Begitu peluit panjang berbunyi tanda pertandingan selesai, Aldo langsung berjalan ke pinggir lapangan, mengambil napas panjang sejenak untuk menenangkan diri setelah laga yang cukup intens. Tubuhnya yang lelah terasa agak lebih ringan, meskipun perasaan yang mengganjal di dadanya masih tetap ada. Ia duduk di pinggir lapangan dengan mata yang tertuju pada lapangan yang kini mulai sepi. Beberapa teman satu timnya mulai mengobrol, namun Aldo merasa seolah ada jarak antara dirinya dan mereka.
Dengan tangan yang sedikit gemetar, Aldo mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Layar ponsel itu terang di bawah cahaya lampu stadion yang mulai meredup, seiring berjalannya waktu. Ia membuka aplikasi pesan, melirik daftar kontaknya, dan jari-jarinya berhenti di nama yang sudah lama ia inginkan untuk dip
