"Segitunya kamu, Ma. Kan aku bebasin kamu mau beracara apa saja. Uang belanja tetap aku kasih. 200 juta tiap bulan, apa tidak cukup untuk kamu bersenang-senang tanpa harus meninggalkan suami seharian semalaman?! Akhir-akhir ini kamu aneh." "Udah ah, Pa. Ribet banget sih kamu. 200 juta aja kamu sebut. Zaman sekarang 200 juta hanya harga sebuah alas kaki." Hadi tercengang mendengar ucapan Indri. Mulutnya ingin menimpali istrinya yang tak bersyukur itu namun Indri sudah lebih dulu mendekati suaminya. "Aku mau ikut arisan milyaran. Nanti uangnya pake buka usaha. Sahamku mau kujual, Pa. Jadi tolong tanda tangan nanti kalau surat persetujuannya terbit. Aku sudah urus ke kantor, tinggal aku ambil hari ini." "Saham CG lagi bagus, kenapa kamu jual, Ma? Biar itu jadi income pasif kamu dan inves

