bc

Kembalikan Waktuku Dengannya

book_age18+
2
FOLLOW
1K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Kezia berharap dapat menghidupkan kembali kekasihnya yang telah tiada. Keinginanya begitu besar hingga apapun ia lakukan agar Mahesa hadir kembali. Hujan deras mengiringi pemakaman Mahesa, Kezia menatap kosong kubur pria yang dikasihinya.

chap-preview
Free preview
Keindahan Matanya Membuatku Selalu Rindu
Pelataran kampus mulai tampak lengang jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Kezia melangkah bergegas menuju stasiun. Tak dihiraukannya ada yang mengikuti langkahnya dengan sebuah sepeda motor. Keinginannya hanya satu tidak boleh terlambat sampai stasiun karena kereta ke arah rumahnya akan datang jam 19.15.  Sesaat Kezia terkejut melihat kilatan cahaya dari sebuah motor yang berada di belakangnya. Silau matanya hingga ia menutupi matanya dengan lengannya. "Maaf, Kezia kan?" tanya pengendara motor tersebut. "Hmm.. iya.. aduh tapi maaf aku terburu - buru karena sebentar lagi keretaku lewat, " sahut Kezia siap menyeberang. "Tunggu, aku akan mengantarmu! Aku tadi sekelas denganmu saat kuliah Pak Gede," cegah pria itu. Kezia menjadi ragu. Khawatir ini benar teman kuliahnya atau bukan. Masih belum jelas wajah pria itu. "Ayo naik motorku, paling tidak aku antar kamu sampai stasiun. Aku tahu kamu takut aku menculikmu kan? Perkenalkan namaku Mahesa!" sambil tersenyum manis pria itu mengulurkan tangannya.  Kembali Kezia ragu menyambut tangan itu. Namun akhirnya ia tersenyum dan menyambutnya.  "Baiklah, antar aku hingga stasiun ya Mahesa! Aku mengejar waktu karena keretaku akan datang di jam 19.15 dan itu lima menit lagi!" seru Kezia sambil beranjak ke belakang motor Mahesa. Iya benar, Mahesa namanya. Pria yang membuat Kezia selama empat tahun di kampus ini begitu bersemangat untuk kuliah. Pria yang matanya menyimpan cahaya yang selalu membuat Kezia rindu. Waktu terus berjalan kisah romantis Mahesa dan Kezia bagaikan kisah sinetron bersambung yang tak ada habisnya. Semenjak mereka jadian dua tahun lalu dan ini adalah tahun terakhir kuliah mereka.  "Kezia, ingat kan hari pertama kita kenalan saat kamu lari - lari karena takut ketinggalan kereta?" tanya Mahesa sambil menyendok es telernya. Kezia tersenyum sambil pura - pura berpikir, "Hmm... yang kapan ya mas? lupa aku hahaha!" Kezia tertawa sambil juga memakan otak - otak goreng yang dicelupkan dalam saos sambal manis kesukaannya.  "Huh dasar nenek - nenek. Pantas saja kamu Mid Test kemarin tanya aku terus untung saja Bu Linda tidak sadar kamu terus tanya!", balas Mahesa. "Enak saja aku tidak bertanya jawaban aku kan cuma mau menyamakan apa kamu sama jawabannya dengan aku mas!" jelas Kezia tak mau kalah. "Kekez sayang, sama saja itu namanya menyontek!" sahut Mahesa sambil menghabiskan es telernya. "Tapi saat itu kereta kamu tidak terlambat kan? Aku tunggu dekat gerbang memastikan kamu sudah masuk kereta yang benar. Kamu tau tidak? Aku tahu kamu masuk ke mini market dulu kan sebelum masuk ke stasiun?" jelas Mahesa. "Ih, benar juga aku ingat. Saat itu aku mau membeli makanan ringan untuk adikku. Jadi aku beli dahulu sambil beli minum juga soalnya minum yang kubawa dari rumah sudah habis. Wah, kamu benar - benar menjaga aku, mas!" Jawab Kezia.  "Mas, sudah jam 19.15, aku ke stasiun ya, pasti sebentar lagi kereta yang dari arah kampus berhenti di stasiun ini kan kurang lebih jarak perjalanannya lima belas menit aku siap - siap ya menunggu di peron. Kamu tidak usah antar aku kasihan rumahmu lebih dekat dengan kampus capek juga kalau terlampau sering mengatarku." jelas Kezia sambil bergegas merapikan buku - buku di atas meja yang tadi dia gunakan untuk belajar bersama Mahesa.  "Aku antar sampai stasiun ya!" seru Mahesa dan dibalas dengan anggukan oleh Kezia.  Dalam perjalanan ke stasiun yang jaraknya tidak jauh dari mal tempat mereka makan, Kezia selalu mengingatkan Mahesa agar berhati - hati saat naik motor. Ia tidak mau kekasihnya itu mengalami kecelakaan.  "Iya sayang. Aku mengerti kok! Aku akan selalu berhati - hati buat kamu!", jawab Mahesa saat menurunkan Kezia di stasiun.  Kezia turun perlahan dari motor Mahesa. Mereka akhirnya beradu tinju, tos ala pandemik kata Mahesa. Tapi entah kenapa Kezia melihat kekasihnya tanpa helm jadi semakin betah dan tidak mau pulang. Kezia memandangi mata Mahesa dengan senyum manja. Anting yang baru dia beli dari mal tadi bergoyang - goyang di telinganya seperti harum manis dan membuat Mahesa tersenyum dan menyentuh antingnya.  "Ini apa sih? kamu anak kuliah kok senang beli anting seperti anak SMP?" tanya Mahesa sambil terseyum. "Mas ini tadi kubeli karena aku lama tunggu kamu parkir jadi iseng aja ada yang lucu dan sedang diskon. Mas aku kok jadi malas pulang ya. Mau disini saja!" sahut Kezia manja. "Nah mulai deh. Ya sudah, aku antar saja ya ke rumah biar kita punya waktu ngobrol lagi sepanjang jalan!" seru Mahesa. "Aduh, aku kasihan kamulah. Lagipula nanti ibu cari - cari kamu karena kemalaman di jalan. Besok saja kita ke perpustakaan buat cari bahan skripsi!" jawab Kezia. Padahal dalam hati Kezia, maunya diantar biar semakin lama dekat dengan kekasihnya itu. Dibonceng di motornya sambil memeluk pinggang kekasihnya. Begitu romantis. Kezia segera berlalu ke dalam stasiun sambil melambaikan tangan ke arah Mahesa. Dia berteriak hati - hati dari jauh begitu pula Mahesa. Mahesa segera memakai kembali helmnya dan berlalu meninggalkan stasiun menuju rumahnya yang sudah tidak jauh lagi. Sepanjang perjalanan dalam gerbong kereta api yang sudah tidak padat penumpang, Kezia mengingat kekasihnya yang matanya membuatnya memiliki perasaan untuk ingin bertemu. Matamu membuatku selalu rindu, mas. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook