Adel meletakkan ponselnya di meja dengan alis yang berkerut dalam, pandangannya terpaku pada layar yang kini gelap setelah pesan misterius itu hilang begitu saja. Pesan tersebut datang tepat setelah ia menutup telepon dengan Beta—panggilan rutin yang tak seharusnya meninggalkan kesan aneh seperti ini. Namun, kata-kata dalam pesan singkat itu bergema di benaknya: Ada yang ingin menghancurkan kantormu! Ia bersandar di kursinya, mencoba mencerna situasi. Siapa yang mengirim pesan itu? Dan yang lebih penting, bagaimana mungkin pesan tersebut langsung menghilang tanpa jejak? Adel memutar otaknya dengan cepat, menganalisis setiap kemungkinan. Bisa jadi ini hanya lelucon dari seseorang yang iseng, tetapi firasatnya mengatakan sebaliknya. Pesan itu terlalu spesifik. Terlalu... personal. Adel

