Titik mulai

217 Words
"Lari, Abi! Cepat sembunyi!" Teriakan nyaring seorang perempuan membuat tubuh kecil itu ketakutan. Dengan langkah kecilnya, dia berlari dan masuk ke dalam sebuah nakas yang terletak tak jauh dari wanita tadi yang meneriakinya. Tangan mungilnya menutup pintu nakas dari dalam, matanya yang penuh air mata menatap sosok wanita dari celah kecil nakas tempatnya bersembunyi. Mata bulatnya terbuka, dengan tangan kecil gemetar yang menutup rapat mulutnya. Juga bibirnya yang ia gigit sekuat tenaga agar tidak mengeluarkan suara. Darah dan rasa sakit tak lagi dirasakan si kecil itu. Sekujur tubuhnya menggigil dengan keringat mengucur membahasi tubuhnya. Deras, sederas darah yang mengaliri bibir mungilnya. Dia kesakitan, tapi bukan pada lukanya melainkan hatinya yang berdarah-darah. Ia melihatnya, melihat dengan jelas saat.. "Hah.." Abimana terbangun. Keringat sudah membasahi seluruh wajahnya. Sesak kembali ia rasakan. Perasaan yang sudah sangat dikenalnya lebih dari satu dekade. lagi, Abimana mengalami mimpi buruk yang sudah menjadi teman hidupnya selama 11 tahun ini. Tanpa ada yang tahu, bahkan Ayahnya sendiri pun tidak. Cacat yang ia derita semenjak kecil, yang ia tutupi dengan sikap patuh tanpa menimbulkan masalah. Kehancuran terbesar sepanjang hidupnya, yang membuatnya menjadi sosok Abimana yang lain. Abimana yang tidak pernah tahu berekspresi, Abimana yang tidak pernah lagi mengenal komunikasi normal, dan Abimana yang "sakit" di mata orang. Seluruh duka dan kecacatannya, ia jadikan teman.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD