Bab. 22

2209 Words

Hendrik sudah menunggu tiga jam lalu, tapi seseorang yang dinanti kehadirannya belum juga muncul. Hampir saja polisi itu hendak meninggalkan kantornya, Ben baru muncul di balik pintu. “Aku pikir kau tidak datang siang ini, Ben. Aku harus pergi sekarang, tapi kurasa kita perlu bicara sebentar sebelum kuantar kau menemui anak buah Aris dalam selnya.” Hendrik sedikit menggoyang kursinya yang empuk dan nyaman, menatap Ben yang masih berdiri di hadapannya. “Maaf, saya datang terlambat,” ucap Ben, ia duduk di kursi di seberang meja Hendrik setelah pria berperut buncit di hadapannya membuka telapak tangan sebagai isyarat mempersilakan Ben duduk. “Jadi, kau sudah mendapat informasi?” tanya Ben, pandangannya lurus ke wajah Hendrik. Hendrik meraih berkas file di sudut mejanya di atas tumpukan fi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD