Bertemu lagi

879 Words
"Kita bertemu lagi." Reksa mengangguk pada Liona yang langsung menyambutnya. "Mau pesan sekarang atau menunggu teman?" tanya Liona. "Buatkan aku kopi hitam. Jangan pakai gula." Liona mengangguk. "Tunggu sebentar." Gadis dengan rambut yang ia modif half twisted maid itu nampak sangat cantik. Reksa mengeluarkan ponselnya. Lalu mengotak atiknya sembari sesekali melirik ke depan. "Ini kopinya." "Terimakasih." "Sama sama. Oh!" Liona berlari, ia lupa membalikkan tanda cafe sudah buka. Pantas saja sedari tadi tak ada yang kemari. Reksa yang mengamatinya terkekeh diam diam. "Apa kakak itu tak ikut?" tanya Liona. "Tidak." Liona mengangguk. Lalu ponselnya gemetar. Ada seseorang yang meneleponnya. "Saya akan membayar secepatnya." ujar Liona sedikit menjauh dari Reksa. "Baik, terima kasih pak." Liona menghela napas. Reksa yang melihat tak minat dengan apa yang sedang gadis itu alami , jadi dia memilih diam. Mereka hanya sebatas pembeli dan penjual. Reksa juga tak mau terlalu mencampuri urusan Liona yang notabennya dia tidak tau siapa gadis itu sebenarnya. Liona hidup sebatang kara. Ibu dan Ayahnys sudah sama sama bahagia dengan keluarga baru mereka. Pacar? Dua kali Liona di tinggalkan karena mereka tidak mau dengan Liona yang notabennya adalah seorang anak dari keluarga berantakan. Mereka bilang, mereka tak mau hidup mereka seperti Liona. Namun mereka tidak bertanya, apa Liona mau hidup seperti itu. Tentu saja tidak. Siapa yang mau hidup dalam kesendirian. Tidak ada orang yang mendukungnya. Ketika dia jatuh dia harus bangkit sendiri tanpa uluran tangan dari orang lain. Apa itu mudah? tentu saja tidak. Ketika dia punya beban untuk di ceritakan dia tak pernah bercerita karena memang tak ada yang benar benar ada untuknya selama ini. Dua orang yang paling ia percaya selama belasan tahun akhirnya meninggalkannya dan memilih dunia baru. Apa salah Liona? apa karena Liona tidak pintar? Liona dulu sangat cerewet? Liona dulu sangat bar bar? sekarang Liona sudah berubah. Dia berubah menjadi gadis kalem dan lugu. Tapi kenapa, Orang tuanya tidak kembali padanya?. "Oh, selamat datang." Liona kembali menyambut seorang ibu ibu yang bersama anak laki laki nya. "Aku pesan seperti biasa Li." Liona mengangguk. "Tunggu sebentar." Banyak pelanggan yang selalu tetap datang entah itu berapa kali dalam seminggu atau berapa kali dalam sehari yang membuat Liona benar benar hapal dengan pesanan yang sering mereka pesan. Tak lama, Liona kembali lagi dengan sepiring tiramisu dan dua gelas berisi air berwarna putih, mungkin s**u. "Kemarin kakak beli buku dan dapat hadiah ini. Apa Zio mau mainan ini?" Liona menunjukkan mainan puzzle yang kemarin Liona dapat kala membeli buku di perpustakaan. Wanita itu memang sangat menyukai buku dan dunia membaca. Itu akan mengobati rasa sakit hatinya. "Mauuu!" seru bocah itu membuat Liona dan Mamanya tertawa kecil. "Terimakasih Li." Liona mengangguk pada Mama Zio. Lalu gadis itu berjalan menjauh. Liona berjalan menuju kamarnya. Lalu mengeluarkan sebuah kotak di laci lemarinya. Liona langsung menghitung lembaran lembaran uang yang selama ini ia simpan di kotak itu. "Masih kurang..." lirih Liona kecewa. "Masih kurang banyak." sambungnya. Ruko ini sebenarnya ia masih menyewanya. Namun, pemilik ruko mengatakan jika Liona tidak membelinya ruko itu akan dijual pada orang lain. Liona kadang merasa cemburu dengan orang orang di luar sana. Hidup enak, keluarga yang harmonis. Mimpi apa mereka bisa hidup seperti itu. Dunia tidak adil. Karena tak semua orang bahagia. Mereka bilang, jalan hidup orang berbeda beda. Tapi semua orang pasti bahagia nantinya. Lalu, bagaimana dengan orang yang tak pernah bahagia dalam hidupnya. Apa itu masih bisa di sebut keadilan? jadi keadilan yang mana yang mereka sebutkan itu? Benar, pikiran Liona merupakan dosa besar karena dia tak percaya itu. Liona juga tak bisa menghapus pikiran laknat itu. *********** Liona membalikkan tanda jika Cafe sudah tutup kembali. Sudah pukul 8 malam. Waktunya Liona kembali membuat berbagai jenis kue. Untuk makanan selain kue, Liona biasa memesan. Liona bersenang senang ketika dirinya membuat kue dan membaca. Rasanya dia berada di dunia lain. Liona yang berjalan kembali berhenti kala melihat sebuah buku. Liona mendekat, lalu mengambil buku itu. Reksa Aditama. Sebuah nama yang tertera di buku itu. "Aku simpan saja dulu. Besok pasti ada yang datang." Prang! Liona berbalik kala kaca cafe kecil nya pecah. Tampak dua orang pria yang sengaja memecahnya. "Siapa kalian?!" tanya Liona takut menatap dua pria yang tiba tiba menyerang cafenya. "Kita? orang suruhan Bos Armand untuk mengambil uang yang kau janjikan. Bukankah kau janji akan membayar utang ibu dan ayahmu?" "Mereka masih hidup. Kenapa kalian terus mengusikku!?" kesal Liona rasa marahnya tiba tiba menyergap dirinya. "KENAPA AKU YANG HARUS MENANGGUNG UTANG MEREKA!?" teriak Liona. "Aku tak perduli. Serahkan uang mu." ujar salah satu dari mereka. "Sampai matipun aku tak akan memberikan nya lagi. Kalian terus terusan meminta. Bukankah aku sudah melunasi utang itu!?" "Karena kau membayarnya telat, bunganya semakin besar cantik." Lioa bergerak mundur kala melihat dua pria itu mendekat menatapnya dengan tatapan aneh. "Bos bilang, kita bisa bersenang sedang dengannya malam ini." "KALIAN PRIA b******k!" teriak Liona. "Silahkan umpat kami sepuasnya sebelum kau ku buat nikmat." Liona menggeleng. Wanita itu memberontak kala salah satu pria itu mencengkeram bahunya kasar. "Let's play the game baby!?" ************** Gimana lanjut? jangan lupa tinggalkan komen ya biar Dee cepet cepet up❤️ JANGAN LUPA IKUTI I*STAGRAM @QUEENDEEII DAN WAT**AD DEE @QUEENAADEE DOAKAN DEE YA BISA MENJADI PENULIS TERKENAL SUATU SAAT NANTI. AAMIIN AAMIIN. TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA DEE. MAAF JIKA TIDAK SESUAI EKSPETASI KALIAN. DANK U ALL SUKSES SELALU
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD