Terlalu Lambat

2123 Words

Angin malam bertiup kencang, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan bau besi berkarat dari pagar apartemen tua itu. Cahaya lampu jalan yang temaram menciptakan bayangan-bayangan ganjil di dinding, seolah ada sesuatu yang mengintai dari sudut-sudut gelap lorong sempit itu. Gadis itu berjalan dengan langkah gontai, diiringi suara sepatu sang dosen yang bergema di lantai berdebu. Pintu-pintu apartemen di sepanjang lorong tampak usang, beberapa bahkan terbuka sedikit, menampakkan kegelapan yang lebih pekat di dalamnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tidak ada suara televisi, tidak ada tawa penghuni. Hanya sunyi. Sunyi yang menyesakkan. Setiap langkah yang ia ambil terasa seperti membawa dirinya lebih dalam ke lubang hitam yang tak berdasar. Nafasnya pendek-pendek, bukan karena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD