4

1005 Words
“Terima kasih banyak Mas,” ucap Dinda yang dengan cepat menerima pakaian yang diberikan oleh Sean. “Kalau tulis catatan tu yang benar! Jangan bikin orang pusing!” ucap Sean lagi dengan ketus lalu kembali ke tempat duduknya. Dinda yang mendengar ucapan Sean hanya mampu melongo karna tidak tau apa maksudnya Sean. “Saya butuh ke kamar mandi,” pinta Dinda dengan hati-hati melihat wajah Sean yang sedikit lelah. Sean mengusap kepalanya frustrasi karna Dinda banyak permintaan, tapi mau tidak mau dia memang harus menurutinya, perempuan itu mau ke kamar mandi pasti untuk ganti baju, tidak mungkin dia membiarkan perempuan itu membuka bajunya di depan mata dia. Sean membuka pintu tahanan dengan malas tanpa menatap Dinda, begitu pintu terbuka Dinda yang hendak buru-buru keluar langsung di cegat oleh Sean. “Bisa tidak Lu tidak usah buat jantungan orang? Jalan biasa saja! Gak ada binatang buas yang kejar Lu di sini!” ketus Sean kesal karna langkah Dinda seperti orang hendak melarikan diri. “Ya maaf, saya kan hanya mencoba untuk cepat-cepat saja biar Mas tidak kelamaan nunggunya,” jawab Dinda yang membuat Sean menatap malas ke arah Dinda. “Dibilangi nurut! Bukan suruh jawab!” gertak Sean kembali membuat Dinda ciut. Dinda mematung di depan pintu tahanan tanpa berani bergerak membuat Sean kembali meradang. “Ngapain berdiri lagi? Lu gak jadi pergi ke kamar mandi?” tanya Sean dengan amarah yang sudah seperti di ubun-ubun. “Iya-iya, saya ke kamar mandi sekarang,” jawab Dinda dengan cepat, dia berjalan dengan santai ke kamar mandi sambil membawa baju gantinya. Dinda membawa masuk pakaiannya ke dalam kamar mandi, dan segera membersihkan dirinya. “Hah, ini kan bukan bikini, apa dia tau ya maksud aku suruh dia beli bekini sebenarnya tu dalaman, tapi karna malu tulis dalaman malah aku tulis bikini? Dan dia paham,” gumam Dinda yang melihat dalaman yang lumayan menarik untuk di pakai perempuan. “Ah, pikir amat, yang penting udah di belikan, tinggal pakai,” ucap Dinda yang langsung memakai pakaian yang di belikan oleh Sean, "Tapi dia pintar juga pilihnya ya, sesuai selera perempuan, hihi," lanjut Dinda sedikit terkekeh karna sudah mengerjai lelaki itu. Setelah dia mengganti pakaian, dia langsung keluar dari dalam kamar mandi. Sean yang masih menunggu Dinda di depan pintu kamar mandi takjub pada kecantikan Dinda memakai pakaian yang dibelikan olehnya, baju Muslimah itu menutup tubuhnya dengan sempurna, kecuali wajah ovalnya yang menggemaskan dan sedikit kemerah-merahan, dengan bibir ranum berwarna ping alami. Sean menatap Dinda dari ujung kaki hingga ujung kepala tanpa mengedip, membuat Dinda serasa mati kutu karna di tatap aneh oleh lelaki yang belum dia tahu apa dia baik atau buruk kelakuannya. “Maaf saya harus masuk sekarang juga,” ucap Dinda sambil melangkah cepat membuyarkan lamunan Sean dan segera mengejar Dinda. “Lu jadi perempuan kenapa tidak patuh hah? Berapa kali aku harus bilang kalau jalan itu yang santai saja, jangan seperti orang yang mau melarikan dirinya dari sini!” teriak Sean dengan ketus. "Habis Masnya menakutkan," sahut Dinda membuat Sean melongo. “Apa dia bilang? Aku menakutkan? Gila! Baru kali ini aku dengar dari mulut perempuan kalau aku menakutkan,” ucap Sean yang sadar dirinya sering di kejar-kejar oleh wanita cantik di luar sana. Dinda dengan cepat masuk ke dalam tahanan bawah tanah itu, dan Sean langsung menguncinya kembali dengan menatap sinis pada Dinda yang juga melirik Sean dengan ujung matanya. “Apa lihat-lihat? Suka?” ucap Sean dengan menggertak, tapi itu tidak membuat Dinda takut, malah terlihat lucu di mata Dinda. “Aku lapar,” jawab Dinda membuat Sean lagi-lagi meradang. “Aku sibuk gak sempat keluar beli makanan!” jawabnya ketus yang melemparkan bokongnya di sofa empuk menghadap ke arah Dinda. Dia sengaja duduk di sofa tunggal itu hanya untuk menatap kecantikan Dinda, meski perempuan itu sedikit ngeselin, tapi kecantikannya tetap tak bisa di ungkiri, dia memang sangat cantik. “Lah, malah duduk, katanya sibuk,” gerutu Dinda sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan. “Memang perut Lu dibuat dari karet ya? Perasaan baru tadi Lu makan siang sudah lapar lagi,” ucap Sean yang mendengar gerutu Dinda. “Ya siapa suruh kurung aku di sini, coba kalau aku dilepaskan, kan tidak mungkin aku ngerepotin Masnya,” jawab Dinda yang keras kepala membuat Sean ingin memberi selotip saja di mulutnya Dinda. “Salah Lu sendiri, ngapain ikutin aku, padahal alasan Lu saja mau ngembaliin kunci, aslinya Lu tertarik sama aku dan memilih mengikuti aku kan, biar Lu bisa kenalan,” jawab Sean mencibir. “Pede amat,” cebik Dinda yang masih terus mengelus perutnya, “Kalau Masnya gak mau beli makanan, terus nanti saya mati di sini, bagaimana?” tanya Dinda lagi. Sean menatap malas ke arah Dinda, lalu bangkit meninggalkan sofa tanpa peduli ucapan Dinda. “Pelit amat, aku ingin makan cemilan, biasanya jam segini kan aku makan bakso di tempat mang ujang, bakso langganan aku,” keluh Dinda yang membaringkan tubuhnya supaya tidak terlalu keroncongan. Sean keluar dari markas mereka, “Kamu mau ke mana?” tanya Jordan yang melihat Sean bukan menjaga tahanan mereka, tapi malah keluyuran gak jelas. “Ini Bos, saya mau beli makanan ringan,” jawab Sean membuat kening Jordan mengerut. “Terserah kamu saja, asal kamu tidak lalai sama tugas kamu!” ucap Jordan yang pergi meninggalkan Sean. “Baik Bos,” jawab Sean meski dia tahu Bosnya sudah pergi dan tidak mendengar jawabannya. “Ini semua gara-gara perempuan cerewet itu, lapar lah, mati lah, banyakan drama!” ketus Sean yang pergi keluar untuk membeli beberapa makanan ringan. Dia tahu Dinda bukan lapar ingin makan nasi, tapi ingin makan makanan selingan, lagian mana ada warung nasi jam segini, palingan bentar lagi baru buka. Sean membeli beberapa jajanan ringan di mini market, begitu keluar dia berpapasan dengan penjual bakso keliling. “Mas, beli baksonya,” tawar lelaki tua itu. “Tidak!” jawab Sean cuek. “Untuk anak, istri, adik perempuan, biasa mereka suka makan bakso Mas,” tawar lelaki tua itu lagi membuat Sean sedikit meradang dan memicingkan ujung matanya menatap penjual bakso tersebut. Bersambung ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD