"Oi, Thaya! Ngapain di sini?" Suara berat itu membuat langkah Athaya terhenti sejenak. Ia menoleh dan mendapati sosok Jefri—teman satu fakultasnya di Teknik—berjalan mendekat dengan ekspresi penuh tanya. Tidak heran sih. Fakultas Kedokteran bukanlah tempat yang biasa dikunjungi oleh anak Teknik, kecuali kalau ada urusan tertentu. Dan melihat Athaya ada di sini, tentu saja Jefri penasaran. Athaya mengusap tengkuknya pelan, mencoba memasang ekspresi santai. "Nyari Muammar," jawabnya seadanya. Jefri menyipitkan mata, seolah mencoba membaca kebohongan kecil yang baru saja keluar dari mulut temannya. "Muammar?" ulangnya, skeptis. "Lo yakin? Bukan nyari yang lain?" Athaya terkekeh, berusaha tetap tenang. *Ya siapa lagi? Dia kan kuliah di sini." Jefri mengangguk pelan, tapi tetap ti

