9. Hormon Ibu Hamil

1270 Words

“Hei, hei, Sayang? Kenapa kamu nangis? Hm? Kamu nggak suka teh-nya? Mau aku buatin yang lain? s**u? Atau—” Aroha menggeleng penuh semangat, meski air mata di pipinya masih mengalir basah. Aroha tahu reaksinya ini berlebihan, tapi Aroha tidak bisa menghentikan dirinya sendiri. “Nggak, Mas. Nggak. Bukan itu...” Ish, Aroha juga tidak suka dirinya yang cengeng seperti ini. Dan sejak kapan Aroha jadi cengeng? Wanita tangguh, mandiri, keras, dan rasional sepertinya? Jadi mudah tersentuh dan sensitif seperti ini? Well, bukan berarti tipe wanita yang disebutkan tadi tidak boleh menangis atau sensitif, hanya saja Aroha merasa itu bukan dirinya sekali, tapi kini justru menyatu dengan dirinya yang merasa tidak seperti itu. Bingung? Sama Aroha juga bingung dengan keadaannya. “Terus kenapa, hm? Bila

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD