"Mas Adit nelpon, Ma!" pekik Dahlia. "Loh diangkat dong!" timpal Marni gemas karena anaknya menghindar. Kapan lagi ada pemuda kaya yang mau sama anaknya. Marni tak mau tinggal diam. Dahlia mundur seperti ketakutan. Ia memegang kepalanya. Rambutnya masih terurai indah. Gadis itu segera berlari ke kamarnya meraih kerudungnya. "Dahlia! Cepetan! Jangan buat calon suamimu menunggu, Nak!" omel Marni tak sabaran. Ia memperbaiki kerudung anaknya dan memastikan, wajah Dahlia tidak ada lumpur seperti tadi. "Aku izin bicara di kamar, ya Bu!" seru Dahlia berlari membawa ponsel barunya ke dalam kamar. Sudah ada dua panggilan w******p vidio yang terlewatkan. Derrrrt .... Dengan jantung bertalu-talu, Dahlia menekan tombol hijau. Nampak wajah Aditya memenuhi ponsel itu. "Kenapa lama sekali

