Seorang gadis muda berjaket jeans mengendarai sepeda motor memarkirkan kendaraannya di depan kantor kepolisian. Dengan percaya diri, dia memasuki kantor polisi untuk melaporkan dirinya akan menjadi rekan baru di anggota tim kepolisian tersebut.
Namanya Michelle, dia memiliki rambut coklat berombak, mata hitam yang lentik dan kulit agak gelap. Dia gadis yang manis, ceria dan energik. Dia juga merupakan pemegang sabuk hitam taekwondo.
Michelle menyapa orang yang dia temui sambil tersenyum. Dia bertemu Axel saat memasuki pintu utama dan terpesona dengan ketampanannya.
"Selamat pagi, apakah Anda salah satu polisi di tempat ini? Nama Anda siapa? Saya akan bergabung di tim 2 mulai hari ini."
"Kamu bisa melapor ke dalam. Temui komandan Bernard."
"Dia cool, apa aku bisa setim dengannya?", gumam Michelle.
Belum sempat berterimakasih, Axel sudah berjalan pergi. Dia sedang menangani kasus, ada laporan mengenai transaksi jual beli senjata ilegal malam ini.
Michelle mengetuk pintu ruangan.
"Masuk."
"Selamat Pagi Tuan Komandan Bernard. Saya Michelle anggota baru tim 2 hendak melapor. Mulai hari ini, saya akan bergabung di kepolisian ini. Laporan selesai", ucapnya tegas sambil memberi hormat.
Bernard berdiri lalu menghampirinya.
"Laporan diterima."
Bernard merasa bangga, putrinya bisa masuk kepolisian dan bergabung tahun ini disaat usianya baru 20 tahun. Berkat kerja keras dan keterampilan, Michelle juga terpilih menjadi polisi junior berbakat tahun ini.
"Papa bangga sama kamu tapi ingat di tempat kerja, papa atasanmu, tidak ada kata manja di tempat kerja. Mengerti."
"Siap, Komandan."
"Kamu bisa bergabung di tim 2, seniormu Ruben."
"Maaf Komandan, apa Ruben ini orangnya tinggi dan tampan?"
Bernard menunjuk dari jendela, orang yang bernama Ruben. Michelle memanyunkan bibirnya dan mencari ke sekeliling, tepat saat itu Axel berjalan ke mejanya.
"Komandan, aku ingin setim dengan orang itu?", sambil menunjuk Axel.
"Boleh ya Pa?", dengan wajah memelas.
"Dia itu bukan polisi senior, dia sama sepertimu masih junior."
"Pa, please."
Bernard tidak bisa menolak permintaan putrinya bila dia sudah menunjukkan wajah memelasnya.
"Oke, oke."
"Yeah, makasih Pa. Papaku is the best", ucap Michelle sambil merangkul Bernard.
"Namanya siapa Pa?"
"Dia, Axel Antonio Lyas, dia itu putra atasan Papa, Jenderal Domino Lyas."
"Pantas langsung membuatku tertarik, ternyata anak Jenderal."
"Eitsss, ingat, peraturan di kepolisian. Utamakan tugas dan kewajiban. Melindungi masyarakat. Tegakkan Keadilan."
"Siap Komandan, kalau begitu aku akan melapor ke tim 1 dan bergabung dengan mereka hari ini."
Michelle meninggalkan ruangan lalu bergegas ke meja dimana Axel berada.
"Lapor, saya Michelle anggota baru tim 1. Salam kenal", sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat.
Axel mengangkat kepalanya.
"Axel, anggota tim 1."
"Wah, kita 1 tim."
"Sepertinya kamu salah tim, tim 2 yang kekurangan orang", sela seorang rekan Axel.
"Aku tidak salah masuk tim, ini perintah langsung dari komandan."
"Benarkah?"
"Kalau begitu, perkenalkan aku Ben, anggota tim 1. Kamu sudah menemui Hendrick, atasan kita."
"Belum. Dimana beliau?"
"Mungkin di toilet."
"Sudah, cukup perkenalannya. Ben, tolong lacak koordinat lokasi ini. Menurut informasi, transaksinya akan dilakukan di tempat ini."
"Apa kita ada kasus penting?"
"Benar, ada laporan bahwa akan terjadi transaksi jual beli senjata api malam ini."
******
Bernard mengirim pesan singkat kepada Winaga bahwa ada kebocoran informasi mengenai transaksi hari ini.
Bernard merupakan salah satu anggota VIP klub Delova. Dia bergabung dengan klub Delova sejak 3 tahun lalu. Bernard telah lama mengenal Winaga dan dia juga merupakan sahabat Roman Balcon. Mereka sama-sama polisi senior saat itu. Kematian Roman membuat Bernard kehilangan sahabat terbaiknya. Karena itu, dia ingin menangkap pembunuh Roman yaitu Carlos Santos. Bernard menjadi mata-mata Winaga di kepolisian. Oleh sebab itu, Winaga, selalu lolos dari sergapan polisi.
Transaksi jual beli hari ini telah diatur oleh Carlos Santos. Dia mengutus anak buahnya sebagai pembeli senjata api dalam jumlah yang cukup besar untuk memancing Beatrix. Setelah sepakat dengan masalah harga, barang, waktu dan tempat, Carlos memerintahkan Domino untuk datang ke tempat dan waktu yang telah disepakati lalu menangkap Beatrix.
Winaga segera menyampaikan pesan Bernard kepada Beatrix.
"Bagaimana mungkin tempat dan waktu yang telah disepakati bisa diketahui oleh pihak kepolisian?"
"Sepertinya ada yang membocorkan informasi ini namun aku belum bisa memastikan."
"Namun, aku yakin pembeli kali ini merupakan anak buah Carlos Santos. Mereka membeli dalam jumlah besar. Aku tetap harus datang meskipun ini jebakan."
"Ini terlalu beresiko, Bee."
******
Anak buah Eira melaporkan hasil penyelidikan tentang kekacauan di klub Delova tempo hari. Mulai dari kartu anggota VIP Tuan Bernard. Berdasarkan keterangan beliau, 2 buah anak Wu Ling sudah siaga saat mobil beliau datang lalu segera menyergap dan menyekapnya. Mereka mengikat tangan, kaki dan mulutnya lalu mobilnya di parkir di belakang gedung agar tidak terlihat. Setelah itu, kartu anggota VIP beliau diambil. Dari CCTV, Wu Ling masuk dengan kartu anggota tersebut lalu mengakses pintu masuk belakang agar anak buahnya bisa menyelinap masuk. Setelah berhasil masuk, anak buahnya menggunakan kartu tersebut untuk mengakses pintu darurat menuju atap dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Namun anehnya, saat itu CCTV terlihat pergerakan yang sama dan setelah diperbaiki oleh ahli barulah kami temukan rekaman CCTV aslinya.
"Artinya ada yang memanipulasi CCTV kita saat itu sehingga kita tidak menyadari kedatangan Wu Ling. Kira-kira siapa yang bisa melakukan hal ini? Dia pasti sangat paham dengan sistem keamanan kita dan mengerti teknologi. Orang itu sangat mengerti namun tidak mungkin dia", gumam Eira.
Eira mengetukkan jari telunjuknya ke meja. Dia masih berpikir keras siapa orang yang bisa melakukan ini selain orang yang berada di pikirannya tadi tetapi buntu.
Eira menemui Winaga untuk memberitahukan hal ini. Setelah Winaga mendengar hasil penyelidikan dan mengaitkan dengan transaksi hari ini, dia menemukan satu nama yang mungkin melakukan hal ini.
Winaga mengepalkan tangannya.
"Akan gua hajar si Wesley, beraninya dia berkhianat."
"Tapi Naga, apa mungkin Wesley? Dia adalah adik ipar elu dan elu tau Jeane sangat mencintainya. Lalu apa untungnya dia mendukung musuh besar kita atau mungkin ada yang menjebaknya supaya tuduhan ini mengarah kepadanya."
"Tuduhan gua ke dia sangat berdasar. Pertama, Wesley pencipta kartu keanggotaan VIP yang bisa mengakses setiap pintu masuk dan darurat. Darimana Wu Ling tahu mengenai kartu tersebut? Kedua, tentang CCTV, hanya Wesley seorang ahli IT yang bisa memanipulasinya. Ketiga, transaksi hari ini, Wesley yang menemukan calon pembeli ini di internet melalui saluran ilegal. Belasan tahun, tidak pernah ada transaksi sebesar ini dan Bee yakin pembeli ini orangnya Carlos Santos."
"Gua sempat berpikir memang Wesley sangat mungkin tetapi bukankah amat kebetulan hal ini terjadi saat Aletta dan Andreas menjadi bagian dari kita."
"Jadi maksudnya, elu menuduh wanita gua dan kakaknya yang sengaja mengadu domba kita."
"Dengar dulu Naga. Tuduhan gua ke mereka juga berdasar. Pertama, saat di klub, Andreas memiliki teknik beladiri yang cukup baik, dia mampu melawan 15 orang saat itu dan dia bertahan dari setrum listrik. Tidak mungkin orang biasa mampu bertahan dia pasti terlatih. Kedua, di gudang senjata, Andreas ternyata juga terampil merakit senjata. Ketiga, transaksi ini terjadi setelah kedatangan mereka. Dan mungkin masih banyak hal yang mereka sembunyikan dari kita semisal Aletta seorang ahli IT seperti Wesley. Jadi, kita patut mencurigai mereka."
"Gua akan menemui Aletta dan menanyakannya sekarang juga."
Winaga segera mencari Aletta di kamarnya dan Eira mengikutinya.