Pernikahan

1188 Words
"Pangeran... Pangeran...," teriak nelayan yang sedang menggendong seorang gadis di pelukannya. Nelayan itu berlari dengan tergopoh-gopoh memasuki bagian dalam istana. "Ada apa?" Tanya seorang penjaga di gerbang utama istana. "Hamba menemukan seorang gadis, Hamba tidak tahu asal gadis ini. Mungkin Pangeran bisa menggunakannya untuk dijadikan seorang istri," jelas si nelayan kepada penjaga tersebut. Kabar bahwa Pangeran Rexi terkena kutukan terdengar ke seluruh penjuru kerajaan, bahwa kutukan itu tidak akan bisa hilang jika pangeran belum memiliki seorang istri. Sudah banyak wanita yang telah disodorkan kepada Pangeran, tetapi yang didapatinya hanyalah penolakan kasar para wanita tersebut. "Bawa masuk gadis itu untuk menemui Pangeran!" perintah penjaga kepada pelayan lain yang sedang berlalu lalang di dalam istana. "Baik Tuan!" Pelayan tersebut mengambil alih tubuh gadis itu dari tangan nelayan dan membawanya pergi untuk menemui Pangeran. ___ "Pangeran, ada pelayan yang ingin bertemu dengan tuan," panggilan suara dari luar kamar menyadarkan Pangeran dari lamunannya. "Ada keperluan apa?" Pangeran menyahuti suara tersebut dari dalam kamar. "Seorang nelayan menemukan gadis di tepi pantai dan membawanya kesini tuan," suara terdengar lagi dari luar kamar. Mendengar apa yang dikatakannya membuat pangeran tercekat barang sesaat. "Apakah gadis ini yang dimaksud cenayang Riu?" Keterkejutannya berakhir saat suara dari luar kembali memanggilnya. "Bawa dia masuk," perintah Pangeran kepada bawahannya yang kebetulan bertugas untuk berjaga di depan kamar Pangeran. Tanpa dipungkiri hati pangeran begitu bahagia saat mengetahui bahwa gadis yang ditunggu-tunggunya akan membantunya terlepas dari kutukan ini telah hadir. Seorang pengawal memasuki kamar Pangeran dengan menggendong gadis cantik di pundaknya. Senyum Pangeran merekah saat melihat wajah cantik gadis itu yang tengah tertidur pulas. "Taruh dia di tempat tidurku dan panggil dayang-dayang untuk meriasnya. Hari ini juga akan kulangsungkan acara pernikahanku dengan gadis ini," Pangeran memerintahkan pengawalnya tersebut untuk memanggil para dayang-dayang yang sedang berada di dekat kamar Pangeran. Setelah memerintahkannya, Pangeran kembali memusatkan perhatiannya kepada gadis di hadapannya kini. 'Kau akan jadi milikku,' Pangeran mengelus pipi lembut gadis itu dengan sayang. Beberapa menit kemudian terdengar lagi suara dari luar kamar. "Tuan... dayang-dayang sudah tiba." Pemberitahuan tersebut membuat bibir Pangeran melengkung senang. Dengan gerakan pelan, Pangeran beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke luar kamar untuk mempersilakan dayang-dayang merias wajah gadis itu. Sedangkan Pangeran berjalan ke arah kamar Baginda Raja dan Permaisuri. ___ "Yang Mulia, Pangeran ingin bertemu dengan Anda," suara Pengawal di depan Kamar Baginda Raja memberitahu penghuni Kamar bahwa Pangeran Rexi ingin menemui sang pemilik kamar. "Masuklah..." Setelah mendengar jawaban Baginda Raja, Pangeran Rexi memasuki kamarnya. "Yang Mulia..," Pangeran Rexi memberi hormat kepada Baginda Raja dengan sedikit membungkukkan badannya. "Ada apa Pangeran?" Baginda Raja menaruh penanya dari atas surat-surat yang sedang beliau urusi. "Hamba ingin mengundang Baginda Raja dan Permaisuri ke kamar Hamba untuk kelangsungan Pernikahan Hamba Yang Mulia." Pangeran mengatakan maksudnya dengan nada penuh kesopanan. Seketika Baginda Raja terkejut dibuatnya, tak terkecuali Permaisuri yang sedang menyulam di samping Baginda Raja seketika menghentikan aktivitasnya. "Pangeran, Kami tahu bahwa tidak ada wanita yang ingin menikahimu, tetapi bukan berarti kamu harus membuat ilusi sendiri agar bisa membuat kami senang," dengan lemah lembut Permaisuri mengatakan ketidakpercayaannya kepada Pangeran. "Tapi Permaisuri..." ucapan Pangeran tercekat sesaat, melihat ekspresi tidak percaya timbul di mata kedua orang tuanya itu, "Hamba benar ingin menikah dengan gadis ini, Hamba butuh restu dari Yang Mulia dan Permaisuri." Pangeran kembali membungkukkan badannya untuk meminta restu dari kedua orang tuanya tersebut. Dengan pandangan iba Baginda Raja menjawab, "Apa yang membuatmu yakin pada gadis ini?" "Cenayang Riu mengatakan bahwa akan ada seorang gadis yang bisa menghancurkan kutukan ini Yang Mulai, dan Hamba yakin gadis inilah orangnya." "Pangeran, tak banyak waktu untukmu menghilangkan kutukan ini. Tiga bulan bukan waktu yang lama, bagaimana jika gadis ini seperti wanita-wanita yang telah menolakmu?" Permaisuri kembali memberinya pengertian. "Tidak Permaisuri, aku mohon untuk kali ini saja. Jika nantinya kutukan ini tidak bisa hilang, biarlah saya hidup dengan wajah seperti ini." dengan keyakinan kuat Pangeran Rexi kembali meminta restu kepada kedua orang tuanya. "Baiklah," akhirnya Baginda Raja menyerah dan memenuhi keinginan Pangeran Rexi untuk menikahkannya dengan gadis yang baru saja ditemuinya. "Pengawal cepat beritahu kepada para Selir dan Pangeran untuk pergi ke kamar Pangeran Rexi. Karena malam ini juga akan diadakan pernikahan Pangeran Rexi dengan seorang gadis yang baru ditemuinya." Raja memerintahkan Pengawalnya untuk menyebarkan kabar gembira ini yang menurut Raja sendiri tidak masuk akal. ___ "Kasihan sekali gadis ini, hidupnya tidak akan bahagia jika menikahi Pangeran Rexi...," seorang dayang yang sedang mengganti baju gadis itu berbisik kepada dayang-dayang yang lain. "Dia pasti akan berakhir seperti gadis-gadis yang takut akan wajah buruk rupa Pangeran Rexi...," Dayang yang lain mulai tertarik. "Bagaimana reaksi gadis ini saat bangun nanti sudah menjadi istri pangeran Rexi."Dayang yang lain mulai terkikik geli sekaligus mengolok-olok Pangeran Rexi. "Gadis cantik sepertinya sungguh tidak cocok dengan Pangeran buruk rupa seperti Pangeran Rexi." Gunjingan terus terlontarkan diantara mulut-mulut para dayang. Sampai suatu panggilan dari luar mengintrupsi pembicaraan mereka. "Pangeran Rexi telah tiba!" Setelah terdengar suara itu, dayang-dayang meninggalkan pekerjaannya dan mengemasi peralatan yang digunakannya. Lalu mereka beranjak meninggalkan kamar Pangeran Rexi. Setelah dayang-dayang itu pergi, Pangeran Rexi memasuki kamarnya dan menemukan gadis itu sudah cantik dengan dandanannya. Dengan langkah lebar Pangeran Rexi menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Pangeran Rexi mengambil sebelah tangan gadis itu dan mendapati sebuah gelang berwarna silver melingkar di pergelangan tangan kurus itu. "Namamu Xien Lu?" Pangeran Rexi melihat ukiran nama pada gelang tersebut sambil tersenyum, "Nama yang bagus." Sampai seketika kamar Pangeran Rexi sudah dipenuhi oleh seluruh penghuni istana untuk melangsungkan sebuah pernikahan. Selama Pernikahan berlangsung terdapat sepasang mata memandang sinis ke arah Pangeran Rexi yang sedang merangkul istrinya, dia tidak senang melihat Pangeran Rexi mendapatkan gadis yang diinginkannya. Setelah berbagai ritual pernikahan sudah dilakukan, satu per satu tamu undangan mulai meninggalkan kamar Pangeran Rexi untuk beristirahat di kediamannya masing-masing. "Mulai saat ini, kau sudah resmi menjadi istriku," Pangeran Rexi memakaikan sebuah kalung berbandul liontin berwarna hijau gelap ke leher gadis itu. Kemudian ia mengecup dengan sayang kening gadis itu. "Penjaga, panggil dayang-dayang untuk membantu membersihkan badan Tuan Putri..." perintah Pangeran Rexi kepada pengawal di depan kamarnya. ___ Wajahnya begitu damai, dengan kulit lembut dan bersih membuat kecantikan Xien Lu bertambah. Bahkan Pangeran Rexi tak dapat mengalihkan perhatiannya dari wajah cantik tersebut. Perbuatannya itu membuat hasrat Pangeran Rexi muncul dan dia mulai memberanikan diri untuk menyentuh miliknya. Tangannya perlahan membuka kimono yang dipakai Xien dan merasakan kelembutan kulit dari p******a milik Xien. Sangat pas di tangannya membuat Pangeran Rexi gemas dan mulai meremasnya secara perlahan. "Ngh..." terdengar desahan pelan keluar dari mulut mungil Xien yang sedang tertidur. Hal itu berhasil membuat kegiatan Pangeran Rexi terhenti. Karena melihat Xien tidak terganggu di tidurnya, Pangeran Rexi kembali melanjutkan aktivitasnya. Dia membuka kimononya dan mulai memposisikan diri di atas tubuh Xien. Pangeran Rexi memberanikan diri mencium dan melumat bibir cerry milik istrinya itu. Karena terlalu gemas dengan rasa manis yang dimiliki gadis itu hingga membuatnya mulai berani mencium dengan kasar. Alhasil, perlakuannya itu membuat kedua bola mata Xien mulai terbuka secara perlahan. Sesaat Xien mencoba beradaptasi dengan cahaya yang ada di sekitarnya dan gambaran sosok wajah dengan bola mata hijau gelap sedang memandang ke arahnya sambil menempelkan kedua bibir mereka. Mengerjapkan kedua matanya secara perlahan sampai kesadarannya kembali, dia mendorong dengan kuat tubuh Pangeran Rexi. "Ka-Kamu siapa?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD