Ghosting

1408 Words
* * * Sore itu di jalan pulang di tengah hiruk pikuk kota yang dipenuhi wajah wajah lelah pegawai berseragam lalu lalang dengan segala kepentingan yang tak seragam, juga muda-mudi yang berboncengan mencari entah apa ,pohon-pohon berdaun poster wajah-wajah calon wakil rakyat yang kelak akan mewakili rakyat dalam hal entah apa. Alana menghentikan mobilnya di samping penjual ketoprak milik Pak Yadi yang sedang menata dagangannya. Pak Yadi merupakan pemilik ketoprak kesukaan Alana. dan Pak Adi ini hanya berjualan dari waktu pasti 17.00 sampai waktu yang tidak pasti. Acapkali Alana selalu telat kehabisan Ketoprak favoritnya itu. “Ketopraknya pak, satu” ucap Alana sambil duduk melihat keramaian kota. “Oke neng, tunggu ya .. saya baru datang”; sahut penjual ketoprak sambil menata lapak dagangannya "ketoprak, pak. dua ya" ucap seseorang bapak-bapak ditaksir usia -usia bapak bapak yang memiliki anak yang masih sekolah SMP “2 kali saya kesini malam2 si bapak udah pulang aja. Padahal baru sekitar jam 8 an. Bapak selesai jam berapa si?” ucap bapak pelanggan ketoprak yang beberapa kali kecewa “Ya sehabisnya mas…namanya jualan begini ya gak bisa dipastikan jadwal pulangnya, beda sama mas yang jam kerjanya sudah pasti..tapi ada yang bisa dipastikan mas, saya disipliknan waktu kerja saya selalu dimulai pukul 17.00 mas, setidaknya pelanggan saya tahu, saya juga punya jadwal hehe”   “keseringan jam berapa selesai pak” pelanggan itu berbicara dengan terus melihat layar handphonya “Ya kadang jam 8, jam 9, kadang juga bisa sampe jam 11 mas, tergantung nasib lah…tapi seringnya ya jam 9 saya sudah di rumah nonton TV sama anak istri” "iya, pak. noted. oke. siap, pak. siap. nanti saja kerjakan kalau sudah selesai langsung saya kirim email bapak" ucap pelanggan yang sedang ditelfon atasannya "maaf gimana tadi, pak?" Penjual ketoprak tampak tersenyum menanggapi pelanggannya ini, ia kembali mengulang jawaban yang terlewat akibat budaak korporat sedang menerima mandatnya. “Kalau jam 9 sudah habis, kenapa gak dibanyakin aja pak? Pasti banyak selain saya yang kecewa karena sering kehabisan ketoprak. Lagipula jika diperbanyak dagangannya itu bisa menambah penghasilan juga to? pelanggan itu mencoba memberi nasihat. dengan tersenyum penjual ketoprak menjawab dengan penuh sahaja. “Ya segitu saja sudah cukup mas. Apa yang mau dicari, apa yang mau dikejar. Rejeki itu sudah ada takarannya. Saya hanya perlu berusaha agar tidak kelaparan apalagi sampai meminta-minta.”jawab pak Yadi sekenanya “Ya ada benarnya, tapi mengingat biaya sekolah anak, kebutuhan sembako dan biaya hidup yang kian mahal, apa salah jika bapak mencari lebih banyak rejeki?” pelanggan yang terbiasa bekerja 8 jam sehari ditambah dengan lemburan yang bisa datang kapan saja dengan gaji yang tak dilebihkan sedang memberi nasihat pada penjual ketoprak yang hanya beberapa jam saja pulang. “Begini mas…" Pak Yadi menghentikan ulekannya dan menghadap pelanggan itu, sementara Alana hanya diam dan pura-pura asyik dengan ponselnya. "Kalau pulang cepat berarti rejeki saya adalah berkumpul dengan anak istri, kalau saya pulang terlambat ya berarti rejeki saya ya sabar. Enak to mas? Hidup itu tidak mahal. Yang bikin mahal itu ketika kita memaksakan diri untuk mencapai takaran-takaran tertentu yang diciptakan oleh ‘entah siapa’ yang bahkan si pembuat takarannya pun tidak pernah mencapai takaran itu sendiri." ucap Pak Yadi yang melanjutkan ulekan bumbu kacangnya. "Mas, akan sulit mencapaii kesuksesan jika ukuran yang dipakai adalah uang dan kemasyhuran. Pakailah ukuran syukur. Kita akan temukan apa puncak tujuan sebenar–benarnya bagi para pencari uang,kemasyhuran yang disebut kesuksesan itu. Yaitu B - A - H - A - G - I - A. Ucapan Pak Ydi si penjual ketoprak begitu dalam dan membuat Alana berpikir dan mengiyakan. "Saya itu tidak terbiasa kaya mas" ucap Pak Yadi melanjutkan "kenapa, pak? kalo emang bapak terlahir miskin setidaknya bapak harus bekerja lebih giat agar anak bapak tidak mengalami hal yang sama dengan bapak" lagi-lagi pelanggan sok tahu ini menasihati "kalau mereka tidak mengalami hal berat, dia akan menjadi lemah dan tidak akan bisa mencapai kekuatan mental sekuat mentalku." Pak Yadi memutar balikkan nasihat yang diucapkan pelanggan itu. ingin sekali rasanya Alana menanggapi obrolan kelas tinggi Pak Yadi. belum sempat pula Alana merangkai kata kata untuk bahan nimbrung obrolan bapak bapak ini. Pak Yadi sudah menambah obrolan ajaibnya. "Saya sanggup menangis dengan rasa gembira, melarat dengan rasa kaya, bahkan saya ahli dalam mengelola rasa sengsara menjadi kebahagiaan. Jadi kebahagiaan bagi saya itu amat murah harganya. Cukup selembar-dua lembar uang recehan, atau sepiring-dua piring nasi, yang diperlukan untuk hidup dan rasa cukup untuk kebahagiaan yang sejati. Saya sudah mendapatkannya, mas. Tutur pak Yadi sambil menyerahkan bungkusan ketopraknya." “berapa pak?” pelanggan itu menanyakan harga yang sudah ia ketahui jumlahnya, ia menajwab dua menit setelah Pak Yadi mengucapkan kalimat yang sangat ajaib dan merubah pola pikir sebagian orang yang dibuka mata hatinya untuk menerima masukan sebuah prinsip hidup" “20 ribu mas” ucap Pak Yadi seraya tersenyum Sepanjang jalan pulang, pelanggan itu tergiang perkataan penjual ketoprak itu yang tidak bisa dimengertinya. “Bodoh sekali, jika semua manusia berpikiran sepertinya? bagaimana Negara ini bisa maju? Bagaimana bisa ada manusia yang berfikir sesempit itu di zaman modern ini?” Batin Alan, memaki “tapi mungkin ada benarnya, apakah tujuan pendidikan,sekolah tinggi,pangkat,jabatan,kehormatan,gaji yang besar,pencarian gaji yang lebih besar,dilanjut dengan usaha yang semakin diperbesar untuk pendapatan paling maksimal, Untuk apa? Bukankah tujuan akhir dari pencapaian-pencapaian itu adalah bahagia? Dan penjual ketoprak itu sudah meemukannya.” Ah persetan dengan penjual ketoprak. istriku sudah kelaparan menunggu. * * * Sepanjang jalan, Alana juga memikirkan apa yang dikatakan Pak Yadi. Ia kembali disadarkan tentang keberadaannya yang dikelilingi uang melimpah dan pekerjaan yang sesuai hobinya, orang-orang yang mencintainya, sebenarnya dia sudah memenuhi syarat-syarat bahagia yang dirancang manusia. tapi nyatanya, Alana tetap menyimpan luka yang tidak ia ceritakan. Alana merindukan sosok yang tidak ada duanya, tidak ada tiganya, hanya satu satunya. Dan sialnya satu-satunya sosok itu yang mengambil satu-satunya hati milik Alana. "jadi apa bahagia itu?" Alana memaki setir mobilnya dan menginjak gas untuk melaju lebih kencang. Alana menangis tapi lagi lagi ia harus kehilangan air matanya, air mata sudah mulai bosan dan tak ingin lagi menetes di pipi Alana. * * * Alana tetap menjalankan hidup seperti biasa, namun menjadi tak biasa ketika kita melihat raut wajah Alana yang dulunya tak bahagia sebelum bertemu dengan Omar menjadi wajah datar paling tak enak dilihat selepas kepergian Omar tanpa kabar, tanpa pamit, tanpa alasan yang diketahui Alana. Omar melakukan 'ghosting' pada Alana. Ternyata istilah itu tidak lucu lagi, tidak seperti meme meme lucu yang menautkan kata itu dengan sebuah ceriota konyol. Alana lupa cara untuk tersenyum, kepergian Omar menghadirkan dementor yang menghisap kebahagiaan Alana. Dalam film Harry Potter, dementor merupakan makhluk penghisap kebahagiaan yang membuat korban mereka berpikir tidak pernah bahagia dan tidak akan bisa bahagia. Satu-satunya cara untuk mengusir Dementor, Harry Potter dan teman temannya harus mengeluarkan mantra yang bernama Patronus . Untuk mengeluarkan mantra Patronus dengan baik, Harry Potter dan teman teman harus mengingat tentang hal-hal yang membuat dia bahagia sambil mengarahkan tongkat sihirnya ke Dementor yang menyerangnya. Namun sepertinya Alana lupa cara merapalkan mantra patronusnya itu, bahkan ingatan tentang pengetahuan itu sudah ikut terbawa Omar diganti dengan kenangan kenangan bersama Omar yang tidak bisa Alana lupakan. * * * "jadi ini, laki laki yang kamu bela, laki - laki yang membuat kamu rela membangkang perintah mama?" Mama Shinta mulai mengakhiri masa toleransinya. Alana tidak bisa menjawab apapun, ia hanya diam membenarkan apa yang dikatakan Mama Shinta. Alana tidak memiliki alasan yang kuat untuk membela Omar, kekasih yang ia bela bela tiap waktu. kekasih yang digadang gadang akan membuat Alana bahagia. ternyata Alana salah terka, Alana merana. Alana kehilangan arah "sudah saatnya untuk kamu beranjak dari keterpurukan ini, Alana. bangun lagi harga dirimu, patah hati akan sembuh, hanya saja usahamu yang membuat ia tetap patah atau ingin ia segera pergi dan pulih kembali. Kamu bisa mengobati luka lukamu ini dengan mama, dengan Nic yang tidak diragukan lagi cintanya padamu" ucap Mama Shinta Alana memandang dalam dalam wajah Mama Shinta, wajah penuh kasih sayang yang tidak pernah ia lihat sebelum ini, wajah tulus yang tidak pernah ia tatap selama ini. "ma, boleh aku peluk mama?" Alana memeluk Mama Shinta dan menangis di pelukannya" Alana menyadari bahwa Alana masih memiliki cinta, bahwa Alana masih memiliki hati yang utuh, hati yang bisa menrima cinta yang lain,hati luka yang disebabkan kepergian Omar akan tertambal dan pulih dengan sendirinya ketika Alana mengeluarkan patronusnya, membuka kesempatan baru untuk laki laki yang mencintainya. "aku harus bergerak" tekad Alana dalam hati * * * Bersambung . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD