Pahlawan

753 Words
"Let's play the game baby!?" Liona menggeleng, tangannya menyilang menutupi dadanya. Langkah mundur tak teratur, menjauh dari dua pria yang jika di lihat lihat mereka masih seumuran dengan Liona sepertinya. "Kau mau kabur kemana lagi?" tanya salah satu pria yang memakai sarung tangan di tangan kanannya. Liona akan membuka pintu di sebelahnya, namun tangannya keburu di cekal. Prang! "Masuk!" teriak seorang yang tiba tiba masuk lalu melempar botol kaca yang Liona pajang di pintu masuk. "Siapa kau?!" kesal mereka kala kegiatan mereka terhenti karena Reksa yang tiba tiba masuk. "Kalau aku bilang suaminya kalian mau apa?" ucap Reksa. Namun jawaban itu malah membuat dua pria itu tertawa terbahak bahak. "Suaminya? Kau pikir kami bodoh? Dia masih gadis." Reksa terkekeh. "Kau kira berapa umur wanita itu? 19 tahun?" "20." balas mereka dengan lantang. "Sudah salah, lantang lagi. Umurnya sudah 25 tahun b******k!" Reksa langsung menyerang dua pria itu. Memanfaatkan gelas dan botol kaca yang ada di sana. Jangan meremehkan Reksa yang menjadi anak kesayangan Ibunya. Reksa dulu merupakan salah satu anggota geng di sekolahnya. Berkelahi? sudah biasa. Tawuran pun Reksa tak pernah absen. "Kau pikir ayah nya tak marah anaknya kalian jadikan mainan!?" kesal Reksa setelah menumbangkan dua pria itu. "Kenapa bos kalian merekrut orang payah seperti kalian ini?" "Kau bilang apa? Ayahnya marah?" tanya salah satu pria itu. "Kau bukan suaminya berati, kau tau? Dia bahkan melunasi utang orang tuanya yang pergi membuangnya nya sendiri." "Ya, aku memang bukan suaminya sekarang. Tapi besok, aku akan menikahinya." Reksa mengeluarkan uang dari dalam jaketnya yang tadi memang sempat ia ambil karena besok adalah hari Ibunya bersenang senang. Selalu ada tanggal cantik, dimana Ibu Reksa akan jalan jalan ke mall membeli barang barang tak berguna yang nantinya akan berdebu di rumah. "Berapa utangnya?" tanya Reksa menatap dua pria yang sudah terlihat lelah dengan muka lebam dan berdarah karena Reksa menyerang mereka dengan botol kaca. Pria itu lalu mengeluarkan kertas, Reksa yang duduk di kursi menatap mereka. "Kalian tak mau menyerang ku?" tanya Reksa yang mendapat gelengan. "Kepala kalian pasti sakit, aku sudah kebal jika kalian akan membalas." ujar Reksa lalu menghitung uangnya. "Bawa uang ini, sudah lunas. Aku tau Bos kakian sangat licik. Jika setelah ini tak berhenti mendatangi wanita ku, kalian berdua yang ku datangi." Dua pria itu mengangguk patuh pada Reksa. "Ku pikir, wanita itu bawa pergi dari sini malam ini. Bos kami pasti akan mendatangi nya." ujar pria itu lalu mengambil uang dan berjalan tertatih keluar. Wajah Reksa lalu berubah mengejek. "Kalian berdua akan ku datangi? memangnya aku mata mata. Bodoh sekali langsung percaya." Reksa menggelengkan kepalanya. Dilihatnya mobil mereka sudah berjalan menjauh dari cafe Liona. Reksa bangkit, merenggangkan kedua tabgannya. "Sudah lama ternyata." kekeh Reksa. Sudah lama dia tak berkelahi. Terakhir ia berkelahi saat sekolah menengah atas. Reksa lalu menatap ruangan itu. Sepertinya ia melakukan kesalahan. Cafe kecil milik wanita itu menjadi sangat berantakan karena nya. Kenapa juga Reksa menggunakan botol kaca untuk melawan pria pria tadi. Seperti ia sangat pengecut. Reksa lalu berjalan, mendekat ke pintu. Dimana Liona masuk. Reksa membuka perlahan. Tak ada Liona. "Li?" panggil Reksa. Pria itu tak pikun, ia masih jelas mengingat nama wanita itu. Lalu terdengar suara isakan dari ruangan sebelah. "Hei, tak apa." Reksa mendekat, menemukan Liona yang memeluk lututnya di pojok kamar yang di d******i warna putih itu. "Tak apa. Mereka sudah pergi." ujar Reksa menenangkan, namun wanita itu malah semakin terisak. Reksa meneguk ludahnya. Tak tau harus bagaimana. Liona malah menangis dan semakin sesenggukan. Reksa yang melihat hanya diam menggaruk tengkuknya yang tak gatal. *************** Reksa menggaruk kepalanya melihat ke jok sampingnya. "Ayo turun." ajak Reksa melihat Liona yang masih sesenggukan. "A-aku mau pulang." ujarnya. "Menginap di rumahku. Tenang saja, ada ibuku. Aku tak akan macam macam. Apa kau mau kejadian tadi terulang?" Liona tentu saja menggeleng. "Minum dulu. Kita keluar kalau kau sudah tak sesenggukan lagi." ujar Reksa menyodorkan minum. Keduanya lalu saling diam. Liona yang maish shock dan Reksa yang tak tau harus berbuat apa. "Reksa?" Liona spontan mencengkeram lengan Reksa kala tiba tiba ada wanita yang menggedor kaca sebelahnya. Reksa menurunkan kacanya. "Ibu menakutinya." ujar Reksa. Wanita paruh baya itu memanyukan bibirnya sebentar lalu menatap Liona berbinar. "Dia!?" senangnya. "Sebentar...." Renita menatap Liona yang diam menatapnya bingubg."Dia habis menangis. Kau apakan calon istri mu Reksa?!" "Calon istri!?" shock Liona. JANGAN LUPA IKUTI I*STAGRAM @QUEENDEEII DAN WAT**AD DEE @QUEENAADEE(QUEENDEE) DOAKAN DEE YA BISA MENJADI PENULIS TERKENAL SUATU SAAT NANTI. AAMIIN AAMIIN. TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA DEE. MAAF JIKA TIDAK SESUAI EKSPETASI KALIAN. DANK U ALL SUKSES SELALU
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD