Dara turun dari mobil dengan ekspresi bingung. Perlahan, dia menyapukan pandangannya. Tampak bangunan putih bertuliskan rumah sakit jiwa Arina si sana. Di kelilingi lapangan rumput yang cukup meneduhkan bagi pandangan siapa pun yang e melihatnya. Oma yang baru saja ke luar dari pintu berbeda, langsung mendekati Dara dan menyentuh punggungnya. Sedangkan Demian terlihat berbicara dengan Randy di samping mobil untuk tetap di mobil sampai dia kembali. "Kita ngapain di sini, Oma?" tanya Dara yang berhasil menarik tatapan Demian terarah padanya. Demian mendekat, dan tersenyum pada Dara. Tanpa berkata apa-apa, Demian menggenggam tangan Dara dan mengajaknya untuk masuk ke dalam diikuti Oma. Dara hanya pasrah, dengan perasaan bingung yang luar biasa. "Pak Demian, sudah lama tidak ke sini," sa