Sekitar jam lima pagi, cahaya matahari mulai merayap perlahan di balik tirai jendela apartemen Ardi. Di ruang tamu, dua teman Shenzy yang semalam ikut mabuk mulai terbangun. Kepala mereka masih berat, efek dari alkohol yang semalam mereka konsumsi. Salah satu dari mereka mengerang pelan, menekan pelipisnya, sementara yang lain berusaha duduk dan mengumpulkan kesadaran. "Shenzy mana?" suara serak dari salah satu gadis itu memecah kesunyian. Temannya menguap sebelum akhirnya ikut mengedarkan pandangan ke sekitar ruangan. Shenzy tidak ada di sana. Hanya mereka berdua yang tergeletak di sofa dan lantai, masih dalam kondisi pakaian yang berantakan. Mereka saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya bangkit dengan tubuh yang masih lemas. Pikiran mereka masih belum sepenuhnya jernih, ta

