Part 01

1218 Words
Alana mendesah lelah seperti biasa pagi-pagi dia sudah terkena semprotan menyebalkan dari bosnya. Hah, hari ini dia benar-benar sial. Tiba-tiba Siska yang tak lain sekertaris Arion berdiri di depan meja Alana. “Lana, lo di panggil Pak Arion,” ujar Siska seraya menatap Alana dengan tatapan prihatin. Mendengar itu Alana sontak menghela napas dalam-dalam. Bayangkan saja, dia baru saja duduk beberapa menit yang lalu. Tapi sekarang Arion kembali memanggilnya, Sepertinya Arion tidak bisa hidup tenang tanpa mengganggu Alana. Oh ya tuhan semoga sifat menyebalkannya tidak kambuh lagi. Bukan apa-apa masalah kalau sifat menyebalkan Arion kambuh, Maka bisa di pastikan. Alana akan tersiksa oleh sifat menyebalkan milik Arion. “Ada apa ya Mbak?” “Nggak tahu, Mendingan Lo buruan ke sana. sebelum Pak Arion semakin murka.” Siska menepuk pundak Alana untuk sekedar menyemangatinya. Alana menghela napas panjang seraya mengepalkan kedua tangannya ke udara. “Oke semangat Alana, Lo pasti bisa menghadapi Devil berwujud manusia itu,” gumam Alana seraya bergegas berjalan menuju ruangan keramat yang paling ditakut seluruh karyawan Wiratmaja Corp. Alana menghentikan langkah tepat di depan pintu berwarna coklat. Sebelum mengetuk pintu. Dia menyempatkan diri untuk sekedar menarik napas. Setelah merasa cukup tenang. dia segera mengetuk pintunya beberapa kali. Dan terdengar jawaban dari dalam ruangan yang membuat bulu kuduknya seketika merinding disko. ”Maaf Pak, apa Bapak manggil saya?” tanya Alana sekedar berbasa-basi seraya senyuman manis. Arion melepaskan kacamatanya dan meletakkannya di atas mejanya, lalu menatap Alana dengan pandangan datarnya. “Buatkan saya s**u!” Mendengar itu, mata Alana sontak terbelalak selebar-lebarnya. Hah? Apa? Jadi Arion memanggilnya hanya karena ingin di buatkan s**u? Oh ayolah. Dia kan sudah dewasa, badannya pun kekar tapi masih saja suka minum s**u. Tidak elite banget, iya kan? “Tapi Pak, Bapak kan bisa minta buatin ke sekretarisnya Bapak,” jawab Alana sedikit memelas, masalahnya pekerjaannya sedang banyak-banyaknya dan belum sempat dia selesaikan semua. Arion memasang wajah datar andalannya. “Tapi saya maunya kamu yang buatin saya s**u, bukan Sekretaris saya!” ujar Arion ketus. Alana yang mendengar hal itu hanya bisa menahan kekesalannya. Nasib seorang babu hanya bisa mengiyakan tanpa bisa menolak perintahnya. Padahal di dalam hatinya Alana ingin sekali menolaknya dengan mentah-mentah. “Okey, baik Pak ... kalo begitu saya permisi.” Dengan perasaan dongkol Alana bergegas pergi menuju pantry untuk membuatkan s**u pesanan Devil Arion. Setelah sampai pantry. Alana segera mengambil cangkir dan menuangkan sedikit s**u berserta air panas. Lalu mengaduk-aduknya. ”Huft Nasib menjadi babu, tiap hari di perintah ini dan itu ckck. Kerja tiap hari tapi kok nggak kaya-kaya.” Alana terus menggerutu seorang diri. ”Kenapa kamu bicara sendiri?” Alana tersentak kaget saat melihat Farzan yang tahu-tahu sudah berdiri di belakang tubuhnya. Farzan ini manager di bagian marketing, dia tampan walau tak setampan Arion. ”Pak Farzan ngangetin aja. Dan sejak kapan Bapak ada di belakang saya?” tanya Alana melirik Farzan sekilas, sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya ke arah cangkir s**u. Farzan tersenyum manis seraya berjalan mendekatinya. ”Baru aja. Keliatannya kamu lagi kesal?” Mendengar itu Alana sontak mengernyit bingung. Hah? bagaimana Farzan bisa tau? Apa wajah kesalnya terlihat sangat jelas? ”Hehe. Kalo gitu saya duluan Pak. Permisi Pak.” Alana tertawa kecil dan memilih segera berlalu pergi. Dan tidak lupa membawa s**u buatannya. Dan disinilah Alana sekarang, berdiri di depan pintu ruangan Arion seraya membawa segelas s**u. Tok....Tok “Masuk.” Sebelum masuk, Alana terlebih dahulu mengibas-ngibaskan tangannya seraya menarik nafas panjang. Setelah merasa cukup tenang. Dia segera membuka pintu dan melangkah mendekati meja Arion. “Ini s**u pesanan Bapak.” Dengan hati-hati Alana meletakkan gelas s**u di depan meja Arion. “Hmm.” Arion hanya mengangguk seraya meminum susunya. “Kalo gitu saya permisi Pak.” Alana menunduk hormat dan segera kembali melangkah pergi menuju mejanya. “Pagi-pagi gue udah ngelakuin banyak hal. Aishh Benar-benar lelah, letih dan lesu,” keluh Alana seraya menyandarkan kepalanya dikursi. “Lo dari mana lan?” tanya Anya seraya berjalan mendekati meja Alana. ”Kok lemes banget?" “Dari ruangan Devil Arion,” sahut Oceana sekenanya seraya mengangkat kepalanya menatap Anya. “Bayangin aja nih Mbak, Pagi-pagi gue udah kena ocehannya. Terus belum lagi tadi dia manggil cuma karena minta di buatin susu.” Alana terus mengoceh mengeluarkan semua kekesalannya terhadap Arion. Bukannya menyemangati Alana. Ke dua temannya itu malah tertawa terbahak-bahak seolah-olah senang melihat Alana menderita. Alana melotot kesal. Melihat itu Anya dan Dania langsung menutup mulutnya. “Yaudah di sabarin aja dulu. Ingat Lan cari kerja jaman sekarang susah.” Alana mendengus kesal. ”Selama ini, gue kurang sabar apa lagi sih Mbak? Gue turutin apa yang dia perintahkan. Walaupun itu bukan bagian dari tugas gue,” ujar Alana lelah seraya menghidupkan komputernya. ”Ehem, Kamu saya gaji untuk bekerja. Bukan untuk menjelek-jelekkan saya!” Mata Alana terbelalak kaget saat mendengar suara yang sangat di kenalnya. Alana menelan ludahnya gugup, dengan perlahan dia menoleh ke arah sumber suara. Dan betapa terkejutnya Alana sesaat setelah melihat Arion berdiri di belakang mejanya seraya berkacak pinggang dan menatap Alana dengan tatapan tajamnya. ‘Astaga gimana ini? Kayaknya Arion udah dengar semua omongan gue . Ah mati gue,’ batin Alana semata menggigit bibirnya. ”Sialan .…” umpat Alana secara spontan terlontar dari mulutnya. Arion yang mendengar itu sontak menatap Alana dengan tatapan tajamnya. Dia terlihat sangat marah. Melihat itu, Alana refleks menutup mulutnya seraya menelan ludahnya dengan susah payah. ‘Ahh sialan! ... Habislah gue.‘ batin Alana merutuki mulut sialannya. ”loh Bapak, Sejak kapan berdiri di situ?” tanya Alana seraya pura-pura tersenyum sok polos. ”Berhenti tersenyum sok polos! laporan yang kamu buat salah semua,” ketus Arion seraya membanting dokumennya di depan Alana. “Cepat revisi lagi.” Setelah mengatakan itu Arion langsung pergi begitu saja. Alana mendelikan matanya menatap ke dua temannya yang kompak menertawakannya. Tidak ada yang bisa Alana lakukan selain merutuki mulut embernya. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30. Sebagian besar pegawai sudah pulang ke rumah masing-masing. hanya ada beberapa yang masih terlihat masih bekerja. Termasuk Alana. Yah benar, dia terpaksa lembur karena harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Jari-jari tangan Alana tidak berhenti mengetik. Rasanya benar-benar melelahkan. Disaat-saat seperti ini dia merindukan kehangatan dan kelembutan kasurnya. Alana merenggangkan kedua tangannya seraya menguap kecil. Tiba–tiba Arion muncul dan berhenti tepat di depan meja Alana. ”loh, kamu belum pulang?” tanya Arion seraya menatap Alana. Alana meliriknya sekilas ke arah Arion seraya menghela napas pelan. ”Ya seperti yang Bapak liat,” jawabnya dengan malas sangat. ”Ohya udah, kalo gitu saya pulang duluan. Laporan kamu nanti taruh saja di ruangan saya.” Arion membalikan tubuhnya berniat untuk melangkah pergi. Apa katanya pulang duluan? Alana menatap punggung Arion dengan tatapan tidak percayanya. “Tunggu Pak, gimana nasib saya Pak? saya juga kan mau pulang!” teriak Alana kesal. Bagaimana tidak kesal? Di saat seharusnya dia pulang. Arion malah kembali memberikan banyak pekerjaan padanya. Alhasil Alana dengan terpaksa lembur. Tapi Arion dengan wajah menyebalkan malah pamit pulang duluan? Wah Alana benar-benar kesal dibuatnya. Masa bodo lah dipecat, pecat deh kesel Alana tuh. Arion menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Alana. “Kamu mau pulang? Ya udah pulang aja sana,” jawab Arion dengan enteng, Perlahan namun pasti Alana tersenyum senang. “Tapi sebelum itu selesaikan dulu laporan kamu,” sambung Arion menyeringai kecil seraya berlalu pergi meninggalkan Alana yang ingin melahapnya bulat-bulat Sial. Alana menertawakan dirinya sendiri sungguh malang nasibnya. To Be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD