Bab. 32

1968 Words

 Pagi-pagi sekali Ben sudah pergi, ia kembali ke Jakarta meninggalkan Nayla dan Utie bersama dua orang suruhannya. Nayla bangun dari tidurnya dan mencari Ben, tapi ia mendapati dua pria yang duduk di bale-bale di halaman rumah sambil mengembuskan asap tembakau, terlihat juga cangkir kopi dan bekas nasi bungkus di sana. Salah satu dari pria itu melihat ke arah Nayla yang berdiri di ambang pintu, tatapannya penuh selidik. “Aku harus telepon Dave,” gumam Nayla, ia kembali ke kamar, mengambil ponselnya yang ia simpan di loker nakas. Beberapa kali gadis itu menghubungi Ben, tapi tak terjawab. “Apa Ben masih di jalan, ya?”Ia berpikir, dan akhirnya berniat menunggu. Nayla ingat Utie, semalaman Utie tak terdengar batuk-batuk, mungkin sudah lebih baik, pikir Nayla. Sebelum kembali menghubungi Be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD