Hurtless | 2

1002 Words
'Hati gue rusak perlu dibenerin, pake cinta' - Axelio *** Axel dan kawannya baru saja keluar dari kantin dan menuju kelas mereka sambil memperhatikan Zio dan Asad yang sibuk menggodai adik kelas mereka. Rapat guru selalu menjadi surga bagi setiap siswa "Eh eh , gua punya pantun dong" ucap Zio mendapatkan perhatian tiga sahabatnya "Aseeekkk. Sikat maaangg" balas Asad 'Jalan jalan ke kota jepang' "Jauh amat jepang" Balas Asad "Jepang negara!" sambung Gray Zio menatap kedua temannya malas, "ya kalo gua ganti sepong kan ga enak" "a***y. Udah lanjut mang" teriak asad Zio pun mengulangi pantun yang dimilikinya 'Jalan jalan ke kota jepang' "Chhaakkeeepp" 'Jangan lupa membeli krupuk' sambung Zio, "Ya gua heran aja sih. Ngape juga beli krupuk sampe ke jepang. Dahal di kantin juga ada noh" ucap nya tanpa dosa "Owww anjing ga sopan" sarkas asad Axel yang dari tadi sedang menyedot s**u kotak nya sontak terhenti mendengar pantun Zio. Sudah bukan hal aneh lagi jika Zio dan otak cumi nya muncul dihadapan mereka "Lu gak lama gua lindes juga ya Yo" ucap Axel sambil melempar zio dengan kotak s**u nya "Alhamdulillah, berkah" terima zio Mendengar itu, Axel mengepal kan tinju nya didepan Zio dan berniat membogem lelaki itu bercanda. Namun teriakan berat seorang lelaki membuat keempat nya mengalihkan perhatian mereka kearah lapangan, dimana kelas lain nya sedang berolahraga "Kita bukan sedang piknik! " teriak guru olahraga Muda itu Seketika tatapan axel jatuh pada seorang gadis yang berteriak heboh menyoraki temannya. Sesaat axel terpaku melihat pemandangan itu "Xel, lu gajadi nonjok Zio?" tanya Asad Gamblang Zio dengan cepat menoyor kepala zio, "Jangan diingetin, Dugong. Astagfirullah" "Yo, Sad. Beliin gua kacang dikantin" suruh Axel "Duit" Axel menyerah kan selembar uang pada asad dan membuat lelaki itu menatap axel "Gini nih anak Sultan. Beli kacang aja 50ribu. Lo mau mabuk kacang apa ha?" "Lu dikasih uang kurang ngeyel, uang lebih juga. Yodah sini, gua aja yg beli" ucap Zio sambil merampas uang ditangan Asad, "Xel sisa nya Nasi udah kane nih" "Cepetan sono" suruh Axel "Isyap bosqu" balas Zio sambil menarik leher Asad menjauh dan menuruti ucapan Axel Setelah melihat asad dan Zio pergi, barulah gray berdiri dan mendekati axel "Mau Nanya apaan lo?" tembak Gray Gray tau jelas sifat sahabat nya satu ini. Jika ia menginginkan waktu berdua dengan Gray. Berarti ada hal yang menganggu pikiran nya "Itu" tunjuk Axel, "Gue baru kali ini liat tuh manusia muncul keperadaban" Gray mengikuti arah pandangan axel yang jatuh pada seorang gadis yang memang jarang terlihat sebelum nya. Lantas gray tersenyum kecil, suatu keajaiban melihat axel benar-benar bertanya tentang hal seperti itu. Yang biasa dilakukan axel adalah mengajak mabuk setiap perempuan yang ditemui nya di Bar, lalu meninggalkan mereka dengan uang beberapa saat kemudian. Tanpa berniat tau siapa nama mereka "Namanya Ratu." Axel menoleh kecil, "Ratu?" "Iya. Dia anak 12 IPS 1. Sahabat nya Diazy. Gua cukup kenal sama dia. Dia KPS tahun ini" "Ooh, tuh cewe yang hukum zio kemaren bukan?" "Iye, itu dia.  Kenapa? Lo kepincut sama tuh cewe?" Axel tersenyum sinis, "Gue tau apa tentang hal kaya gitu. Lagian nih ya Gray, cewe-cewe yang tau siapa gua, pasti ujung ujung nya cuma ngincer duit tenar tampang. Gitu aja siklus nya" Gray mengangguk kecil, "Ya jangan lu pukul rata semua cewe begitu. Gua jabarin sini, nginget lu tau nya mainin doang. Dia namanya Ratu Adzany, gue tau ya karena tadi, dia anak musik sama KPS. Lu liat dia dimana emang?" "Gue keselisih tadi. Jadi dia ratu ratu yang diomongin anak anak? Gue kira gelaran nya doang ratu" "Lu kalo emang mau sama dia, lebih baik lu tanya Diazy ato orang nya langsung" "Kenapa lu mojokin gua suka sama dia?" "Gua gada bilang lu suka" balas Gray santai Axel terdiam ditempatnya, dan membuat gray tersenyum kecil. Susah untuk menebak apakah lelaki didepan nya ini berani untuk jatuh cinta atau tidak "KACANG DATWANG BOSK.." "gua mau ngajak kenalan" "Hah?!" kaget zio dan asad yang baru datang "Kalo lo berani" tantang Gray "Ape sih? Kenalan apee?" bingung zio Axel segera turun dari lantai dua kelas nya dan menuju kearah lapangan. Beruntung Ratu dan kedua temannya sedang duduk dipinggir lapangan. Sedangkan Gray, Zio dan Asad melihat dari atas. Kini axel berada dibawah mereka, berdiri didepan seorang gadis yang baru saja akan minum dari botol nya "Hay" sapa axel Ratu, Diazy dan Vallen sontak menatap bingung kearah lelaki dengan ujung lengan seragam yang digulung itu "You say 'hey' to us?" tanya Diazy "Buat dia" tunjuk axel pada ratu, "Lo ratu kan?" "Iya" "Gua ramal kit..." "Hallo ramal, gue ratu" "...." "...." "...." "BWAHAHAAHAHAHAHAHAHA" "WOY RAMAL! NAEK LO SINI!" teriak Zio ngakak "g****k ra g****k" desis Diazy Axel mungkin akan menyelepet kepala ratu jika saja gadis itu tidak tiba-tiba tertawa dan tersenyum kecil "Lah receh amat gua" heran nya lalu menatap kearah axel, "Kenapa?" "Cita-cita lo jadi dokter ya?" lanjut Axel. Mau tidak mau ia harus meneruskan misi nya untuk berkenalan dengan Ratu. Harga dirinya dipertaruhkan disini Ratu menganggukkan kepala nya membenarkan, "iyaaa" Axel tersenyum miring, sedangkan kelima orang yang menyaksikan itu menunggu dengan penasaran Ia lalu menjulurkan tangan nya yang terkepal dan membukanya dihadapan ratu, hingga menampakkan dua buah batu putih berukuran sedang "Pasangin biji gua dong, copot nih" ucap axel santai "..." "..." "..." "BWAHAHAHAHAAHHAAHHAAHHAH" "WOY ANJING NGAKAKAKAKKA" "g****k LU DITAKARIN HAHAHAHAH g****k ANJENG" Tawa setan ketiga lelaki itu terdengar membahana, bahkan gray yang notabane nya pendiam saja tertawa sangat kencang, menyadari kebodohan sahabatnya Berbeda dengan ratu yang seketika berdiri dengan wajah merah nya dan berlari mengejar axel yang juga tertawa kecil menyadari kebodohan nya. Hal itu tak lepas dari perhatian siswa-siswi yang melihat kedua nya. Bahkan gelak tawa asad, Zio dan Gray belum juga berhenti, sedangkan Diazy dan Vallen menyumpah serapahi Axel "HEH! BERENTI LO" teriak ratu Ia sudah berlari mengelilingi sekolah hanya untuk mengejar axel. tetapi lelaki itu terus saja menghindar, hingga axel membawanya pada taman belakang sekolah "Eh udahan dong" ucap ratu lelah, gadis itu memegang lutut nya "Cape?" tanya axel yang mengacak pinggangnya "Elu ngeselin" "Gue bukan ngeselin. Tapi gue Axel" ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD