Hurtless | 3

898 Words
"AXELIO BRANDOOOOOONN!!!!" teriakan membahana itu membuat axel hampir saja menyemburkan minuman nya kewajah ratu. Entah dari mana lelaki itu mendapatkan sekotak s**u cokelat digenggaman nya, bahkan ia sempat menawari ratu "Apaan sih" balas Axel saat tau siapa sumber keberisikan itu "RATU KUU!! CINTO KUU!!! lu gapapa?" teriak Vallen, "Eh astagfirullah! Axel otak lo kesleding apaan sih!" Vallen mendatangi ratu yang terduduk lelah. Wajah gadis itu sedikit pucat, efek dirinya belum makan sehari ini. Axel pun ikut menatap kearah ratu yg hanya meminum s**u pemberian Axel "Lu ya Xel. Anak orang lu ajak tour disekolah. Mati aja lu sono kalo gabut" omel Vallen. "dikata Ratu anak baru, lo ajak tour sekolah?! " "Vall, lu ajak ratu makan gih. Gua mau omelin nih bocah satu" suruh Diazy Vallen terus menerus mengomel sambil membawa ratu menjauh, seolah olah jika dibiarkan sendiri, ratu bisa terjangkit virus bodoh axel. Sedangkan axel hanya terdiam mendengar ocehan Vallen lalu terkekeh kecil "Temen lu lucu juga" "Temen gue yang mana?" tanya Diazy Axel duduk di kursi taman sambil menyadarkan punggung nya "Ratu" "Hah? Gua baru tau kalo lo normal xel. Lu naksir nih cerita nya?" "Kaga, Kenalan bukan berarti suka" Diazy mengangguk kan kepala nya, lalu terlintas pertanyaan yg selama ini ia urungkan "Oiya, Om Mario?" tanya Nya "Membaik" balas Axel, "lu dicariin kadang. Sombong amat lu sementang ada pacar" "Ya maap lah. Entar gua kerumah deh. Gitu gua balik dulu ya. Bye" Axel mengangguk kan kepala nya, dan menatap punggung Diazy yang mulai menghilang "Dulu lu pernah hampir ada digenggaman gue, Zy. Tapi fakta nya lu lebih bahagia sama sahabat gue. Emang kita pada dasar nya lebih baik temenan dari dulu" *** "Ra, lu balik sama gue ato gimana?" tanya Vallen Ratu masih sibuk mengumpulkan barang-barang nya dan memasukan dalam tas "Gue naik angkot aja. Lagian gua harus keperpus dulu, balikin buku. lu bedua duluan aja" "Ga mau ditemenin?" "Kaga, bentaran doang aja paling" "Yaudah kalo gitu, kita bedua cabut duluan ya. Lu tiati" kedua nya lantas pulang duluan dan menyisakan ratu yang berjalan menyusuri lorong kearah sebaliknya, dimana perpustakaan berada. Separuh populasi sekolah sudah mulai kosong, hanya menyisakan siswa ekstrakulikuler saja dilapangan Saat tiba diperpus, hanya menyisakan ruangan kosong dan sepi. Ratu sempat bertemu dengan guru penjaga sebelumnya dan beliau mengijinkan ratu Jam sudah menunjukkan pukul 16.20 pm, ratu dengan cepat mencari dua buku sejarah yang diinginkan nya mengingat ia sangat benci suasana sepi seperti ini.  Pintu perpustakaan kembali terbuka. Merasa ada seseorang yg memasuki perpustakaan selain dirinya, ratu akhirnya memunculkan kepala nya dari ujung Rak buku.  "Mon maap aja nih ya. Gua cuma disuruh balikin buku... eh MASYAALLAH!" munculnya wajah ratu dari balik rak buku membuat lelaki itu terkejut "Ratu? Lu ratu kan?" "Lu yang tadi ngerjain gua? Varel?" "Axel" koreksi axel, "lu ngapain sendirian disini?" "Lagi cari buku" "Ya kali lu nyari batagor, gamungkin disini. Gua juga tau lu lagi nyari buku" "Terus kenapa nanya?" Axel menatap ratu malas, "dapat kaga buku nya? Gua disuruh nutup nih ruangan" "Masih ada satu lagi" "Yaudah gua tungguin." Ratu hanya menganggukkan kepalanya dan kembali mencari apa yang diinginkan nya, sedangkan axel sibuk dengan hukuman yang diberikan bu endang karena tidak mengerjakan tugas fisika nya Kedua nya sibuk dalam keheningan, benar benar hening. Hingga lampu perpustakaan padam tiba tiba tanpa menyisakan cahaya sedikit pun, bahkan dari celah ventilasi "Yaa tuhan! Axel lo jangan bercanda dong!" "AXEL NYALAIN, GA LUCU!" "AXEELL?!" "AXEL LU DIMANA?" Ratu cukup menggila ketika tidak mendengar sedikitpun jawaban dari axel. Dan kini badannya mulai bergetar hebat "RA! RATU LO DIMANA?! BUKAN GUE YANG MATIIN" "RAAA?" "RATUU" axel mencoba menyalakan saklar lampu yang memang berada di dekat nya setelah ia menyalakan Flashlight dari ponsel nya Lelaki itu mulai mencari keberadaan ratu didalam luas nya perpustakaan mereka. Hingga semakin ia berjalan, maka semakin terdengar suara isak tangis perempuan "Ratu! Hey.. Gue disini" Axel menarik ratu pelan saat menemukan gadis itu berdiri sambil memeluk dirinya sendiri, ketakutan.. "Axel nyalain lampunya! Ga lucu! " "Bukan gua, emang mati dari sono nya ra" Ratu kemudian mengikuti tarikan tangan axel pada tangannya. Lelaki itu menerangi ratu dengan ponsel nya, bahkan tas ratu kini sudah berada dibahu lelaki itu. Kini ratu samar-samar bisa melihat punggung tegap axel, kokoh dan terlihat sangat aman. "Lo dijemput?" tanya axel saat kedua nya berhasil keluar dari perpustakaan, demi apapun axel tidak akan pernah masuk kedalam ruangan terkutuk itu lagi. Ratu mengusap wajah nya, "Tolong tas gua" "Lu tunggu sini bentar" Axel mendudukan ratu di kursi dekat dengan post satpam setelah memberikan tas milik ratu "Ele ele. Eta neng geulis naon atuh den axel?" tanya pak Asep kaget "Bapa jangan liat saya gitu dong. Saya masih perjaka. " "Heh. Sembarangan wae" tegur pak asep Axel terkekeh kecil, lalu berlari menuju warung depan sekolah mereka, dan kembali dengan sebotol air mineral ditangan nya. Namun ketika ia sampai,ratu sudah berdiri dan hendak pergi "Mau kemana lo? Udah dijemput?" "Gue.. Gue naik taksi aja. Thanks ya" "Eh ini minum dulu, sawan lu entar" Ratu menerima sebotol air dari axel, "Thanks. Gua duluan ya" Axel membukakan pintu taxi didepannya dan meletakkan telapak tangan nya diatas pintu, agar kepala ratu tidak terbentur saat masuk. Setelah melihat taxi ratu menjauh, baru lah Axel mengambil motor nya dan melaju pulang Didalam taxi, dengan tangan gemetar ratu mengeluarkan benda bulat dan membuka salah satu tutup dari 5tempat yang ada. Gadis itu lalu mengambil satu obat dan meminum nya, hingga perasaanya kembali normal ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD