Page one - Ventham
Ada sebuah rumor yang menyebar di ibu kota Rumania-Bukares, jika ada satu sindikat yang akan mengabulkan semua keinginan dengan bayaran tertentu. Caranya mudah, cukup menuliskan alamat rumah di sebuah kertas putih dan menyiapkan dua buah permen stroberi dalam amplop berwarna putih polos lalu mengirimkannya ke alamat yang tertera pada sebuah website tidak resmi yang beredar. Setelah mengirim proses selanjutnya adalah menunggu, kurang dari satu minggu maka jawabannya akan tiba.
Jika tiba-tiba pada waktu yang tidak ditentukan kau dijemput sebuah mobil Van berwarna hitam pekat dengan logo gagak berwarna emas, maka artinya permintaanmu diterima. Namun, jika dalam waktu satu minggu kau tidak juga mendapat jemputan tandanya permintaanmu ditolak. Bisa karena permintaannya terlalu berat atau tidak sesuai dengan ketentuan yang mereka berikan.
Untuk bayaran, mereka tidak selalu meminta uang. Semua tergantung pada jenis permintaanmu dan pada siapa yang akan menerima juga menyelesaikan permintaan tersebut. Rumor terburuknya, mereka pernah meminta nyawa sebagai bayaran. Rumor adalah rumor, tidak sedikit yang percaya dan tidak sedikit juga yang tidak percaya. Mereka yang menganggap rumor membayar dengan nyawa adalah hal konyol dan terlalu dibesar-besarkan. Dan tidak ada juga yang dapat membenarkan rumor buruk tersebut karena tidak ada saksi yang tertinggal.
°°°
Di sebuah rumah kecil yang dikelilingi pagar kayu dan terlihat begitu sepi, rumah tersebut terlihat sendirian di kelilingi semak dan pohon-pohon karena jarak ke rumah lainnya mencapai lima ratus meter. Tepat pukul sebelas malam, sebuah mobil Van mewah berwarna hitam pekat dengan logo gagak emas di sebelah kanan mobil berhenti di depan pagar mereka. Seorang pria dengan setelan jas formal bergaya klasik berwarna perak turun dari dalamnya, perlahan pria itu melangkah melewati pagar kayu dan berdiri di depan pintu rumah.
Pria dengan rambut hitam dan berwarna mata emas itu tersenyum manis sebelum mengetuk pintu rumah sebanyak tiga kali, lalu ia diam menunggu jawaban.
Klik-
"Oh?"
Seorang wanita dengan pakaian sederhana, terlihat sedikit berantakan dengan bekas noda makanan di pakaiannya. Wanita dengan rambut merah gelap itu menatap si pria dengan mulut setengah terbuka dan tatapan mata tak percaya. Wanita itu bahkan tidak membiarkan tamunya masuk atau sekadar bertanya identitas tamunya.
"Selamat malam, saya Hades. Benar dengan Margareth? Saya menerima amplop berisi permintaan, apa Anda bukan Margareth?" tanya Hades sembari menatap rumah tersebut seolah sedang memastikan jika ia tidak salah alamat. Margareth menggeleng cepat, tanpa sadar ia menarik lengan Hades seperti tidak rela membiarkan pria itu pergi meninggalkan rumahnya.
"Benar, benar saya Margareth! Saya yang ... saya yang mengirimkan permintaan tersebut, saya ...." jelas Margareth dengan terputus-putus. Hades terkikik pelan karena reaksi yang ia dapat, Hades menatap Margareth dengan bola mata emasnya dan menepuk perlahan tangan wanita muda tersebut dengan tangannya yang berlapis sarung tangan kain berwarna hitam.
"Margareth, tenanglah. Saya tidak akan ke mana-mana, saya datang untuk menjemput Anda dan membicarakan tentang permintaan yang Anda ajukan. Apa saat ini ada waktu? Jika iya, saya sudah siapkan mobil untuk mengajak Anda ke kastel saya." Hades menunjuk ke arah mobilnya yang terparkir di depan pagar rumah. Kedua mata Margareth membelalak ketika melihat mobil mewah di hadapannya, ia akan naik mobil mewah yang selama ini hanya bisa ia lihat di jalan dan televisi.
"Saya ... saya akan naik itu? Kalau begitu, kalau begitu saya akan ganti pakaian terlebih dulu. Ah! Masuk, silakan masuk Tuan Hades, saya sampai lupa membiarkan Anda masuk ke dalam rumah!" serunya dengan takut-takut, ia sudah berbuat tidak sopan, bagaimana jika Hades sampai memutuskan untuk membatalkan permintaan yang ia ajukan pikirnya.
Hades terkikik lagi, lalu menggeleng.
"Tidak perlu, Margareth tidak perlu ganti pakaian. Saya juga cukup berdiri di sini saja, penampilan Margareth sudah baik sekali. Jangan malu, kastel saya tidak semewah itu untuk sampai mengubah penampilan. Saya hanya seorang pengusaha kecil yang menjajakan jasa sewa, saya bukan pria terhormat Margareth." Hades meraih tangan Margareth yang kotor karena tepung dan coklat leleh, mata Hades bersinar karena rasa penasaran lalu mendongak menatap gadis yang jadi kliennya malam ini.
"Anda sedang membuat sesuatu? Saya menemukan bekas-bekas coklat lezat di tangan Anda, haha."
Wajah Margareth memerah karena ucapan Hades, ia mengalihkan tatapan matanya sedikit dan berdeham pelan sebelum mengangguk malu-malu.
"Benar, saya sedang membuat kue pesanan. Ada tetangga yang meminta dibuatkan Cozonac untuk makan pagi mereka bersama keluarga besar, jadi aku membuatnya tengah malam agar pesanannya bisa diambil pagi-pagi sekali," jelas Margareth perlahan pada Hades yang mendengarkannya dengan baik. Hades mengangguk perlahan, kini tangannya membuka salah satu pintu mobil dan membantu Margareth masuk dan duduk dengan nyaman.
"Cozonac? Terdengar lezat sekali, aku sudah lama tidak makan itu. Mungkin kau bisa membuatkanku itu juga setelah permintaanmu selesai." Hades tersenyum, menutup pintu mobil dan segera masuk ke dalam Van tersebut agar mereka menuju kastel. Supir yang sudah melihat keduanya naik, segera menyalakan mesin mobil dan meninggalkan rumah Margareth.
"Ah, tentu, tentu saja. Saya bisa buatkan Hades beberapa, tidak hanya cozonac, makanan manis lain juga akan saya buatkan. Uhm, apa kita akan membicarakan masalah permintaan saya begitu tiba di kastel?" tanya Margareth memastikan. Hades melirik gadis yang mungkin usianya belum mencapai dua puluh lima itu, Hades tersenyum manis karena harum jiwa yang Margareth miliki.
"Kau ingin hidup seperti seorang putri, dengan pangeran tampan yang begitu mencintaimu, yang menganggapmu wanita paling cantik di dunia. Kau ingin kamarmu dipenuhi mawar merah dan perhiasan dengan jenis rubi. Kau ingin makan pagimu disediakan daging rusa panggang, kaviar, dan berbagai macam makanan manis yang hanya disajikan untuk para bangsawan. Pada siang hari kau ingin jalan-jalan ke ibu kota dengan pangeranmu, memilihkan pangeranmu pakaian, pergi ke teater dan naik kuda bersama pangeranmu di halaman kastel. Malam harinya sebelum usai, kau ingin pergi ke pesta dansa yang biasa didatangi bangsawan, memakai gaun mewah berwarna merah dan berdansa hingga kakimu sakit bersama pangeran yang mencintaimu."
Hades menatap lurus pada wajah lugu Margareth, pada kedua mata hijaunya yang menunjukkan rasa ingin begitu besar. Seperti impian masa kecil dan tidak akan bisa terwujud bagaimanapun Margareth berusaha. Hades bisa melihat semburat merah di kedua pipi Margareth, tanda yang menunjukkan jika gadis ini benar-benar menunggu hal yang Hades sebutkan terjadi.
"Terkabul. Aku menerima permintaanmu Margareth, dan mengingat perjalanan kita cukup jauh sepertinya kau bisa memilih pangeranmu di sini. Tunggu sebentar, aku akan ...." tawar Hades terputus karena Margareth yang segera menjawab Hades dengan menggelengkan kepala.
"Ah, maaf memotong penjelasanmu, tetapi ... tetapi aku tidak mau memilih pangeranku, aku mau dia tiba-tiba muncul di hadapanku saat aku baru bangun tidur. Aku ingin dibuat terkejut oleh kedatangannya, dan aku percaya seleramu." Margareth menggumam perlahan sembari menggigit bibir bagian bawahnya. Hades mengerjapkan mata perlahan sebelum tertawa.
"Aku mengerti, aku akan pilihkan pangeran paling sempurna yang aku punya. Dan akan aku berikan kastel terbaik yang bisa aku sediakan, lengkap dengan semua yang kau inginkan Margareth," ungkap Hades lembut, perlahan pria itu mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Margareth, "sementara untuk bayarannya, aku meminta dirimu. Aku ingin jiwamu."