BAB 49_KUNJUNGAN

1142 Words

"Aku sudah terbiasa hidup menderita, Dareen. Jadi jangan khawatirkan aku. Akan sangat lucu, kalau aku dicerai Abangmu terus kamu menyambutku." "Aku tak masalah. Kamu spesies unik. Aku tertarik," ujar Dareen santai. Dahlia hanya tersenyum simpul, itupun tanpa menatap adik iparnya. "Mungkin kita tak akan bisa bicara banyak. Intinya, jangan pernah merasa sendiri. Aku di belakangmu meskipun tertutup bayangan orang lain. Yakinlah, aku ada. Percayalah, Dahlia." Suara Dareen terdengar bergetar. Pemuda itu bisa merasakan darahnya berdesir hingga membuat kulitnya tiba-tiba terasa hangat. Dengan cepat, ia mengambil meja makan Dahlia lalu meletakkannya di atas nakas. "Aku tinggal. Istirahatlah. Sumpek di sini. Aku mau rokok." Hentakan kaki Dareen yang menjauh membuat Dahlia sedikit lega. "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD