Begitu turun ke lantai bawah. Melewati beberapa kumpulan mahasiswa dan mahasiswi. Disha kembali mendengar sayup-sayup para remaja itu masih membicarakan dirinya. “Itu istrinya, Pak Kenzo?’ “Pendek banget, yah?” “Nggak cantik, kok. Biasa aja. Lebih cantik kan, akulah." “Duh, patah hati deh gue.” “Idola kampus kita, di ambil orang.” Dan masih banyak lagi bicara yang Disha dengar. Tapi dasar Kenzo. Punya suami, manusia dingin sedingin Kutub Utara itu cuek dan terus berjalan sambil menggengam erat tangannya.Tanpa memperdulikan apapun cerita tentang diri mereka berdua. “Kenapa?’ tanya pria itu heran kepada Disha. “Nggak malu ngakuin aku sebagai istrimu? Apalagi di hadapan para mahasiswi cantik yang mengidolakan mu itu.” Tanya Disha cemberut. Mendengar Disha berkata seperti itu. Keenan

