Evalinda terus mengelus perutnya dengan air mata yang menggenang, ada rasa rindu yang terkurung didalam hatinya, ia merindukan Julion yang sudah lama tidak ia temui dan tidak mendengar kabarnya, dan tidak bisa bertemu pada pria yang ia cintai ketika banyak hal yang ia rahasiakan selama ini. Air matanya menggenang begitu saja, ia sesenggukan dan tidak bisa menahan air matanya meski ia sudah berusaha menahannya. Ada luka dan rindu yang secara bersamaan menggerogoti pikirannya, ia tidak bisa mengatakan apa pun selain berpasrah pada keadaan dan nasib yang memang tidak bisa lagi memberikannya kebahagiaan. Ben masuk ke kamar dan melihat Evalinda menangis, ia tak tega melihatnya dan memilih keluar dari kamarnya. Ben sangat tahu, Evalinda merindukan Julion, pria yang memang ia cintai. Atau … ia

