Aku Harus Menerima Kenyataan

1104 Words
Saat itu, Andreas baru berumur 12 tahun saat Beatrix meninggalkannya bersama Alberto yang masih terbaring lemah di rumah sakit. Alberto mengalami trauma, kaki kanannya juga harus diamputasi. Alberto kehilangan semangat hidup. Namun, Andreas merawat ayahnya dengan telaten. Selama setahun penuh, dia menjadi remaja yang mandiri. Tetapi luka batin ditinggal sang ibu membuat Andreas mengubur dalam-dalam kenangan saat bersama ibunya. Dia tidak peduli lagi dengan ibu yang meninggalkannya begitu saja. Bahkan untuk memandangi foto ibunya tidak pernah dia lakukan hampir 20 tahun lamanya. Andreas sudah melupakan wajah ibu kandungnya. ****** Beatrix memperhatikan reaksi Andreas saat gigitan pertama memakan kue kacang almond namun tidak ada reaksi alergi lalu gigitan kedua sampai pada gigitan terakhir, Andreas tampak baik-baik. Dia tidak mengalami alergi seperti putranya. "Apa mungkin aku yang terlalu berharap? Berharap anak laki-laki di depanku ini adalah Andreas, putraku. Dengan segala kebetulan yang langka seperti ini, apa aku hanya membodohi diriku sendiri? Jelas-jelas putriku, Aletta sudah meninggal. Dia sama sekali tidak sama dengan putriku, hanya memiliki nama yang sama dan seorang kakak yang namanya juga sama dengan putraku. Aku harus menerima kenyataan bahwa putriku sudah meninggal dan putraku entah dimana keberadaannya sekarang. Namun, aku yakin Alberto menjaganya dengan baik. Tidak mungkin, Alberto membiarkan putraku dalam bahaya, bukan?" Meskipun, Beatrix agak kecewa namun dia lega, Andreas ini bukan Andreas putranya. ****** Sewaktu Andreas berumur 5 tahun, Beatrix membuat kue kacang almond untuknya. Itu pertama kalinya, Beatrix mengetahui Andreas kecil alergi dengan kue kacang almond. Hanya satu potong kue kecil, Andreas kecil mengalami sesak napas disertai ruam pada sekujur tubuhnya. Beatrix panik dan segera melarikannya ke rumah sakit. Beruntung, dengan penanganan yang cepat, Andreas berhasil diselamatkan. Sejak saat itu, Beatrix menjauhkan segala hal yang berhubungan dengan kacang almond dari Andreas kecil. Namun, satu hal yang tidak diketahui oleh Beatrix, alergi yang pernah dialami oleh Andreas telah sembuh berkat latihan fisik yang dia jalani selama bertahun-tahun membuat tubuhnya bisa menyesuaikan diri dengan segala jenis makanan yang dia konsumsi. Dan keinginannya untuk melupakan masa lalu yang menyangkut ibunya juga menjadi faktor yang membuatnya sembuh dari alergi. ****** Acara perjamuan makan malam berlangsung dengan lancar. Semua menikmati hidangan yang disajikan. Selesai makan, mereka menuju ruang tengah. Di ruang tengah ini, terdapat jalan rahasia menuju gudang persediaan senjata api yang merupakan bisnis ilegal mereka sesungguhnya. Aletta dan Andreas takjub dengan pandangan di sekeliling mereka. Berbagai jenis senjata api tersedia di gudang ini, mulai dari pistol, senapan, senapan mesin, senapan jarak jauh hingga granat. Terdapat juga bubuk mesiu dan zat kimia sebagai bahan baku pembuatan bom. Beatrix menerangkan bahwa inilah bisnis ilegal mereka sedangkan klub malam hanyalah bisnis pengalihan dari polisi. "Pekerjaan kami yang sesungguhnya adalah mafia. Dunia kami penuh dengan bahaya." "Aletta, Andreas, kalian siap menjadi bagian dari kami?" "Tentu Bee, kami siap", jawab Aletta dan Andreas tegas. "Disini sudah ada tugasnya masing-masing. Eira bertanggungjawab pada keamanan, Bryan bertanggungjawab pada pengobatan, Jeane sebagai perakit bom, Aku melakukan transaksi jual beli dan Winaga sebagai pemimpinnya. Tugas Winaga adalah yang paling berat karena dia merupakan garda terdepan kami dalam berbagai misi." "Misi seperti apa, Bee?", tanya Aletta serius. "Penyerangan ke markas musuh untuk mengambil ahli barang mereka." "Seperti waktu pertama kali, aku bertemu dengan Tuan Naga. Apa Tuan sedang menjalankan misi?" "Benar, misi penyerangan balas dendam. Mereka adalah musuh utama kami. Carlos Santos, gembong narkoba terbesar di kota Marlin. Hampir semua dari kami memiliki tujuan yang sama yakni menghancurkan Carlos Santos sampai akarnya. Banyak dari anggota keluarga kami yang mati dibunuh olehnya. Carlos, dia penjahat yang keji, tidak berperikemanusiaan, selalu menghabisi orang yang menghalangi jalannya termasuk para keluarga mereka yang tidak bersalah menjadi korban dari kekejiannya. Maka dari itu, sebelum kami berhasil menghancurkan dia, api balas dendam kami tidak akan pernah padam." "Carlos Santos adalah gembong narkoba sedangkan kalian adalah pemasok senjata ilegal. Lalu apa kaitannya? Bukankah menjadi pesaing Carlos akan lebih mudah menghancurkannya?" "Carlos sudah memonopoli perdagangan narkoba, dia telah menyingkirkan para pesaingnya. Kami yakin ada orang yang membackingnya karena dia selalu lepas dari jerat hukum. Kami juga yakin ada penyuplai yang menyediakan senjata api untuknya. Maka dari itu, kami menjalani bisnis ini supaya kami tahu siapa yang membacking Carlos Santos selama ini? Bila kita bisa membongkar orang di belakangnya maka kita akan dengan mudah menghancurkannya." "Oleh karena itu, Aletta dan Andreas, mulai besok kalian harus berlatih beladiri dan menembak", pinta Bee. "Lalu apa tugas Tuan Wesley ini?", tanya Andreas. "Aku ini tangan kanan Winaga, tugasku tidak kalah penting, aku yang mengurus para tamu VIP di klub. Mereka adalah sumber dana dalam bisnis ilegal ini. Paham." "Iya, aku paham. Aku tertarik dengan merakit bom. Apa boleh aku bergabung dan mempelajari cara merakit bom dari Jeane?" "Bagaimana Jeane, apa kamu keberatan?" "Andreas, Andreas, elu mana ada bakat. Lebih baik elu belajar dari latihan menembak." "Tuan Wesley ingin melihat kemampuanku dalam menembak." Andreas mengambil senjata laras panjang lalu merakitnya dengan terampil. Cara dia merakit senjata mengingatkan Beatrix pada seseorang yang begitu dikenalnya. "Kamu belajar darimana cara merakit senjata seperti ini?" "Aku belajar dari pelatihan militer. Aku pernah ikut militer selama beberapa bulan tapi memutuskan keluar karena orangtua kami meninggal. Aku juga bisa membidik dengan tepat", ucap Andreas sambil membidik ke arah Wesley. Jeane melihat nyali Andreas yang cukup besar. Berani mengancungkan senjata ke arah Wesley. Jadi, Jeane menerima Andreas bergabung dengannya. "Gua suka gaya elu. Elu boleh bergabung dengan gua." Wesley sedikit kesal dengan Jeane namun karena tidak ada yang keberatan dan dia juga tidak dirugikan, Wesley diam saja, toh dengan Jeane menghabiskan banyak waktu mengajari Andreas, dia bisa leluasa mencari kesenangan di luar. Malam telah larut, mereka kembali ke kediaman Winaga. Sementara itu, di sebuah hotel, di sebuah ruangan, 2 orang pria paruh baya tengah berbincang. "Aku dengar, ada pemasok senjata yang telah memonopoli perdagangan di kota Marlin. Mereka sungguh merisaukan pertahanan negara. Sepertinya, kita harus bertindak dan mengambil ahli", ucapnya sambil menghisap cerutunya. "Tuan Menteri tidak perlu khawatir, selama ada aku, Carlos Santos, semua bisa aku kuasai. Sepertinya, aku mulai tertarik dengan bisnis jual beli senjata ketimbang hanya menerima persediaan senjata dari negara. Aku bisa menjadi penguasa yang paling disegani di kota ini dan semua akan tunduk di bawah kakiku." "Tapi pemimpin mereka, Naga, aku dengar dia cukup hebat. Dia bahkan berani menyerang markasmu dan mengambil barangmu. Dia memiliki klub bernama Delova." "Kemarin, aku menyerang klub miliknya itu sebagai peringatan. Berita itu menggegerkan seluruh kota Marlin. Apa Anda tidak mendengar beritanya?" "Iya, aku mendengar dari bawahanku. Klub itu tutup untuk sementara waktu. Lalu apa rencanamu selanjutnya?" "Tentu saja mengambil ahli bisnis Naga. Aku sudah mempunyai pion untuk menjalankan rencanaku. Pion ini yang akan membuka jalan untuk mencapai tujuanku. Dan setelah berhasil, aku akan menghancurkan pion tersebut." "Siapakah pion ini?" "Adik ipar Naga, Wesley Zigos."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD