Istri

695 Words
“Reksa!”Renita meninggikan nada bicaranya menatap pria yang tengah sibuk dengan laptop didepannya. Benar benar anaknya itu, saat sedang sarapan dirinya masih sibuk dengan kerjaanya. “Reksa dengar Bu.”Renita langsung menutup laptop Reksa paksa dan mengambilnya membuat Reksa terkejut. “Bu.”Renita menatap anaknya itu, memangnya berani dia padanya. “Kapan kamu mau menikah Reksa? Ibu jenuh sendiri terus. Tak bisakah kau membawa wanita kesini?!”Renita menjauhkan laptop yang dibawanya karena Reksa berusaha mengambilnya. “Reksa masih muda Ibu. Reksa baru 27 tahun.”ujar Reksa, pria maskulin dengan kemeja putihnya yang selalu ia kenakan kala akan ke kantor. “Dan apa ibumu ini belum tua?”kesal Renita lalu berjalan meletakkan laptop Reksa kedalam lemari lalu menguncinya. “Ibuu…”melas Reksa kala Renita mengantungi kuncinya. “Katakan dulu kalau kau akan membawa wanita pada Ibu.” “Tak bisa Bu. Reksa sibuk, perusahaan sedang meluncurkan game baru.”ujar Reksa lalu mengambil roti yang sudah Renita siapkan untuknya. “Oke. Ibu putuskan, Kamu harus membawa wanita untuk kau nikahi bulan ini. Dan kalau tidak, ibu yang akan mencarikanmu wanita.”putus Renita membuat Reksa yang sedang meneguk air tersedak. “Nggak bisa gitu dong Bu.”kesal Reksa. “Udah deal.”ujar Renita lalu mulai melahap bubur yang ia dinginkan tadi. “Oke! Reksa mau.”ujar Reksa membuat Renita tersenyum. Ya setidaknya Reksa bisa memilih wanita mana. “Bagus anak pintar.”ucap Renita. “Sekarang kembalikan laptop Reksa Bu.”pinta Reksa lalu bangkit dan mulai memakai jas yang tersampir dikursinya. “Akan Ibu berikan kalau Kau menghabiskan sarapanmu.”Reksa menatap Renita tajam. “Apa matamu mau Ibu colok keluar Reksa?”tanya Renita tak kalah menatap tajam Reksa. “Baiklah Ibu pemenangnya.”desah Reksa lalu kembali melepas jas yang sudah ia pakai. Pria itu lalu duduk kembali dan mengambil roti yang sudah Renita siapkan setiap paginya. “Apa kau tak mau makan nasi? Atau bubur?”tawar Renita yang digelengi Reksa. Anaknya selalu makan roti dan roti. “Baiklah sesukamu.”pasrah Renita lalu tersenyum mengelus rambut anak semata wayangnya. “Kau sudah besar ternyata.” ….. “Jadi gimana Bos?”tanya sekretaris Reksa. Tiba tiba klien yang akan meeting mengubah tempat, yang seharusnya diperusahaan Reksa malah menjadi di sebuah kafe. “Apa dia memang tak bisa kesini?”sekretaris Reksa menggeleng. Pria yang sedang duduk dikursi kekuasaanya itu tampak berpikir. “Baiklah. Ayo kesana.”ajak Reksa yang diangguki sekretarisnya itu. Hanya sekretaris Reksa, orang kedua setelah Ibunya yang dekat dengan Reksa. Sampai disana Reksa hanya berdiri menatap café kecil didepannya. “Kau yakin?”Yaya mengangguk pada Bosnya itu. “Ayo Bos.”ajak Yaya merangkul bosnya itu masuk kedalam. “Ehhh maaf, Saya nggak sengaja..”ujar Yaya kala menabrak seseorang yang tengah membersihkan meja hingga gadis itu menubruk meja itu. “Nggakpapa. Silahkan masuk.”ujar Liona sembari membersihkan celemeknya yang basah terkena sisa minuman yang tumpah. “Maaf.”ujar Yaya ikut membersihkan celemek gadis yang menganggit rambutnya membuatnya tampak cantik dan imut. “Tak apa, nggak masalah.”ujarnya lalu mengambilkan tisu untuk Yaya. “Silahkan duduk.”ujar Liona pada pasangan itu lalu kembali ke dapur untuk meletakkan piring dan gelas kotor pelanggan tadi cepat cepat karena Yaya tak berhenti mengucap maaf. “Ck!”decak Reksa yang sedari tadi diam bersedekap diambang pintu. Yaya menoleh pada Reksa lalu meringis. “Nggak sengaja Bos.”ujarnya. “Tapi kok Pak Deni belum datang ya?”ujar Yaya ketika melihat sekeliling hanya ada mereka berdua saja. “Tunggu dulu mungkin dijalan.”ujar Reksa lalu memilih duduk. “Bos moodnya lagi bagus ya? Kok sabar banget hari ini?”kepo Yaya membuat Reksa mengeluarkan ponselnya. “Engga ternyata.”ujar Yaya kecewa kala Reksa masih tetap seperti biasa, irit omong. “Mau pesan dulu atau masih nunggu?”Liona kembali lagi. “Eh pesan sekarang aja….dek?”ragu Yaya membuat Liona tertawa kecil. “Saya udah tua loh mbak.”ujar Liona merasa geli dipanggil seperti itu. “Eh?! Umur berapa emang?”jiwa kepo Yaya melonjak. Pasalnya Liona terlihat sangat muda. “Saya 25 tahun ini.”ujar Liona tersenyum melihat reaksi Yaya yang langsung menggebrak meja membuat Reksa ikut kaget. “Beneran!?”tanya Yaya yang duangguki Liona. “Kok lebih tua dari Aku, Mbak serius?” “Dua rius malah.”ujar Liona tergelak. “Wahhh mbak sumpah kelihatan kek remaja umur 18 tahun, sumpah.”ujar Yaya meyakinkan namun malah membuat Liona tergelak. JANGAN LUPA IKUTI DEE DI IG @QUEENDEEII DAN WP @S_DEE001 JANGAN LUPA BACA TUAN MAFIA, THE LAST PAIR DAN THE BOSS MAFIA AND MY HUSBAND YAAA. DIJAMIN BAPERR. TERIMAKASIH.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD