Senja berdiri di depan gerbang kosnya, mengamati mobil Ali yang mulai menjauh dari pandangannya. Malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, atau mungkin hanya perasaannya saja. Setelah semua yang terjadi, rasanya tubuhnya belum benar-benar bisa rileks. Ali baru saja mengantarnya pulang, memastikan ia sampai dengan selamat. Ia bahkan tidak langsung pergi setelah Senja turun dari mobil. Sebaliknya, ia menunggu sebentar, memantau hingga Senja benar-benar masuk ke dalam gerbang sebelum akhirnya berbalik arah menuju jalanan depan. Sikapnya itu... membuat sesuatu di dalam diri Senja terasa hangat. Ali memang tidak banyak bicara, tapi setiap tindakannya selalu penuh makna. Ia bukan tipe yang menanyakan hal-hal remeh seperti, 'Apa kamu baik-baik saja?' atau 'Kamu butuh sesuatu?' karena ia tah

