Adeeva sebenarnya tak ingin berpikir terlalu jauh, tapi perhatiannya terus terpaku pada satu hal: Rakhan. Cowok itu selalu ada di sekitarnya, entah kebetulan atau memang sengaja. Awalnya hanya sapaan singkat, sekadar “Hai, gimana harimu?” atau “Udah makan belum?”—pertanyaan sederhana yang seharusnya tak berarti apa-apa. Tapi semakin sering Rakhan melakukannya, semakin sulit bagi Adeeva untuk mengabaikannya. Ia mulai menyadari hal-hal kecil yang dilakukan Rakhan. Cara cowok itu selalu memastikan ia baik-baik saja, bagaimana suaranya terdengar tulus setiap kali bertanya tentang harinya, dan bagaimana tatapannya selalu penuh perhatian. Tidak berlebihan, tidak memaksa. Hanya cukup untuk membuat hati Adeeva terasa aneh—gugup, hangat, dan gelisah dalam waktu bersamaan. Adeeva menggigit

