23. | Tantangan

1015 Words
Tawa bahagia menghiasi wajah Chindai, Chelsea, dan Salma. Marsha yang sedang berulang tahun dikerjai dengan tidak ditegur selama beberapa hari. Hanya Rafli di pihak Marsha, itu pun terbatas karena banyak spy. Sebuah fakta, Marsha dilarang orang tuanya dekat Rafli. Tak perlu diuraikan bagaimana mengenaskannya Marsha dijauhi, tetapi kini telah berganti tangis kebahagiaan. Ia bersyukur diberi sahabat yang selalu ada. “Thanks you so much. I love you all banyak-banyak!” seru Marsha sehabis meniup lilin berangka 15 yang dipegang Chelsea. “Your welcome. We love you too.” Salma membalas pelukan erat Marsha, lalu menyerahkan pisau plastik guna sesi selanjutnya. Marsha bergilir menyuapi kue, tak menghiraukan sisa jejak air mata di pipi. Ia benar-benar merasa terharu oleh kejutan manis yang didapatnya. “Pokoknya, kalian tanggung jawab. Gue mau balas dendam.” “Yeah, you’re our queen for today. You know what you do, right?” Marsha menyeringai lebar seakan telah menunggu hari ini tiba. Sesuai perjanjian lama, yang merayakan kelahiran bebas memilih siapa demi menuruti permintaan. “Well, I choose Chindai for doing my request.” Chindai mengerucutkan bibir, tahu Marsha mengincarnya sejak lama. Chelsea dan Salma bersorak heboh. “Gue ikhlas banget, Sha. Terima kasih, lho.” “Chindai siap, tuh, jadi tumbal.” Chindai mengelus d**a, berusaha sabar. “Yes, My Queen, I’m ready. What do you want to I do?” tanyanya bernada dongkol. “Only one request.” Marsha menaikkan sebelah alis, bertingkah elusif. “Just say that.” “Bilang suka ke Kak Bagas.” Suasana kamar Chelsea bising oleh seruan keempat gadis tersebut. Mata Chindai melebar sambil memukul kasur yang didudukinya, memandang tak percaya tiga sahabat laknatnya. “Kalian gila, ha? Big no!” “Wajib, Ndai,” kata Marsha licik. “Kalian pengen bunuh gue?” “Lo pernah suruh Salma nembak Fattah, dan aman-aman aja, kok. Enggak usah sok parno, ya, lo. Siapa tahu lo beruntung,” timpal Chelsea tanpa pikir panjang. Chindai tidak lupa. Ulang tahun yang membahagiakan bertambah karena berhasil membuat Salma dan Fattah jadian dengan embel-embel tantangannya. Namun, tetap saja Chindai tak siap disuruh melakukan serupa pada Bagas. “Besok atau kapan pun ketemu Kak Bagas di luar ekstrakurikuler musik, lo wajib bilang begitu.” Marsha menepuk belikat Chindai. “Kayak Salma tahun lalu.” Salma terkekeh, lalu berujar, “Kak Bagas, gue suka sama lo.” “No, please.” Chindai memohon, tetapi dibalas gelengan lainnya. “Gue rela ngapain aja, asal bukan itu.” “Ayo, taruhan. Apa yang bakal dijawab Kak Bagas?” Chelsea menunjuk Salma. “Tell us your opinion, Sal.” “Sori, Ndai, gue enggak bisa.” “Ditolak, dong.” Marsha tergelak sebelum lanjut berkata, “Gue juga suka sama lo.” Setelah itu, ia berdesis rendah. “Tapi bohong.” “Lanjut, Chels,” seru Salma, mengoper ke Chelsea. “Lo lawak, Ndai? Kasihan cewek gue kalau dengar.” “Kak Bagas aja jomlo.” Chindai berdecak gondok. Tak tahan ia bersuara, “Benar, ya, kata pepatah. Teman adalah musuh dalam selimut, lebih-lebih hater,” tuturnya gondok. Marsha balas cekikikan. “I’m your queen, okay. Just accept it. Are you ready?” *** Di lain pihak, Bagas bersama kedua sahabat laknatnya—Karel dan Randa sedang berada di taman, beristirahat sejenak sesudah joging memanfaatkan waktu santai di hari Minggu. Namun, situasi memanas karena pekikan Bagas terhadap paksaan Rio semalam berlanjut hingga membuatnya kesal. “Dengar, Bagas. Ini kesempatan besar lo!” “Paksaan lo enggak berpengaruh, Rio!” teriak Bagas, melempar asal botol mineral miliknya. “Jangan berharap banyak sama gue. Ogah banget!” “Gue suruh Chindai bujuk lo.” Rio masih berusaha total. “Coba aja, yang ada dia nurut apa kata gue,” ucap Bagas percaya diri. “Gue enggak bisa, Yo. Kapan-kapan aja, waktu gue enggak sibuk.” Dalam satu tekan, Bagas memilih sambungan sepihak. Rio menawarkan untuk menghadiri acara launching sebuah kafe milik teman laki-laki itu, tepatnya nanti malam tampil bernyanyi dengan Chindai. Bagas menolak, mengingat besok banyak tanggung jawab menghantui. “Coba terima,” kata Karel yang disetujui Randa lewat anggukan. Ia diam sejenak untuk menandaskan tegukan terakhir air mineralnya. “Enggak rugi tampil sama cewek cantik kayak Chindai.” Bagas menoleh cepat, mendapati kedua teman bodohnya menyengir sangat lebar. Ia juga menebak bahwa Randa paling mengagumi sosok Chindai. “Lo suka dia?” “Bodoh banget kalau enggak suka,” balas Randa santai. “Sudah cantik, imut, manis, pintar lagi. Menantu idaman Mama gue banget.” “Bunda juga pasti pengen punya menantu kayak si Manis,” sahut Karel, terkekeh geli. “Cemburu dia, Ran. Percaya sama gue.” Bagas mengacak rambutnya yang mulai panjang, dan dalam hati membodohi diri. “Jangan sekali-kali bertindak lebih,” ujar Bagas penuh peringatan. “Cukup gue terlambat bertindak. Awas lo juga.” “Maksud lo … lo dicampakkan Chelsea?” Bagi Bagas, siapa pun yang berani merendahkan harga diri Karel sudah tak waras. Di antara Randa dan dirinya, Karel bisa dibilang paling benar, nilai plus-nya merupakan ketua OSIS yang digilai Kaum Hawa. “Didekati aja enggak bisa,” ujar Randa sebab Karel tak juga merespons. “Doi ternyata ada yang punya. Sold out.” Karel menepuk kuat pundak Bagas. “Well, gue kasih lo peringatan awal. Gue dan Randa enggak main-main suka Chindai …, sumpah. Gue akui si manis cewek idaman, apalagi di mata keranjang cowok-cowok SMA Rajawali yang enggak bisa lo tutup pakai omong kosong cemburu.” “Gue enggak cemburu!” titah Bagas mati-matian Randa manggut-manggut, tetapi tidak dengan gelengan kepalanya. “Jadi, enggak masalah kalau gue dekati Chindai mulai sekarang? Misalnya, besok pulang bareng habis dia selesai kumpul ekstrakurikuler musik.” “Enggak!” “Lo siapa, heh?” “Enggak penting gue siapa Chindai.” Bagas beranjak dengan pikiran kalutnya yang juga membodohi diri sendiri. “Kemaren kalian ditolak, kan?” “Kapan?” “Pas dia cari gue.” Giliran Karel mendengkus kesal. Jadi, hal itu yang meningkatkan kepercayaan diri seorang Nathaniel Bagas Saputra. “Terus, menurut lo … si manis suka sama lo?” “Maybe.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD