“Nakulaaaa… Sadewaaaaa… Haraaaa…” Dahi Aroha berkerut mendengar suara yang sudah dihafalnya di luar kepala itu. Dan benar saja, ketika dua orang—tiga, empat orang lebih tepatnya muncul di apartemennya dengan Alvar yang membukakan pintu tadi, Aroha lansung menghembuskan napasnya pasrah. Aroha sudah tahu apa yang akan terjadi hari ini. “Hush, suara kamu terlalu keras, Rik. Bisa tenang sedikit nggak? Kamu bikin Hara kaget tahu!” Rika memajukan bibirnya, meski wanita itu menurut dengan membungkam bibirnya rapat. Meski sempat merasa bersalah, toh pada akhirnya ketika dia melihat mahluk-mahluk kecil yang sedang menggeliat di hadapannya membuat ekspresi wajah Rika langsung berubah lagi menjadi berseri, terlihat antusias menghampiri keponakan-keponakan kecilnya. Aroha dan triplet sedang berada

