2 | Welcome

1252 Words
Dan kegelisahan Elvin berlangsung hingga malam harinya. Saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Elvin masih belum bisa terpejam meskipun seharian ini tubuhnya begitu lelah karena kesibukan yang tak kunjung selesai. Terutama karena ia baru mengetahui bahwa ia mendapat kepercayaan untuk menjadi salah satu pembicara di acara seminar literasi yang akan diadakan tiga bulan ke depan. Di sebelahnya tertidur pulas, gadis kecil berusia 3 tahun yang tak lain adalah putri tunggalnya dari pernikahannya dengan Rega. Ting... Suara notifikasi ponsel yang ia letakkan di atas nakas mengalihkan perhatiannya. Lagi-lagi ia lupa untuk mensetting ponselnya dalam mode silent ketika berada di kamar Malika, sang putri. Begitu menatap layar ponselnya, hampir saja kedua bola matanya melompat karena terkejut dengan apa yang dilihatnya. Pesan dari Ervan yang tiba-tiba masuk dalam kotak pesan sosial medianya. [Ervan] : El, gimana kabarnya? Satu baris kalimat yang mampu membuat jantung Elvin melaju kencang tak seperti biasanya. Elvin gelagapan, salah tingkah. Perlahan, ia menegakkan punggungnya untuk bersandar pada sandaran tempat tidur bergambar hello kitty, tokoh kesayangan Malika. Mengusap wajahnya kasar, Elvin mencoba mengumpulkan kesadaran bahwa yang dilihatnya adalah sebuah kenyataan. Dengan tangan masih sedikit bergetar, ia memaksa jemarinya untuk membalas pesan singkat dari Ervan. [Elvin] : Kamu Van. Kabarku baik, kamu gimana? Elvin meletakkan kembali ponselnya dengan posisi layar menghadap ke bawah. Setelah membalas pesan Ervan, bukannya tenang. Hatinya malah semakin bertalu-talu tak bisa dikendalikan karena rasa penasaran, apa pesannya akan dibalas atau hanya dibaca oleh Ervan. Dan ternyata benar, pesan demi pesan saling bergantian memenuhi notifikasi ponsel mereka hingga pukul satu pagi. Itupun setelah Elvin memilih mengakhirinya terlebih dahulu dengan alasan mengantuk. Padahal sebenarnya ia hanya khawatir dengan kondisi mereka yang sudah berbeda saat ini. Bagaimana pun Ervan sudah berumah tangga sekarang, tentu tak pantas jika saling bertukar pesan dengan wanita di masa lalunya hingga tengah malam. ▪️▪️▪️▪️ "Mel, seminggu yang lalu akhirnya gue saling tuker pesan sama Ervan." Elvin menarik kursi dihadapan meja kerja asisten kesayangannya, perempuan itu akhirnya menyerah juga menyimpan perasaan bahagianya karena bisa berkomunikasi lagi dengan Ervan. "Terus? Gue harus bilang wow gitu kak?" jawab Meli acuh tak acuh. "Ckk... gue butuh temen cerita Mel. Masa iya gue curhat sama Malika yang baru tiga tahun." dengus Elvin sebal. "Terus, kalian ngobrolin apa aja di Whatsàpp? Gak berencana balikan kan?" goda Meli sengaja mengedipkan salah satu matanya. "Balikan apa? gue sama Ervan gak pernah terjebak dalam hubungan apa-apa. Kecuali teman. Perasaan gue aja yang bertepuk sebelah tangan ke dia." jawab Elvin sambil mengaduk jus apel yang ia pesan lewat office boy di kantor penerbitan tempatnya bekerja. "Gue seneng aja Mel, bisa ngobrol santai sama dia. Kangen gue sedikit terobati, dan.." Elvin menggantung kalimatnya, terlihat sekali sudut bibirnya melengkungkan senyum tipis. "Dan apa?" "Debaran jantung gue kenapa tetep sama kayak tiga belas tahun lalu ya Mel? Gue deg-degan terus tiap balas chat dia. Normal gak sih?" Elvin menatap asisten editor sekaligus sahabatnya itu. "Normal. Normalnya orang jatuh cinta maksud gue kak. Berarti perasaan lo ke dia masih sama kayak dulu." jawab Meli yang akhirnya mengalihkan pandangannya dari layar komputer, ganti menatap Elvin yang tengah "Terus gue harus gimana Mel?" "Ya terserah elo sih kak, elo bisa memupuk perasaan itu dengan terus menjalin komunikasi dengan dia. Atau elo berjuang untuk hapus perasaan itu ke Ervan dengan stop semua akses yang berhubungan dengan orang itu." saran Meli tampak serius sekali. "Udah tiga belas tahun gue mencoba menghapus perasaan gue ke Ervan, Mel." Elvin tertunduk lesu. "Dan itu gagal. Bahkan saat menerima pinangan mas Rega, tiap hari gue masih mikirin Ervan lho." "Termasuk saat lo make love sama mas Rega gitu?" "Itu sih rahasia." Elvin memanyunkan bibirnya. "Kak Vin, sorry to say ya," Meli meraih satu tangan Elvin yang bebas diatas mejanya, lantas mengusap punggung tangannya pelan. "ini cuma menurut gue pribadi. Elo tuh bego gak ketulungan kak. Ervan tuh nggak tau apa-apa tentang perasaan elo. Elo cuma terjebak sendirian selama ini. Jadi pilihannya cuma dua.." "Apaan?" "Elo ngakuin perasaan lo ke Ervan, terlepas apa nanti responnya itu urusan belakang. Yang penting hati lo lega duluan." Meli menjentikkan jarinya di depan hidung Elvin. "Atau... elo kubur perasaan lo dalam-dalam. Entah akan sesakit apa nantinya, elo harus bisa lupain cinta sepihak lo sama Ervan." gadis itu dengan lesung pipi itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerja. "Elo masih muda kak, cantik, karir oke, punya anak lucu plus pinter. Elo berhak bahagia dengan orang lain kak, bukan malah tenggelam sama perasaan yang salah itu. Please lah, jangan bego amat jadi orang yang diperbudak cinta." nada bicara Meli mulai meninggi, tanda ia mulai tersulut emosi. Andai saja bukan asisten kesayangannya, pasti sudah habis pipi mulus Meli akibat cakaran Elvin. Untunglah Elvin begitu sayang dengan Meli, lagi pula perkataan sang asisten memang ada benarnya juga. Sudah terlalu lama Elvin terjebak dalam perasaan yang tak berbalas pada Ervan. ▪️▪️▪️▪️ Dua bulan berlalu, hingga tak terasa dalam beberapa jam kedepan Elvin dan Meli sudah harus terbang menuju Denpasar untuk menghadiri seminar. Selama dua bulan itu pula hubungan Elvin dan Ervan tetap berlanjut. Meskipun tak setiap hari, tapi mereka masih rutin bertukar kabar melalui aplikasi percakapan. Dari pesan-pesan singkat itulah, Ervan akhirnya mampu membuat Elvin mengaku bahwa pemilik nama pena renjana hati itu adalah benar dirinya. Demikian pula Elvin yang akhirnya tau bahwa Ervan selama ini tengah menjalani mimpinya menjadi seorang chef sekaligus pemilik beberapa kafe di Bali. 'Mampir ke kafe aku kalo lagi liburan ke Bali ya El.' Elvin memutar-mutar ponsel ditangan kanannya saat menunggu Meli di ruang tunggu bandara internasional Juanda. Dibaca nya berulang kali pesan terakhir dari Ervan yang ia terima kemarin lusa. Elvin memang tak memberitahu Ervan perihal kedatangannya ke Bali. Elvin takut, benar-benar takut makin terjebak dengan perasaannya jika harus bertemu dengan seorang Ervan lagi. Bali luas, demikian pula dengan Denpasar. Kemungkinan untuk bertemu dengan pria yang menjerat hatinya itu tetap ada meski sangat kecil. Tapi meskipun berkali-kali Elvin berpikir demikian, makin gelisah lah hatinya menunggu jadwal penerbangan kali ini. "Malika aman kak?" tanya Meli yang tiba-tiba duduk disebelah Elvin. "Aman, semalam sudah dijemput mas Rega, nginep dua minggu di sana selama kita di Bali." Elvin menatap layar ponselnya dimana foto cantik sang putri ia jadikan latar belakang. Malika yang sangat pintar dan jarang rewel meski beberapa kali Elvin tinggal ke luar kota untuk keperluan promosi novelnya. "By the way Mel, kita nanti nginep di hotel mana sih?" tanya Elvin lagi pada sang asisten begitu selesai mengurus koper mereka. "Sanur secret. Kenapa?" "Jauh dari by pass Ngurah Rai gak?" Elvin balik bertanya. "Mana gue tau kak, kayaknya sih jauh. Why?" "Ervan punya kafe disekitar by pass Ngurah Rai katanya." Elvin meremas ujung kaosnya dengan gelisah. "Jauh... Lo tenang aja kenapa sih kak? Kafe di Bali tuh banyak bukan cuma milik dia aja," jawab Meli. "dah yukk berangkat." ajak Meli setelah berdiri dan mendekati petugas avsec bandara. Tanpa mereka sadari, berjarak puluhan kilometer dari mereka, seorang pria tampan sedang merekahkan senyum. Terutama ketika melihat stories milik akun sosial media bernama renjana_hati, yang tak lain adalah akun kepenulisan milik Elvin yang dipegang oleh asisten kesayangannya, Meli. Stories singkat yang menampilkan suasana bandara dan sekilas merekam kegiatan Elvin yang sedang fokus pada tablet di pangkuannya. "Welcome Elvin." gumam pria tersebut lebih pada dirinya sendiri. . . *Bersambung 7/4/2021 ➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜ Huhuhu... Akhirnya update lagi nih si Elvin sama bang Ervan. Sabar-sabar ya sama kisah mereka, emang slow update dia nih. Love you all guys, mbak Li ( ˘ ³˘)♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD