Prolog

1246 Words
"Davina kenapa lagi kamu terlambat kelasnya pak Rafael? Apa kamu gak kapok kena omel pak Rafael?" tanya Gea sahabat Davina. "Aku semalam ngerjain tugasnya di dosen killer dan baru kelar tadi pagi nyelesain," jawab Davina ketus. "Ya ampun Davina sayang tugas dari Pak Rafael kan udah hampir seminggu yang lalu dikasihnya kan? Kenapa baru semalam kamu buat sih?" kata Gea sedikit sebal. "Aku malas mau ngerjain tugas dosen killer itu. Akhirnya baru semalam aku punya niat buat ngerjain tugas dosen killer itu deh," kata Davina sambil memakan bubur ayam pesanannya. Setelah selesai dengan mata kuliah dari sang dosen killer Davina langsung menarik Gea untuk menemaninya ke kantin kampus untuk sarapan. Berhubung tadi Davina bangun kesiangan jadi belum sempat sarapan. "Dav, kamu tuh emang aneh. Diluar sana banyak cewek yang tergila-gila sama Pak Rafael bahkan secara terang-terangan para cewek itu mengungkapkan isi hatinya. Mungkin kalau aku belum punya Alan pasti aku juga ikut ngejar-ngejar pak Rafael deh. Sedangkan aku malah sebel sama Pak Rafael. Kamu tuh emang cewek aneh Dav," kata Gea asal. "Nanti aku bilangin Alan kalau ceweknya main hati sama dosen di kampus. Bisa-bisanya Akan semakin over protective sama kamu lagi. Lagian aku kan gak sama kayak cewek lain. Bagiku cowok kayak dosen killer itu memang bukan tipe aku. Trus juga aku sebal sama gayanya yang terlalu sok. Emang dia siapa?" kata Davina sebal. "Susah ngomong sama kamu. Awas aja kalau suatu saat Pak Rafael jadi suami kamu. Kira-kira gimana ya? Yang pasti akan seru," kata Gea yang sudah membayangkan jika Davina menikah dengan Pak Rafael. "Itu gak akan pernah terjadi. Lagian aku masih menunggu Kak Reza datang. Aku kan dari dulu udah jatuh cinta sama kak Reza jadi gak ada laki-laki lain di hati aku," kata Davina tersenyum ketika membayangkan wajah laki-laki yang membuatnya jatuh cinta. "Jangan suka mengkhayal. Kamu tahu kan kalau kak Reza tuh udah punya tunangan dan kalau gak salah dengar kak Reza juga berencana menikah. Jadi lebih baik kamu kubur dalam-dalam perasaan kamu buat Kak Reza," kata Gea mengingatkan. Wajah Davina yang tadinya ceria berubah suram ketika sahabatnya itu mengingatkan hal buruk dari laki-laki yang membuatnya jatuh cinta. Reza Salim laki-laki yang sudah membuat seorang Davina Dirgantara merasakan cinta pada pandangan pertama. Pertemuan Davina dan kak Reza ketika saat itu Davina menemani sang ayah di sebuah pertemuan kantor. Dan kebetulan kak Reza saat itu adalah anak dari salah satu mitra kerja sang ayah. Ketika sang ayah memperkenalkan Kak Reza pada Davina, ia sudah merasakan perasaan suka. Apalagi dengan sikap kak Reza yang supel membuat Davina langsung jatuh cinta pada kak Reza. Dan sejak itu hubungan Davina dan kak Reza menjadi dekat satu sama lain. Tapi di suatu hari Davina mendengar jika kak Reza bertunangan dengan anak dari mitra kerja papanya kak Reza. Bisa dibilang kak Reza sudah dijodohkan dengan wanita bernama Regina Putri. Dan tentu saja hal itu membuat Davina patah hati. Sampai detik ini Davina tidak pernah mengutarakan perasaannya pada kak Reza. Ia selalu memendam semua perasaan itu karena ia takut jika kak Reza menolak dirinya dan tidak mau berhubungan lagi dengannya. Ketika sedang melakukan tentang kak Reza tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dan ketika ia melihat siapa yang menelponnya ternyata sang bunda yang telepon. "Iya Bun," jawab Davina. "Sayang hari ini kamu pulang jam berapa?" tanya Widya di ujung telepon. "Mungkin sebelum sore aku udah sampai rumah Bun. Emang ada apa Bun?" tanya Davina pada sang bunda. "Ada yang mau bunda bicarakan sama kamu sayang. Jadi setelah selesai kuliah langsung pulang ke rumah," pinta sang bunda. "Ok Bun," jawab Davina. Davina pun menutup telepon dari sang bunda dan melanjutkan makan bubur ayamnya. "Bunda ya Dav yang nelpon?" tanya Gea yang masih ada di samping Davina. "Iya bunda tadi telepon dan bunda minta aku pulang cepat," jawab Davina  sambil menikmati es teh manisnya. "Emang kenapa bunda minta kamu pulang. Biasanya bunda gak pernah tanya-tanya soal kapan kamu pulang deh. Jadi tumben bunda minta kamu cepat pulang?" tanya Gea balik. "Aku juga gak tahu. Tadi bunda cuma bilang minta aku setelah selesai kuliah langsung pulang. Ya udah deh aku ikut aja apa kata bunda," jawab Davina. Gea pun hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Dan setelah Davina menghabiskan semangkok bubur ayamnya ia dan Gea pun segera kembali ke jadwal perkuliahannya. "Bunda...." Davina memanggil sang bunda ketika sampai rumah. "Bunda ada di halaman belakang sayang," teriak Widya dari arah belakang. "Bunda mau ngomong apa sama Davina?" tanya Davina langsung. "Kamu ganti baju dulu bunda tunggu di ruang tv ya susah," kata Widya berbicara dengan putrinya. "Ok Bun." Davina pun segera melangkahkan kakinya ke kamarnya. "Sekarang apa yang mau bunda bicarakan sama aku?" tanya Davina yang sekarang sudah menghadap ke arah sang bunda. "Sayang kamu kenal sama Tante Tiara kan? Sahabat bunda dari kecil itu? Beberapa waktu yang lalu bunda ketemu sama Tante Tiara. Dan kebetulan Tante Tiara punya anak laki-laki yang belum menikah.  Jadi bunda dan Tante Tiara mau menjodohkan kamu sama anaknya Tante Tiara, " kata Widya mencoba menjelaskan kepada sang putri. "Apa?" Davina terdengar kaget ketika sang bunda berkata mau menjodohkan dirinya dengan anak dari sang bunda. Apa bundanya gak tahu jika dirinya masih 20 tahun dan belum waktunya untuk menikah. "Tapi Bun Davina kan masih 20 tahun. Davina masih belum kepikiran untuk menikah. Lagian kalau Davina menikah, Davina mau menikah sama orang yang Davina cintai," kata Davina menolak usul sang bunda. "Bunda gak bilang kalau kalian langsung menikah. Bunda dan Tante Tiara hanya ingin kalian saling kenal. Jika seandainya kalian tidak cocok maka gak usah diteruskan perjodohannya. Maksud bunda kalian saling kenal dulu. Gimana kamu mau ya?" pinta Widya penuh harap. Sebenarnya Davina tidak mau ikut perjodohan itu tapi melihat wajah sang bunda yang begitu berharap maka Davina pun mengangguk setuju dengan usul sang bunda. Beberapa hari kemudian.... Dengan raut marah tampak seorang ibu sedang berjalan menuju kamar putri semata wayangnya. "Davina Dirgantara mau jam berapa kamu bangun tidur?" teriak ibu itu dengan suara lantangnya. Sedangkan pemilik kamar tampak kaget ketika sang ibu mencoba membangunkan dirinya. "Ya ampun Bun bisa gak sih kalau bangunin aku gak pakai teriak segala," kata gadis bernama Davina itu. "Habis kamu bunda panggil dari tadi gak bangun-bangun. Sekarang buruan bangun. Sebentar lagi akan datang calon suami kamu. Awas kalau bunda balik kesini kamu belum siap juga," kata sang bunda mengingatkan. "Ya ampun Bunda masih mau meneruskan perjodohan anak sahabat bunda sama aku? Aku masih 20 tahun Bun. Aku masih belum mau menikah," kata Davina protes. "Bunda gak mau tahu pokoknya kamu siap-siap dan bunda balik kesini lagi kamu harus udah siap," perintah sang bunda. Tak berapa sang bunda sudah pergi meninggalkan Davina yang masih pusing dengan segala pikiran di otaknya. Sudah berulang kali Davina menolak perjodohan ini karena usianya masih sangat muda untuk menikah. Ia hanya ingin fokus kuliah dan setelah itu bisa kerja tapi apa yang ia dapat sang bunda meminta dirinya untuk menikah dengan putra sahabat sang bunda. Dan malam ini pertemuan itu terjadi. Dengan langkah yang berat Davina pun masuk ke kamar mandi dan langsung bersiap-siap. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Davina untuk mandi dan bersiap-siap. Ia memakai dress yang sudah bundanya pilihkan untuknya. Untuk make up ia hanya menoleh sedikit bedak dan lips glossy saja karena Davina memang gak suka berdandan. Sebenarnya ia malah ikut acara kayak gini. Ia masih sangat ngantuk. Apa bundanya gak tahu jika semalam ia harus begadang untuk menyelesaikan tugas kuliah dari dosen killernya. Mengingat dosen killernya itu membuat hati Davina marah. Kenapa ia bisa ikut kelas dosen killer itu. Davina pun turun ke bawah karena ternyata laki-laki yang akan di jodohkan dengan dirinya sudah datang bersama keluarganya. Tapi ketika ia melihat siapa laki-laki yang dijodohkan padanya tiba-tiba Davina dibuat kaget setengah mati. "Anda!!" Hmm..... Kira-kira siapa laki-laki yang dijodohkan dengan Davina sehingga membuatnya kaget ketika melihatnya. See you next chapter Happy reading...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD