cadett II

1857 Words
Dengan sekuat tenaga, Axel manarik dua buah pintu besar yang menghubungkan bagian dalam menara dan sebuah pelataran luas di tingkat atas Katedral Santa Anna. "Waktu tugas akan selesai dalam jarak lima putaran conundrum" Kembali Yora berkata, Axel mengambil sebuah benda dari balik kemejanya sesaat setelah pintu menuju atap Katedral terbuka. Benda berwarna keemasan berbentuk Polygon persegi delapan digenggamnya dengan erat saat Axel melewati sebuah pintu besar yang menuju ke atap. "kosong.." Gumamnya saat melihat atap menara katedral tersebut dalam keadaan kosong. Sebuah pelataran luas terlihat saat Axel melangkahkan kaki menyusuri atap di tingkat teratas Katedral Santa Anna, Axel kembali melayangkan pandangan disekitar tempat tersebut berharap dia segera menemukan target buruan nya. "Darius dikenal sebagai penembak jitu, dia akan menghabisi nyawa korban nya dari atas.." Axel berkata dalam hati sembari memendam kekesalan karena tidak menemukan seseorang yang menjadi Targetnya. "Yora!!lakukan Time Mapping sekali lagi!" Ujar Axel kembali. Beberapa pojokan, semua sudut atap Katedral dijelajahi dan di amati dengan seksama, Tidak satu inci pun dari pelataran luas tersebut lolos dari pandanganya. "Time Mapping dimulai.." Dengan segera Yora menyusuri jejak waktu hibrid yang terlacak di udara. "Generate History archive!" Sebuah gambaran hologram terlihat sesaat setelah Axel memasukan perintah suara. Sebuah arsip lama dengan format tiga dimensi holografik terpampang jelas dihadapanya. "Putra Mahkota Kerajaan Egben Terbunuh.." Gumam Axel sesaat setelah membaca arsip lama tersebut. "Ratu Preszinski menyatakan perang terbuka kepada Dieurlanden.." Axel kembali membaca arsip dihadapanya sembari matanya terus mencari buruanya. "Perang dunia dimulai.." Ujar axel kembali setelah membaca sebuah arsip utama dalam gambaran holografik. "Tidak mungkin.." Gumam axel pelan. "Sejarah sudah berubah.." Lanjutnya sembari melihat atap bangunan di sekeliling katedral tersebut. "Apa maksudmu Letnan Axel.." Tanya Yora singkat. "Darius sudah merubah jalur putaran masa.." Lanjut Axel. "Dan jika jalur masa berpusat pada jalur alternatif maka.." Axel kembali berkata. "Sejarah yang kita ingat akan musnah.." Lanjut axel lemas. "Maaf Letnan saya tidak mengerti.." Ujar Yora. "Artinya Time jumper, Equilibrio, Quadran Beta dan Die Glocke tidak akan pernah ada.." Jawab axel. "Begitu juga dengan Oma braun.." Axel hanya bisa berdiri lemas. "oma Braun juga akan hilang.." Kembali axel berkata pelan. "Time Mapping Selesai.." Suara dari kecerdasan buatan kembali terdengar. "Lakukan pemindaian Agresif di sekitar Egben Straat dan kantor walikota!" Seru axel kembali. "Dan mulai hitungan mundur skala Equilibrium dengan jalur masa alternatif!" Seru Axel sambil melihat hasil pemindaian masa yang terpampang jelas dihadapanya. "s**l, waktu kita tidak banyak.." Gumam axel kembali berkata. "Jalur masa akan menjadi permanen jika singularitasnya tidak dikembalikan dalam waktu lima belas menit.." Ujar Yora sembari memulai penghitungan jarak transisi antar dimensi. "Memulai hitungan mundur berdasarkan jalur masa utama yang bersinggungan dengan jalur masa alternatif.." Seru Yora. Detak jantung axel berpacu bersaamaan dengan hitungan mundur yang dilakukan Yora. Sekali lagi axel kembali melihat deteksi Time Mapping di handband miliknya, Sebuah panel bergambar peta Egben terpampang jelas di hadapanya. Lokasi katedral, menara jam, lapangan Kapital dan kantor walikota terlihat jelas dalam gambaran tiga dimensi berbentuk hologram. "Putar Quadran menuju tiga jam ke belakang!" Tak lama gambaran hologram dihadapanya terlihat memudar dan kembali terpampang jelas saat Layar Time map menampilkan sebuah bangunan besar dalam tayanganya. "Waktu di menara jam, jam tiga sore.." Gumam Axel sembari memutar arah koordinat dalam layar time map. "Yora perbesar tampilan di koordinat axis Z sepanjang tiga puluh derajat.." Kembali axel melakukan pencarian dengan bantuan kecerdasan buatan yang tertanam di servo voyager. "Zoom tiga puluh kali - Target TanGen tiga puluh derajat, tampilan : atap Katedral Santa Anna" Suara yora terdengar saat layar time map memperlihatkan situasi di atas atap katedral tiga jam sebelumnya. "Target Terkunci.." Ujar yora saat sebuah tanda lingkaran menangkap sebuah gambaran seorang pria berpakaian coklat dengan jas panjang sedang berjalan menuju ujung atap Katedral Santa Anna. "Darius.." Gumam axel pelan saat matanya tertuju pada pria yang menjadi targetnya. "Yora, perbesar titik Tangen empat puluh derajat.." Axel kembali memasukan komando suara pada voyager. "Tampilan TanGen empat puluh derajat di terima" Sahut yora saat layar time map memperbesar bagian lengan dari target. "Kunci tampilanya,dan perbesar sepuluh persen.." Ujar Axel saat melihat Darius mengambil sebuah benda dari balik kantong jas yang dipakainya. "Identifikasi objek di lengan target" Seru axel saat melihat benda berwarna perak berbentuk oval dalam genggaman darius. "Crypto morpher.." Gumam Axel saat sebuah benda oval terpampang jelas dihadapanya. "Alat pengubah bentuk dan tampilan biologis sebuah objek. " Kembali yora berkata sembari menganalisa objek berwarna perak tersebut. "Dan sekarang dia bisa menjadi siapa saja.." Gumam Axel sembari menatap kerumunan manusia yang semakin ramai di sekitar Egben straat. "Ada ribuan objek di bawah sana Yora!! Bagaimana kita bisa mengenalinya?" Tanya axel kembali. "Jejak lompatan masih dapat dikenali lewat udara. " Ujar Yora saat sebuah lingkaran dilayar voyager terlihat berputar dan kembali mengunci sasaran. "Komposisi kimia dalam tubuh seorang jumper berbeda dengan manusia di sekitarnya, ketika seorang jumper melakukan sebuah lompatan masa, Neutron di dalam tubuhnya akan menjadi lebih aktif.." Ujar Yora sembari menganalisa objek berwarna perak tersebut. "dan komposisi waktu dari masa sebelumnya akan tercetak di permukaan DNA!!.. Seru Axel. "Yora lakukan de komposisi udara!!, lakukan pemindaian Neutron aktif di sekitar Lapangan kapital!!" Kembali Axel berkata sembari menatap kerumunan pengunjung yang memenuhi lapangan besar tepat di seberang Katedral. "Waktu kita tidak banyak.." Ujar axel saat melihat hitungan mundur di layar hand band miliknya. "Penguraian Zero Decrypter dimulai.." Yora kembali menganalisa seluruh objek di sepanjang Egben straat. Tiba tiba pemindaian berhenti di satu sudut lapangan kapital saat layar voyager memperlihatkan sebuah stand minuman bertenda merah yang berada tepat di seberang kantor walikota. "Gadis penjual Plum!!" Ujar axel sembari melompat dari atap katedral dan mendarat di atap perpustakaan yang berada di seberang bangunan tinggi tersebut. "Yora!, tampilkan arsip sejarah alternatif dan arsip sejarah utama!" Seru Axel sembari terus berlari disepanjang atap perpustakaan yang menuju ke arah lapangan kapital. "Sejarah alternatif - putra mahkota Egben di bunuh saat berada di atas podium..." Seru yora saat beberapa arsip terlihat di layar utama voyager. "Sejarah alternatif - Putra mahkota egben ditembak oleh penembak jitu dari atap katedral.." Kembali yora berkata. "Berdasarkan Hasil analisa Quadran beta dalam masa ini belum ada kepastian dalam sejarah, karena jalur masa utama dan jalur masa alternatif masih bersinggungan.." Ujar Yora saat menampilkan hasil pencarian dari pusat data quadran beta. "Timeline utama masih belum terbentuk ." Gumam axel pelan. "Bahkan saat ini,sekarang, semua hal yang kita lakukan hanyalah jalur masa alternatif.." Kembali Yora berkata. Axel tidak mempedulikan ucapan Yora dia hanya terus berlari dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimiliki menuju lapangan Kapital. "Darius tidak bisa menembak putra mahkota dari atap katedral karena kecepatan angin dan jarak yang terlalu jauh.." Ujar axel sembari membuka pintu atap perpustakaan dan mulai berlari lewat tangga darurat menuju lantai dasar bangunan tersebut. "Kecepatan Angin diatas lima puluh kilometer per jam akan membuat peluru bergerak ke samping!" Ujar axel. "Dan target akan berubah.." Ujarnya kembali saat melihat seorang wanita yang baru saja menaiki podium dan berdiri bersebelahan dengan Putra mahkota. "Ratu Preszinski.." Gumam Axel saat melihat wanita tersebut melambaikan tangan pada pengunjung yang memenuhi lapangan kapital. "Darius tidak mungkin menghabisi Ratu karena.." Gumam axel saat memasuki halaman utama dari lapangan kapital. "..dia butuh Ratu untuk memulai perang dunia.." Lanjut axel sembari terus berlari menuju sebuah stand yang berada tepat di hadapanya. "Target mulai bergerak menuju belakang podium" Ujar yora kembali. Axel kembali terdiam saat melihat seorang gadis berbaju merah mulai menaiki tangga podium dari belakang. Langkahnya terlihat mantap dan dengan cepat gadis berbaju merah tersebut menyelinap diantara para pejabat yang berdiri di sekitar Putra mahkota. Sementara ditangan gadis berbaju merah tersebut terlihat sebuah pisau besar yang siap dihujamkan ke tubuh korbanya. Tiba tiba sebuah nada peringatan terdengar di balik layar Voyager bersamaan dengan sebuah peringatan keadaan bahaya. "Waktu selesai, penyatuan jalur alternatif dan jalur waktu utama akan segera dimulai." Seru yora saat hitungan mundur hampir mencapai titik nol. Tak lama suasana disekitar axel mulai berubah. Kerumunan massa yang berdiri berdesak desakan dengan padat mulai berubah menjadi gambaran hologram. Dan waktu mulai berjalan lambat hingga akhirnya berhenti. "Perpindahan jalur masa mulai terbentuk.." Sebuah ledakan suara terdengar di sekitar lapangan kapital sesaat setelah hitungan mundur mencapai angka lima di layar voyager. Seketika seluruh objek yang berada ditempat tersebut secara perlahan lahan mulai terurai. Seluruh Pepohonan. Manusia bahkan bangunan di sekitar lapangan kapital mulai terlihat transparan. Kepadatan seluruh benda yang berada di tempat tersebut mulai menguap saat beberapa partikel neutron terlihat melayang keluar dari tubuh seluruh pengunjung di seputar lapangan kapital. "Semua objek mulai kehilangan bentuk padatnya dan semua yang kita lihat disini hanyalah gambaran dari hologram" Seru Axel saat melihat lenganya bergerak melewati tubuh tubuh dengan bentuk transparan di sekitarnya. "Waktu anda hanya sekitar sepuluh hitungan dari sekarang..." Ujar Yora sembari menampilkan hitungan mundur di layar voyager. "Yora!!, bersiap melompat saat aku menyentuh target!" Ujar axel sembari berlari kencang ke arah gadis berpakaian merah yang berada diatas podium. Sebuah pisau belati tajam terlihat dalam genggaman gadis tersebut dan siap dihujamkan ke arah Putra Mahkota. Axel berlari lurus melewati bayangan hologram kerumunan massa yang berada di sekitar podium, Hingga akhirnya dalam beberapa saat axel sudah mencapai depan Podium. Dihadapanya terlihat jelas Gadis berbaju merah yang selama ini menjadi target utamanya. "Lenganku harus dapat menyentuh tubuhnya agar System fold dapat membawanya dari tempat ini.." Gumam axel sembari menjejakkan kakinya dan mulai melompat ke atas podium. Pria tersebut terlihat melayang diudara sembari menjulurkan lenganya ke arah gadis dihadapanya, Dan dalam satu sentuhan axel berhasil menggapai sasaran utamanya. "Yora!!, aktifkan Voyager sekarang!!" Ujar Axel saat jari nya menyentuh bahu dari gadis tersebut. Sebuah kilatan cahaya menyilaukan terlihat disekeliling axel dan gadis berbaju merah, Sejenak waktu seakan membeku saat yora mengaktifkan lompatan masa secara acak. "Misi selesai" Suara dari kecerdasan buatan kembali terdengar saat axel dan sasaranya bergulingan diatas platform berbahan baja. Sebuah benda berbentuk oval berwarna perak terlempar ke arah tiang penyangga dan seketika itu pula sosok gadis berbaju merah berubah menjadi pria berjas hitam. "Kau!!" Ujar Darius saat menyadari dirinya sudah berada di dalam ruangan Quadran di dalam equilibrium base. "..perjalananmu selesai disini keparat.." Seru Axel sembari menatap tajam ke arah Darius. Tak lama beberapa tentara bersenjata lengkap memasuki ruangan tersebut dan dengan sigap salah satu tentara memasang borgol di tangan darius. "Dakwaan Pembunuhan dua agen Jumper, Melakukan tindakan perubahan arah sejarah dan garis masa utama ke jalur alternatif" Ujar axel sembari mencoba berdiri. "..kau akan segera melihat rumah baru mu di Zona Tartarus.." Kembali Axel berkata sembari menatap tajam ke arah Darius. "Kau kira kau sudah selesai menuntaskan misimu Letnan?" Ujar Darius sembari tertawa keras. "Apa maksudmu.." Tanya axel cepat. "Hindenburg, sebuah balon udara raksasa, Nazi Fluchten weapon..." Ujar Darius kembali sembari tertawa. "Insiden Hindenburg Frankfurt Jerman 1937." Suara Yora kembali terdengar bersamaan dengan ditampilkanya sebuah tayangan Holografik dari layar Voyager. "Sebuah balon udara raksasa meledak diatas frankfurt, Korban tewas Heine Schonnen Braun" Tawa Darius terdengar semakin keras saat mendengar nama salah satu anggota keluarga Braun di dalam arsip sejarah tersebut. "Yora, putar Quadran menuju titik Epsilon, kita menuju Frankfurt, sekarang ." Tak lama suara berdengung mulai terdengar saat sebuah lingkaran yang berada ditengah voyager mulai bergerak. "Bersiap melakukan lompatan Equilibrium - lokasi selanjutnya : Jerman Tahun 1937.." Perlahan lahan tubuh Axel mulai terlihat memudar saat Voyager memulai tahapan awal lompatan masa. "Kita harus menyelamatkan Opa Braun.." Gumam Axel saat tubuhnya mulai bercahaya dan hilang dari pandangan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD