"Kak, ini ke mana?" Ia tahu karena Ali tak mengemudikan menuju kantor mereka. Ali membawanya ke arah lain. Ali menghela nafas. Ia hanya tak bsia menahan diri. "Aku tahu gedung kantor tadi itu punya keluarga mantanmu." Senja menoleh cepat, matanya membulat penuh keterkejutan. Ali tahu? Dunia seakan berhenti sejenak saat kata-kata itu keluar dari mulut Ali. Ia memandangi lelaki di sebelahnya, mencari tanda-tanda apakah ia hanya menebak atau benar-benar tahu. Tapi dari ekspresi Ali yang tenang namun serius, jelas bahwa lelaki itu tidak main-main. Jantung Senja berdetak lebih cepat. Rasa hangat menjalar di seluruh tubuhnya, bukan karena malu—tapi karena perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba menyerangnya. Bagaimana bisa Ali tahu? Ia tidak pernah berbicara tentang masa lalunya. Bahkan kepad

