Ali melangkah keluar dari ruang pertemuan dengan langkah cepat, mencoba untuk menenangkan pikirannya. Namun, begitu pintu mobil menutup di belakangnya, ia tak bisa menahan diri. Tangan kirinya memegang setir dengan erat, sementara mulutnya tak berhenti menggerutu.
“Dasar Bayu… memangnya dia kira aku bodoh?” Ali membentak pelan sambil mengemudi. Matanya tajam menatap jalanan, namun pikirannya terus terjebak pada situasi di dalam ruang pertemuan tadi.
Ia tak bisa mengabaikan kenyataan yang baru saja ia saksikan—sikap Bayu yang canggung, Erika yang begitu dekat, bahkan kecupan singkat di bibir Bayu. Ali tahu betul bahwa Bayu memiliki hubungan serius dengan Senja, seorang wanita yang selama ini menjadi kekasih Bayu, yang sering ia bawa dalam berbagai pertemuan sosial. Namun, entah mengapa,
