Ketakutan

1056 Words
Tenggorokannya tercekat barang sesaat, sosok di depannya benar-benar membuatnya merasa ketakutan karena paras buruk rupanya yang menakutkan. Setelah mengumpulkan kembali keberaniannya, akhirnya Xien dengan sekuat tenaga mendorong sosok yang berada di atasnya hingga membuat Pangeran Rexi hampir terjengkang. Setelah itu ia berusaha menghindar dari sosok itu saat Pangeran Rexi kembali hendak mendekatinya. Makhluk macam apa itu, bagaimana bisa ada sesosok manusia dengan rupa seburuk itu, Xien berani bersumpah bahwa sosok yang hampir menjamah tubuhnya tadi adalah orang paling buruk rupa yang pernah ia lihat di dunia. Dan lagi kini ia berada dimana, bagaimana mungkin ia bisa terbangun di tempat antah berantah seperti saat ini. Hal ini benar-benar membingungkannya, ditambah ia harus dihadapkan pada sosok aneh bak monster menakutkan di depannya. "Pergi dari hadapanku, jangan ganggu aku!" Xien berusaha memberontak, ia terus memundurkan tubuhnya hingga membentur kepala ranjang. Ia terus melemparkan benda-benda yang ada di sekitarnya, melemparkan bantal, guling, dan kembali mendorong Pangeran Rexi saat hendak kembali menciumnya. Kedua mata Xien sudah berkaca-kaca saat ini, ia bahkan telah menangis dengan penuh ketakutan sambil terus berusaha memberontak. Entah itu menendang, memukul, hingga pada akhirnya Pangeran Rexi merasa sedikit iba padanya. Rasa kecewa tentu saja tak dapat dipungkiri oleh Pangeran Rexi, saat ia merasa yakin bahwa gadis inilah sosok yang telah diramalkan oleh Cenayang Riu menjadi orang yang akan membebaskannya dari kutukan. Tapi pada kenyataannya, justru ia bertingkah tak jauh berbeda dengan para gadis lainnya yang selalu menolak dan mengatainya monster. Pangeran Rexi dapat melihat wajah itu yang kini dipenuhi dengan air mata, ingin sekali rasanya ia mendekat dan mengusap kedua pipi mulusnya dengan tangan kasarnya. Tapi gadis itu justru akan semakin keras menangis saat ia berusaha mendekatinya. Dalam hatinya ia sangat merasa yakin bahwa gadis ini adalah sosok yang sangat dinanti-nantikan kedatangannya, tapi bagaimana bisa ia menghilangkan kutukannya jika sikap gadis ini sangat ketakutan begitu melihat wajahnya. "Mengapa aku ada disini? Dan kau siapa?" Xien dengan ketakutan luar biasa mengamati keadaan di sekitarnya. Ia merasa bahwa kini ia seperti berada pada sebuah kerajaan-kerajaan kuno, atau memang ada seseorang yang menculiknya dan dia dibawa pada sebuah ruangan berinterior kerajaan kuno untuk dijebak? Tapi mengapa ini terlihat bergitu nyata. Xien masih merasa bingung dengan keadaan di sekitarnya, ia tidak mengerti tengah berada dimana. Ingatan terakhirnya yang bisa diingatnya adalah ketika ia tengah menikmati pemandangan laut di atas tebing, lalu ia memejamkan kedua matanya menikmati semilir angin yang menerpa tubuhnya. Kemudian.. ah iya, dia ingat bahwa saat itu ia merasakan seperti ada seseorang yang berada di belakangnya dan orang tersebut mendorongnya hingga ia jatuh terjun ke lautan lepas. Ia merasa seperti masuk ke dalam pusaran dan tidak mengingat apapun lagi setelahnya. "Ini dimana? Apa aku sudah mati?" ia bahkan sempat berpikir bahwa mungkin dia telah mati, namun saat ia mencubit lengannya ia masih dapat merasakan sakit yang berarti ia masih hidup hingga saat ini. "Aku adalah Pangeran Rexi, suamimu." "APA?" spontan Xien berteriak kaget mendengar perkataan sosok buruk rupa di depannya. Lagian mana mungkin ia bisa memiliki sosok suami buruk rupa seperti ini, apa yang sudah terjadi hingga ia dihadapkan pada situasi dan kondisi seperti ini. Juga ia sekarang ada dimana, sungguh ini bukanlah suatu hal yang bisa ia terima secara nalar dan logika. Dia adalah anak muda generasi milenial yang tidak lagi mempercayai hal-hal berbau mistis atau alam lain, ayolah ini pasti bercanda bukan? "Tolong hentikan semua omong kosongmu dan mari akhiri semua ini, saat ini kamu pasti sedang menyamar bukan? Kau pasti sedang memakai topeng untuk menakut-nakutiku, atau jangan-jangan kau korban kecelakaan atau bisa jadi kau adalah pasien rumah sakit jiwa yang melarikan diri?" Untuk saat ini Xien masih berusaha menolak semua yang terjadi padanya, ia masih tidak mau meyakini apa yang baru saja terjadi padanya. Bagaimana mungkin ia bisa terdampar di sebuah kerajaan kuno berabad-abad tahun yang lalu. ini adalah hal yang mustahil terjadi, ia tidak memiliki kemampuan apapun untuk menembus lorong dan waktu seperti Doraemon. 'Ayolah, aku pasti sudah gila jika mempercayai ini semua begitu saja.' "Aku akan pergi," Xien dengan kecepatannya segera beranjak dari ranjang yang ditempatinya dan segera berlaru menuju ke arah pintu. Pangeran Rexi yang melihat hal tersebut dengan segera ikut menyusul langkah kaki Xien lalu menggenggam lengannya dengan erat. "Kau tidak bisa pergi dari tempat ini," dengan tatapan tajam, Pangeran Rexi mengingatkan Xien agar tidak keluar dari kamarnya. "Kumohon lepaskan aku, aku takut," dengan kedua mata berkaca-kaca Xien memandang sosok Pangeran Rexi. Pangeran Rexi yang ditatap seperti itu pada akhirnya merasa iba, dan mulai sedikit melonggarkan pegangan tangannya yang begitu kuat. Melihat adanya kesempatan itu, Xien memanfaatkan hal itu untuk melarikan diri dengan cara ia menginjak kaki pangeran Rexi sekuat tenaganya hingga pada akhirnya ia berhasil membuka daun pintu kamar neraka itu. Xien terus berlari, ia tak lagi ingin kembali berada dalam satu ruangan dengan sosok menakutkan itu. Melihat parasnya saja sudah membuatnya merasa ketakutan setengah mati, jika pada awalnya ia sempat merasa takut pada sosok hantu, maka kini ia merapat bahwa ada yang lebih menyeramkandari sosok hantu yaitu dia monster yang sempat menyebut dirinya sebagi Pangeran Rexi. Bagaimana mungkin ia bisa menjadi pangeran dengan sosoknya yang begitu buruk rupa, ia tak bisa habis pikir. Atau jangan-jangan ini adalah kerajaan monster, dimana seluruh penghuninya memiliki wajah yang buruk rupa seperti Pangeran Rexi atau bahkan lebih buruk dari sang Pangeran? Membayangkannya malah membuat Xien semakin mempercepat langkah kakinya, ia terus berlari sambil sesekali menengok ke arah belakang sampai pada saat ia menabrak seseorang hingga ia menimpa tubuh seseorang tersebut. Ia sempat memejamkan kedua matanya saat ia tanpa sengaja menabrak dan menindih tubuh orang itu, dalam benaknya sempat terpikir bahwa mungkin ia akan kembali dihadapkan pada sosok buruk rupa lainnya yang juga merupakan penghuni istana monster ini. Perlahan dengan degup jantung yang menderu kencang, Xien memberanikan diri membuka kedua matanya dan pada saat itulah ia dibuat terkejut saat mendapati sosok yang begitu rupawan di depannya. Dengan garis rahang yang tegas, hidung mancung, dan juga tatapan mata yang begitu tajam. Tak jauh dari tempat Xien terjatuh saat menabrak sosok Pangeran Rone Wu, dari arah belakang tampak Pangeran Rexi yang hendak mengejar sosok Xien. Namun ia dibuat geram saat is justru melihat hal yang sangat membuatnya merasa panas melihat pemandangan di depannya. Dengan derap langkah tegap Pangeran Rexi berjalan mendekati keduanya yang masih saja saling bertatapan, perasaannya merasa sakit saat ia melihat istrinya tampak lebih nyaman bersama dengan pria lain dan justru merasa takut saat sedang bersamanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD