Di sebuah kafe dengan nuansa tropis, angin sore berembus lembut melalui celah jendela terbuka. Beberapa meja kayu terisi oleh pengunjung yang menikmati minuman segar di tengah panasnya hari. Di salah satu sudut, Rakhan dan Adeeva duduk berhadapan, masing-masing dengan segelas es kelapa di tangan. Butiran embun di permukaan gelas menunjukkan betapa dinginnya minuman itu, kontras dengan hawa gerah di luar sana. Rakhan menyeruput es kelapanya pelan, membiarkan rasa manis alami menyegarkan tenggorokannya. Sementara itu, Adeeva sibuk mengaduk-aduk es batunya dengan sedotan, tatapannya kosong menatap ke dalam gelas. “Tadi di jalan…” Rakhan akhirnya membuka suara setelah beberapa saat hening. “Cowok itu… kamu kenal?” Adeeva mengangkat wajah, menatap Rakhan dengan sedikit heran sebelum ak

