Athaya kira Adeeva sudah akan tiba lebih dulu di apartemen. Seharusnya begitu, mengingat waktu yang sudah cukup malam dan tidak ada alasan bagi perempuan itu untuk terlambat. Namun, rupanya dugaannya salah. Saat mobilnya perlahan melewati area lobi apartemen, hendak menuju parkiran basement, matanya justru menangkap pemandangan yang tidak ia harapkan. Di bawah temaram lampu jalan, di tengah lalu lalang kendaraan yang melintas, ia melihat sosok yang begitu dikenalnya baru saja turun dari atas motor. Adeeva. Perempuan itu melepas helmnya dengan gerakan pelan, membiarkan rambutnya tergerai begitu saja. Namun, bukan itu yang membuat dadanya terasa sesak. Yang membuatnya diam membeku dengan genggaman yang semakin kuat pada setir adalah kenyataan bahwa motor itu bukan miliknya. Itu motor Rakha

