Bayu kalah. Ia tak kuat dengan godaan itu. Bagaimana pun, ia laki-laki. Mana tahan dengan perempuan? Sehingga ia mulai mengikuti ritme Erika dan itu membuat Erika tersenyum menang. Awalnya, Bayu berusaha menahan diri. Logikanya berteriak bahwa ia harus pergi, bahwa ia harus menghindari jebakan yang tengah dipasang oleh Erika. Namun, tubuhnya berkata lain. Daya tarik Erika begitu kuat, seperti magnet yang menariknya ke dalam pusaran yang tak dapat ia hindari. Satu langkah mundur yang ia coba lakukan justru semakin menyeretnya masuk dalam pesona perempuan itu. Dan Erika tahu betul bagaimana memainkan permainannya. Bayu menatap wajah Erika dengan sorot mata yang masih berusaha menyimpan sisa-sisa pertahanan. Namun, senyum perempuan itu mengoyak tembok ketegarannya. Erika mendekat, aroma par

