatakan dengan sungguh-sungguh, tidak ada keraguan di dalam kata yang diucapkannya. “Aku tidak bisa membuat mereka meragukanku. Aku akan menunjukan pada mereka pandangan mereka tentangku itu salah. Maka ajari aku.” Semangat di dalam setiap ucapan Elektra membuat Ankara menerbitkan senyum, tetapi tidak diperlihatkan pada Jason dan Elektra. Inilah yang membuat Elektra berbeda, dia tidak ingin orang lain meremehkan dan ingin mencoba hal baru walaupun awalnya dia akan berpikir terlebih dahulu agar tidak mengambil langkah yang salah. Jason melirik ke arah Ankara meminta persetujuan dari pria itu. “Ajari dia, semua hal yang kuajarkan padamu,” seru Ankara pada Jason. “Elektra, tapi aku ragu kau akan bertahan jika mengetahui latihan yang kami lakukan.” Jason mencoba untuk menakuti Elektra. “Tidak masalah, bukankah hanya latihan? Aku akan menemukan hal menakutkan yang lebih dari latihan di kehidupan nyata.” Dia tidak ingin kalimat Jason menggoyahkan dirinya. “Jika bisa, latihan paling keras pun tidak masalah untukku,” tambahnya. Alis Ankara dan Jason berkerut. “Kau yakin?” tanya Jason, hanya dijawab anggukan oleh Elektra. Sopir dan satu pengawal yang berada di kursi depan, hanya bisa saling melihat satu sama lain. Mereka meragukan jika Elektra mampu melakukannya, apalagi seseorang yang baru saja pingsan setelah melihat ruang eksekusi. “Baiklah, kita mulai latihan besok saat kau pulang kantor,” ucap Jason. “Hei, Elektra. Bukankah kau beruntung? Pekerjaanmu bisa menutupi sisi gelapmu dengan hal itu. Jika dipikir-pikir, kau bisa melawan hukum dan menutupi kejahatan yang kau lakukan dengan hukum,” komentar Jason. “Aku melakukannya bukan untuk mendapatkan keuntungan ataupun uang,” jawab Elektra. Jason tidak paham dengan apa yang dikatakan Elektra. Jika bukan keuntungan dan uang, apa yang diinginkannya sampai begitu keras ingin menjadi bagian dari dunia hitam? Ia melirik ke arah Ankara meminta penjelasan tapi Ankara tidak memberikan komentar apapun. Saat tiba di mansion, Jason meminta Ankara berbicara. Dia ingin meminta penjelasan dari Ankara mengenai keputusannya. “Kau yakin ingin menyerahkan bisnis ini padanya? Dia bahkan pingsan saat aku memperlihatkan ruang eksekusi padanya. Apa dia benar-benar putrimu?” tanya Jason. Di hadapan Ankara barulah Jason memperlihatkan ketidaksetujuannya secara terang-terangan. “Bukankah kau sudah mencari tahu tentangnya, Jason? Kenapa kau bertanya padaku lagi, padaku.” Bukan menjawab, Ankara malah melontarkan pertanyaan pada Jason. Dia tahu jika pria di hadapannya itu telah mencari tahu mengenai Elektra. Ankara duduk sambil memangku kaki, wajahnya berubah dingin. “Apa menurutmu aku salah mengenali putriku? Keputusanku sudah bulat. Kau juga tahu, hanya dia satu-satunya pewaris yang kumiliki.” Mendengar hal itu, Jason segera keluar dari ruangan. Sudah lama dirinya bersama dengan Ankara tetapi dia hanya menjadi tangan kanan. Dirinya bahkan iri dengan Farhan, salah satu anak buah yang telah dipercaya Ankara mengurus bisnis di Indonesia sedangkan dia? Masih saja sama. Elektra menjadi pengacara muda di salah satu firma hukum. Keberadaannya yang mendadak, membuatnya mendapat ketidaksukan. Apalagi melihat semua pakaian yang dikenakan oleh Elektra dari barang branded. Bahkan Jason yang melihat Elektra terpesona. “Aku akan datang menjemputmu.” Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Elektra, dia tidak kenal membuatnya membiarkannya. “Hei, kenapa kau tidak membalas pesanku. Aku akan datang menjemputmu dan kita akan latihan.” Pesan kembali masuk, membuat Elektra paham siapa yang mengirimkannya pesan. “Aku bisa pulang sendiri.” Elektra membalas dengan sangat singkat. Hari pertama dia akan dilatih oleh Jason, walaupun dia tidak tahu latihan apa yang harus dia lakukan nanti. Suasana kantor yang tenang tiba-tiba riuh kedatangan seorang pria. Para wanita turun ke loby, Elektra yang melihat dari lantai atas memasang wajah bodoh amat tetapi saat melihat siapa yang membuat keributan membulat mata. “Kenapa pria itu ada di sini?” tanya Elektra membatin. “Apa dia benar-benar—” Suasana makin riuh saat Jason masuk dan menghampiri Elektra. Elektra menatap kesal karena pria itu membuatnya mendapatkan musuh di kampus. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Elektra berbisik tidak lupa mencubit Jason. “Aku diminta menjemputmu. Lagi pula kau tanggungjawabku, aku akan menjadi mentor latihanmu, jangan harap latihanmu mudah.” Risih dengan begitu banyak tatapan, semua orang pasti akan bertanya padanya mengenai Jason nanti dan itu akan sangat menyebalkan. “Tapi jangan menjemput di kantor. Kau sudah membuat keributan saat masuk, apa kau gila, membuatku mendapatkan musuh di kantor?” “Itu akan sangat menarik jika kau mendapatkan musuh. Bukankah itu bagus, kau bisa latihan.” Elektra membulatkan matanya, menatap Jason. Pria itu benar-benar mencari masalah dengannya. Satu kali hentakan di atas kaki Jason membuatnya meringis kesakitan. “Kau membuat penyamaranku gagal.” “Ingat, siapa dirimu. Kau akan menjadi pusat perhatian banyak orang saat Ankara mengumumkan siapa putrinya. Kau harus terbiasa. Lagi pula kau tidak jelek, kok.” “Apa kau tidak mencari perhatian dengan memperlihatkan wajahmu itu?” “Tidak. Wajahku adalah hal yang paling kusukai.” Belum selesai Elektra memerahi Jason, pria itu menarik tangannya, alhasil semua tatapan kebencian terlihat dari wajah wanita yang tadi mengikuti Jason. “Jangan tebar pesona. Ini bukan tempat untuk mencari wanita untuk kau tiduri.” Jason tersenyum. “Aku tidak berniat terlibat dengan wanita yang pekerjaannya membuat organisasi dalam masalah.” Semua orang berpikir jika pria yang datang menjemput Elektra adalah kekasihnya. Seorang wanita yang mengenal Elektra mengambil gambar dan mengirimkannya pada seseorang. Elektra, Ankara dan Jason tengah berdiri di depan gedung tua, tidak terpakai lebih tepatnya hanya digunakan untuk latihan. “Apa dia tidak bisa berdiam diri di mobil dan tidak membuat keributan?” Elektra masih kesal karena Jason yang menjemputnya. Ankara mengerutkan kening sambil melihat ke arah Jason. “Aku hanya melakukan tugasku menjemputmu.” “Tapi tidak harus menebar pesona di kantor dan menjemputku sampai ruanganku.” Jason menahan diri untuk tidak tertawa. Dari saku jaketnya sebuah senjata dikeluarkan oleh Jason dan meletakkannya di atas meja, membuat Elektra yang tengah makan siang menatap senjata itu. “Ini senjata yang akan kau gunakan latihan,” ucap Jason. “Secepat itu latihan menggunakan senjata?” tanya Elektra. “Aku bahkan tidak tahu cara memakai senjata,” tambahnya. Senjata yang saat ini berada di tangannya diperhatikan dengan seksama, dia tidak tahu bagaimana cara memakainya. Terlihat gampang saat dia menonton film tetapi saat berada di tangannya, dia bahkan tidak bisa memakainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD