Berlanjut

2171 Words

Senja masih sibuk membereskan barang-barangnya ketika suara langkah kaki di belakangnya terdengar semakin mendekat. Ia tidak mengira ada yang masih tersisa di dalam ruangan, mengingat jam pulang kantor sudah lewat beberapa menit yang lalu. Namun, saat ia melangkah menuju pintu, tangannya yang hendak meraih gagang pintu tiba-tiba terhenti. "Kunci," gumamnya pelan. Saat itulah ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Jantungnya mulai berdegup lebih cepat dari biasanya. Perlahan, ia menoleh ke belakang dan melihat tiga sosok berdiri di sana. Lina, Verny, dan Merry menatapnya dengan ekspresi yang sama—penuh kebencian dan kemarahan yang tertahan. Senja menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Namun, sebelum ia bisa berkata apa pun, Lina sudah lebih dulu melangkah maju. "Lo janga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD